SKMHT  dibuat  oleh  notaris  atau  PPAT  yang  bersangkutan  dalam  dua  rangkap. Semuanya asli in originali, ditandatangani oleh pemberi kuasa, penerima kuasa, 2 orang
saksi  dan  notaris  atau  PPAT  yang  bersangkutan.  Lembar  lainnya  diberikan  kepada penerima kuasa untuk keperluan pemberian Hak Tanggungan dan pembuatan APHT-nya.
Pembuatan  APHT  oleh  PPAT  atas  dasar  surat  kuasa  yang  bukan  merupakan SKMHT  in  originali  yang  bentuknya  ditetapkan  oleh  Menteri  Negara  AgrariaKepala
BPN,  meruakan  cacat  hukum  dalam  proses  pembebanan  hak  tanggungan.  Biarpun  telah dilaksanakan  pendaftarannya,  keabsahan  hak  tanggungan  yang  bersangkutan  tetap
terbuka  kemungkinan  untuk  digugat  oleh  pihak-pihak  yang  dirugikan.  Kreditur  yang dirugikan  dapat  menuntut  ganti  kerugian  kepada  PPAT  dan  notaris  yang  bersangkutan.
Setiap  tanah  yang  sudah  menjadi  objek  hak  tanggungan  kedudukannya  menjadi  milik debitur  dan  kreditur  secara  bersama-sama,  dan  kreditur  mempunyai  prioritas  pertama
untuk menjadi pemilik jika debitur wanprestasi dalam memenuhi kewajibannya terhadap pembayaran hutangnya tersebut.
61
C. Hapusnya Hak Tanggungan
1. Sebab-sebab hapusnya Hak Tanggungan
Hal-hal  yang menyebabkan hapusnya hak tanggungan ditentukan dalam Pasal 18 ayat  1  UUHT.  Menurut  Pasal  18  ayat  UUHT  tersebut.  Hak  tanggungan  hapus  karena
hal sebagai berikut :
a. Hapusnya utang yang dijamin dengan hak tanggungan
61
Hasil  wawancara  dengan    Rudi  Aroha  Aroha  Sitepu,  SH,  Notaris  di  kota  Medan,  tanggal  15 Mei 2010.
Universitas Sumatera Utara
b. Dilepaskannya hak tanggungan oleh pemegang hak tanggungan
c. Pembersihan  hak  tanggungan  berdasarkan  penetapan  peringkat  oleh  Ketua
Pengadilan Negeri d.
Hapusnya hak atas tanah yang dibebaskan hak tanggungan Ketentuan  Pasal  18  ayat  1  UUHT  tersebut  dapat  diketahui  bahwa  hak
tanggungan  dapat  sengaja  dihapuskan  dan  dapat  pula  hapus  karena  hukum.  Hak tanggungan dapat dihapuskan karena dilepaskannya hak tanggungan oleh pemegang hak
tanggungan  karena  dilakukan  pembersihan  hak  tanggungan  berdasarkan  penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri. Sedangkan hak tanggungan dapat hapus karena
hukum karena hapusnya utang yang dijamin dengan hak tanggungan an karena hapusnya hak atas tanah yang dibebankan hak tanggungan.
Karena hak tanggungan merupakan jaminan hutang  yang pembebanannya adalah untuk  kepentingan  kreditur  pemegang  hak  tanggungan,  maka  hak  tanggungan  hanya
dapat dihapuskan oleh kreditur pemegang hak tanggungan sendiri. Sedangkan pemberi hak tanggungan tidak mungkin dapat membebaskan hak tanggungan itu.
Sesuai  dengan  sifat  hak  tanggungan  yang  accessoir,  adanya  hak  tanggungan bergantung  kepada  adanya  piutang  yang  dijamin  pelunasannya  dengan  hak  tanggungan
itu. Oleh karena itu, apabila piutang itu hapus karena pelunasan atau karena sebab-sebab hak tanggungan yang bersangkutan hapus juga.
Hapusnya  hak  tanggungan  karena  pembersihan  hak  tanggungan  berdasarkan penetapan  peringkat  oleh  Ketua  Pengadilan  Negeri  adalah  berkaitan  dengan  ketentuan
Pasal  19  ayat  1  dalam  suatu  pelelangan  umum  atas  perintah  Ketua  Pengadilan  Negeri maupun dalam jual beli sukarela, dapat meminta kepada pemegang hak tanggungan agar
Universitas Sumatera Utara
benda  yang  dibelinya  itu  dibersihkan  dari  segala  beban  hak  tanggungan  yang  melebihi harga pembelian.
