Yaitu  penilaian  terhadap  kemampuan  calon  debitur  untuk  memperoleh  keuntungan dalam usahanya.
5. Protection
Ini  merupakan  analisis  terhadap  sarana  perlindungan  terhadap  kreditur.  Disini dianalisis  tentang  cukup  tidaknya  jaminan  yang  diberikan  oleh  calon  debitur  sebagai
upaya pengamanan.
74
Sedangkan prinsip 3 R terdiri atas : 1.
Returns Disini  dilakuikan  penilaian  terhadap  hasil  usaha  yang  akan  dapat  dicapai  oleh  calon
debitur.  Terhadap  hasil  yang  akan  dapat  dicapai  oleh  debitur  ini  dianalisis  atas kemungkinan pengembalian kredit beserta bunganya.
2. Repayment
Disebut  juga  pembayaran  kembali,  kemampuan  debitur  untuk  mengembalikan  kredit harus sudah dapat diperkirakan oleh pihak analis.
3. Risk bearing ability
Disini  dianalisis  tentang  kemampuan  calon  debitur  untuk  menanggung  risiko.  Ini dikaitkan  dengan  kemungkinan  terjadinya  kegagalan  pada  usaha  calon  debitur,  disini
dinilai  juga  kemampuan  debitur  untuk  menutup  kemungkinan  terjadinya  kerugian yang mungkin terjadi karena hal-hal yang tidak dapat diperkirakan semula.
75
Setelah melewati tahapan tersebut, bank masuk analisis kredit. Dalam hal ini akan diketahui  apakah  permohonan  kredit  dapat  dipertimbangkan  atau  tidak.  Segala  berkas
maupun  formulir-formulir  mengenai  permohonan  kredit  beserta  lampiran-lampiran  atau dokumen-dokumen harus dilakukan secara rahasia.
2. Jenis-jenis Kredit
Kredit khususnya kredit perbankan terdiri dari beberapa jenis. Dalam hal ini jenis kredit  yang  ada  digariskan  sesuai  dengan  tujuan  pembangunan.  Semula  kredit
berdasarkan  kepercayaan  murni  yaitu  berbentuk  perorangan  karena  kedua  belah  pihak saling  mengenal.  Dengan  perkembangan  waktu,  maka  perkreditan  perorangan  semakin
74
Muhammad Jumhana., Op cit., hal 95.
75
Ibid, hal. 134.
Universitas Sumatera Utara
mengecil  perannya  digantikan  oleh  peran  kredit  dari  lembaga  keuangan.  Dalam  sektor perkreditan  perbankan  ini  akhirnya  berkembang  pula  unsur-unsur  lain  yang  menjadi
landasan  kegiatan  perkreditan  tersebut,  sehingga  selanjutnya  berkembang  berbagai  jenis kredit seperti yang ada sekarang.
Jenis  kredit  perbankan  dpat  dibedakan  dengan  mengacu  kepada  kriteria  tertentu. Pengklasifikasian jenis-jenis kredit tersebut bermula dari klasifikasi yang dijalankan oleh
perbankan  dalam  rangka  mengontrol  portofolio  kredit  secara  efektif.  Dari  kegiatan pengklasifikasian tersebut, maka saat ini dikenal jenis-jenis kredit yang didasarkan pada :
76
1. Kelembagaannya;
2. Jangka waktunya;
3. Penggunaan kredit
4. Kelengkapan dan keterkaitan dengan dokumen yang dibutuhkan;
5. Aktifitas perputaran usaha;
6. Jaminannya;
7. Atau dari berbagai krediteria lainnya.
Pengelompokan kredit dengan melihat jenisnya tersebut tidaklah merupakan suatu yang  kaku,  pengelompokan  tersebut  hanyalah  untuk  mempermudah  dalam
penatalaksanaannya,  karena  pada  dasarnya  kredit  tersebut  mempunyai  suatu  kesamaan yang  asasi,  maksudnya  satu  jenis  kredit  dapat  saja  dimasukkan  dalam  beberapa
pengklasifikasian,  misalnya  kredit  investasi  termasuk  jenis  kredit  produktif  tetapi  juga dapat  dimasukkan  jenis  kredit  menengah  atau  kredit  jangka  panjang  apabila  dilihat  dari
jangka waktunya. a.
Jenis kredit menurut kelembagaan
77
76
Ibid, hal. 373-383
77
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Pengelompokan  dengan  kriteria  kelembagaannya,  berarti  terkait  sebagai  pihak pemberi dan pihak penerima kredit terutama menyangkut struktur kelembagaan pelaksana
kredit itu sendiri. Adapun jenis kredit dengan menurut kriteria kelembagaan, terdiri dari : Kredit  perbankan  yang  diberikan  oleh  Badan  Usaha  Milik  Negara  BUMN  atau  bank
swasta kepada masyarakat untuk kegiatan usaha dan atau konsumtif. Kredit ini diberikan kepada  dunia  usaha  untuk  ikut  membiayai  sebagian  kebutuhan  permodalan  dan  atau
kepada  individu  untuk  membiayai  pembelian  kebutuhan  hidup  yang  berupa  barang maupun jasa.
