Penentuan Level Tingkat Penerapan Program Keselamatan dan Pendekatan Risk Assessment

b. Dalam lingkungan kerja melebihi radius 25 meter atau pada tempat terbuka antara 50 – 300 meter, untuk emisi udara kurang dari 45 menit terlepas ke udara. c. Dalam lingkungan kerja antara 5 – 25 meter atau pada tempat terbuka dalam radius antara 25 – 50 meter, untuk emisi udara kurang dari 15 menit terlepas ke udara. d. Dalam lingkungan kerja radius 5 meter atau pada tempat terbuka dalam radius 25 meter, untu emisi udara kurang dari 5 menit terlepas ke udara. 3. Jangka waktu pemulihan, yaitu: a. Pemulihan memerlukan waktu lebih dari 3 bulan. b. Pulih dalam jangka waktu lebih dari 1 bulan dan kurang dari 3 bulan. c. Pulih dalam waktu antara 1 minggusampai 1 bulan d. Pulih dalam waktu kurang dari 1 minggu.

3.8. Penentuan Level Tingkat Penerapan Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja K3 8 Penentuaan level tingkat penerapan program K3 dilakukan dengan memetakan hasil perhitungan tingkat penerapan program K3 dan kategori kecelakaan kerja ke dalam Tabel 3.3. berikut. Ada 6 level tingkat penerapan program K3. Level 1 menunjukkan tingkat tertinggi dan level 6 merupakan level terendah. 8 Ibid. h. 105-106. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3. Level Tingkat Penerapan K3 TINGKAT IMPLEMENTASI T INGK ATK AN PENG ONT ROL AN DA N KE S E S UA IAN PROS E DU R HIJAU KUNING MERAH T INGK AT K E CE L AK AA N HIJAU Level 1 Aman Nyaman Level 2 Cukup Aman Level 4 Rawan KUNIN G Level 2 Cukup Aman Level 3 Hati-hati Level 5 Berbahaya M E RA H Level 4 Rawan Level 5 Berbahaya Level 6 Sangat Berbahaya PERBAIKI PROGRAM IMPLEMENTASIPROSES

3.9. Bahaya Hazard

9 Menurut L. M. Deshmukh dalam bukunya yang berjudul Industrial Safety Management: Hazard Identification and Risk Control, bahaya hazard adalah “A source or situation with potential to cause harm in term of human injury or ill health, damage to the environment or a combination of these”. Hazards berupa kondisi pasif yang dapat berasal dari dalam ataupun luar sistem, produk, fasilitas atau proses produksi itu sendiri, dimana ketika terjadi kontak maka akan berubah menjadi hazards yang berkondisi aktif yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Hazards primer atau utama adalah hazards yang biasa secara langsung dan segera menyebabkan: 9 Deshmukh, L. M. 2006. Industrial Safety Management: Hazard Identification and Risk Universitas Sumatera Utara 1. Kematian 2. Kerusakan peralatan, kendaraan, struktur atau fasilitas. 3. Degradasi kapabilitas fungsional terhentinya operasi dalam pabrik. 4. Kerugian material. Berikut beberapa kategori bahaya hazards dalam industri, yaitu: 1. Bahaya fisik Kebisingan, radiasi, pencahayaan, suhu panas. 2. Bahaya kimia Bahan-bahan berbahaya dan beracun, debu, uap kimia, larutan kimia. 3. Bahaya biologi Virus, bakteri, jamur, dan parasit. 4. Bahaya ergonomi Ruangan sempit dan terbatas, pengangkatan barang, mekanik, cahaya tidak memadai. 5. Bahaya mekanis Permesinan dan peralatan. 6. Bahaya psiko-sosial Pola gilir kerja shift kerja, pengorganisasian pekerjaan, jam kerja panjang, dan truma. 7. Bahaya lingkungan sekitar Gelap, permukaan tidak rata, kemiringan, kondisi permukaan berlumpur dan basah, cuaca. Universitas Sumatera Utara 8. Bahaya tingkah laku Ketidakpatuhan terhadap standar, kurang keahlian, tugas baru tidak rutin.