Apabila objek hak tanggungan dibebani lebih dari satu hak tanggungan dan tidak terdapat kesepakatan diantara pemegang hak tanggungan tersebut mengenai pembersihan
objek  hak  tanggungan  dari  beban  yang  melebihi  harga  pembeliannya  sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 ayat 1 UUHT itu. Dalam hal demikian, menurut Pasal 19 ayat
3  UUHT,  pembeli  benda  tersebut  dapat  mengajukan  permohonan  kepada  Kepala Pengadilan  Negeri  yang  daerah  hukumnya  meliputi  letak  objek  hak  tanggungan  yang
bersangkutan  untuk  menerapkan  pembersihan  itu  dam  sekaligus  menetapkan  ketentuan mengenai pembagian hasil penjualan lelang diantara para yang berpiutang dan peringkat
mereka menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun,  menurut  Pasal  19  ayat  4  UUHT,  permohonan  pembersihan  hak
tanggungan dari hak tanggungan yang membebaninya sebagaimana dimaksud pada Pasal 19  ayat  3  UUHT  tersebut,  tidak  dapat  dilakukan  oleh  pembeli  benda  tersebut  apabila
pembelian atas benda itu dijual dengan jual beli sukarela dilakukan berdasarkan jual beli sukarela  antara  pembeli  dan  pembeli  hak  tanggungan,  yaitu  pemilik  objek  hak
tanggungan dan dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan para pihak telah  dengan  tegas  dengan  memperjanjikan  bahwa  objek  hak  tanggungan  tidak  akan
dibersihkan  dari  beban  hak  tanggungan  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  11  ayat  2 huruf f UUHT. Mengenai hak dimaksudkan dengan janji untuk tidak membersihkan hak
tanggungan sebagai mana dimaksud dalam pasal 11 ayat 2 huruf f UUHT tersebut. Sekalipun  tidak  tentukan  secara  eksplisit  di  dalam  UUHT  mengenai  apa  yang
dapat  ditempuh  oleh  pembeli  apabila  pemegang  hak  tanggungan  dalam  hal  hanya  ada
Universitas Sumatera Utara
satu hak tanggungan yang dibebankan atas objek hak tanggungan ternyata tidak bersedia memberikan  persetujuan  memberikan  surat  persetujuan  agar  benda  yang  dibeli  oleh
pembeli  itu  dibersihkan  dari  segala  beban  hak  tanggungan  yang  melebihi  hak pembelian.
62
Karena  itu,  sejalan  dengan  asas  yang  ditentukan  dalam  pasal  19  ayat  3 UUHT,  pembeli  dapat  mengajukan  permohonan  kepada  Ketua  Pengadilan  Negeri  yang
daerah  hukumnya  meliputi  hak  tanggungan  itu  pelelangan  hukum  ini  tidak  ada pembelinya.  Siapa  yang  akan  ikut  menjadi  pembeli  dari  pelelangan  umum  mengingat
sudah menjadi kenyataan di dalam praktik, bahwa harga penjual pelelangan umum sering tidak  dapat  terjadi  pada  nilai  harga  pasar  dari  objek  hak  tanggungan  itu.  Pembeli  lelang
selalu  ingin  memperoleh  kesempatan  membeli  dengan  harga  murah  di  bawah  harga pasar.
Mengenai  hapusnya  hak  tanggungan  karena  hapusnya  hak  atas  tanah  yang dibebankan hak tanggungan adalah logis, karena keberadaan suatu hak tanggungan hanya
mungkin  bila  telah  atau  masih  ada  objek  yang  dibebani  dengan  hak  tanggungan  itu.
63
Objek  dari  hak  tanggungan  adalah  hak-hak  atas  tanah  yang  berupa  hak  milik,  hakguna usaha, hak guna bangunan dan hak bangunan dan hak pakai atas tanah negara. Karena itu,
hak tanggungan akan hapus apabila hak-hak atas tanah itu hapus atau berakhir. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa hak tanggungan dapat dengan sengaja di
hapuskan, baik atas kehendak dari pemegang hak tanggungan itu sendiri maupun karena pembersihan berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri. Hapusnya hak tanggungan
karena  dilepaskan  oleh  pemegangnya  dilakukan  dengan  pemberian  pernyataan  tertulis
62
St.  Remy  Syahdeni,  Hak  Tanggungan,  Asas-Asas  dan  Permasalahan  Yang  Dihadapi Perbankan,  Suatu  Kajian  Mengenai  Undang-Undang  Hak  Tanggungan,
Bandung,  Alumni,  1999,  hal. 146.
63
Ibid
Universitas Sumatera Utara
mengenai  dilepaskannya.  Hak  tanggungan  tersebut  oleh  pemegang  hak  tanggungan kepada pemberian hak tanggungan Pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Hak Tanggungan.
2. Pencoretan Hak Tanggungan