3.9.1. Identifikasi Bahaya dan Resiko

10 Untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya khusus yang berhubungan dengan pekerjaan, maka dapat dimulai dengan mencari bahaya-bahaya. Tujuannya adalah mengidentifikasi semua bahaya, baik yang dihasilkan dari lingkungan maupun dari yang berhubungan dengan prosedur kerja. Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan identifikasi bahaya dan resiko adalah melakukan penilaian setiap laporan survei atau inspeksi K3 atau lingkungan yang berhubungan dengan lokasi. Sumber-sumber tambahan yang mungkin dapat digunakan untuk mengidentifikasi resiko antara lain: 1. Analisis prosedur kerja yang dilaksanakan pada atau didekat lokasi kerja. 2. Laporan kecelakaan atau insiden dari area umum dilokasi. 3. Laporan pengamatan kerja. 4. Peraturan kerja khusus di lokasi. 5. Kebutuhan alat pelindung diri.

3.10. Pendekatan Risk Assessment

Asfahl 1999 menyatakan bahwa perangkingan hazards akan lebih berguna jika bobot ditempatkan pada kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kejadian. Hazards yang dikatakan fatal jika berdampak yang parah severe. Studi 10 Rijanto, B. Boedi. 2011. Pedoman Kecelakaan Kerja di Industri. Jakarta: Mitra Wacana Media. h. 260-262. Universitas Sumatera Utara analisa resiko dimana Angkatan Udara Amerika Serikat telah menetapkan “Risk Assessment Codes RAC”. Sistem RAC mempertimbangkan 4 level kepaarahan kecelakaan dan 4 level kemungkinan kecelakaan, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3.4. sebagai berikut: Tabel 3.4. Risk Assessment Code Risk Assessment Code Matrix RAC Probability Code Severity Code Frequent A Immediate danger to health and safety of the public, staff or property and resources. Likely B Probably will occur in time if not corrected, or probably will occur one or more times. Occasional C Possible to occur in time if not corrected. Rarely D Unlikely to occur; mayassume exposure, will not occur. Catastrophic Imminent and immediate danger ofdeath or permanentdisability. I 1 CRITICAL 1 2 3 Critical Permanent partial disability, temporary total disability. II 1 2 SERIOUS 3 4 Significant Hospitalized minor injury, reversible illness. III 2 3 MODERATE 4 MINOR 5 Minor First aid or minor medical treatment. IV 3 4 5 5 NEGLIGIBLE Sumber : Risk Assessment Code RAC Severity Code, yaitu: I. Kematian atau ketidakmampuan bekerja secara keseluruhan yang permanen, kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran lebih dari Rp. 1.000.000.000,-. II. Ketidakmampuan parsial yang permanen, ketidakmampuan bekerja keseluruhan yang sementara yang lebih dari 3 bulan, kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran Rp. 200.000.000,- atau lebih tetapi kurang dari Rp. 1.000.000.000,-. Universitas Sumatera Utara III. Kecelakaan dengan hilangnya hari kerja, kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran Rp. 10.000.000,- atau lebih tetapi kurang dari Rp. 200.000.000,-. IV. Pertolongan pertama atau perawatan medis sederhana, kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran kurang dari Rp. 10.000.000,- atau pelanggaran terhadap persyaratan dalam suatu standar. Probability Code, yaitu: A. Mungkin terjadi dengan segera atau dalam jangka waktu yang singkat. B. Kemungkinan besar akan terjadi. C. Kemungkinan kecil akan terjadi D. Mungkin tidak terjadi. Definisi Risk Assessment CodeRAC, yaitu: 1. “critical” : bahaya yang mengancam. 2. “serious” : bahaya serius. 3. “moderate” : bahaya sedang. 4. “minor” : bahaya kecil. 5. “negligible” : tidak perlu diperhatikan.

3.11. Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control HIRARC