1 Kredit  likuidasi,  yaitu  kredit  yang  diberikan  oleh  bank  sentral  kepada  bank-bank
yang  beroperasi  di  Indonesia,  yang  selanjutnya  digunakan  sebagai  dana  untuk mebiayai kegiatan pengkreditannya. Pelaksanaan kredit ini, merupakan operasi Bank
Indonesia  dalam  rangka  pelaksanaan  tugasnya  yang  diemban  sebagai  bank  sentral menurut ketentuan perundang-undangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 10 dan
Pasal  11  Undang-Undang  Nomor  23  Tahun  1999  tentang  Bank  Indonesia,  yaitu bahwa  pemberian  kredit  atau  pembiayaan  berdasarkan  prinsip  syariah  kepada  bank
bank  likuiditas  dimaksudkan  hanya  dilakukan  untuk  mengatasi  kesulitan  bank karena adanya ketidaksesuaian antara arus dana masuk yang lebih kecil dibandngkan
arus dana keluar. 2
Kredit  langsung.  Kredit  ini  diberikan  oleh  Bank  Indonesia  kepada  lembaga pemerintah  atau  semi  pemerintah  kredit  program,  misalnya  Bank  Indonesia
memberikan  kredit  langsung  kepada  Bulog  dalam  rangka  pelaksanaan  program pengadaan  pangan  atau  pemberian  kredit  langsung  kepada  Pertamina  atau  pihak
ketiga  lainnya.  Namun  berdasarkan  ketentuan  Undang-Undang  Nomor  23  Tahun
Universitas Sumatera Utara
1999 tentang Bank Indonesia, tidak dapat dilakukan lagi sebagaimana disebut dalam Pasal  56  ayat  1  yaitu  Bank  Indonesia  dilarang  memberikan  kredit  kepada
pemerintah. Apabila terjadi suatu perjanjian pemberian kredit Bank Indonesia kepada pemerintah, maka perjanjian tersebut batal demi hukum.
3 Kredit  pinjaman  antar  bank,  kredit  ini  diberikan  oleh  bank  yang  kelebihan  dana
kepada bank  yang kekurangan dana. Peminjaman modal ini merupakan sarana  yang paling  gampang  dilakukan  oleh  bank  yang  memerlukan  tambahan  dana  baik  dalam
keadaan  darurat  maupun  dalam  keadaan  biasa  dalam  arti  sekedar  memerlukan  dana untuk dapat diputar kembali.
Pinjam-meminjam  dana  antar  bank  merupakan  tranksasi  umum  dan  biasa dilakukan setiap hari kerja bank, baik antar bank di dalam negeri maupun antar bank luar
negeri  yang  semuanya  berdasarkan  mekanisme  pasar  uang  money  market.  Dalam prakteknya  pinjaman  antar  bank  tidak  terikat  hanya  dengan  bank  di  dalam  negeri  saja,
melainkan juga dapat terkait dengan antar bank luar negeri. Dalam  pembahasan  pengelompokan  jenis  kredit  berdasarkan  kelembagaannya,
selain  itu  terdapat  bentuk  kredit  sindikasi,  juga  dikenal  pula  kredit  konsorsium.  Secara garis  besarnya  bentuk  tersebut  mempunyai  arti  yang  sama  yaitu  pembiayaan  secara
bersama-sama berdasarkan perjanjian tertentu memberikan kredit kepada debitur. Pemberian kredit kepada usaha kecil dapat pula terkait kelembagaan yang berupa
joint  financing pembiayaan  bersama  atau  penerusan  kredit  channeling.  Dengan
demikian, maka dalam pemberian kredit seperti itu paling tidak ada dua perjanjian, yaitu satu  perjanjian  kredit  antara  bank  sebagai  lembaga  sumber  dana  dan  kedua  perjanjian
antar bank sebagai pemberi dana kreditur dengan perusahaan debitur.
Universitas Sumatera Utara
b. Jenis kredit menurut jangka waktu
78
Dari segi jangka waktunya, jenis kredit meliputi : 1
Kredit  jangka  pendek  short  term  loan,  yaitu  kredit  yang  berjangka  waktu maksimum  1  satu  tahun.  Bentuknya  dapat  berupa  kredit  rekening  koran,  kredit
penjualan,  kredit  pembeli  dan  kredit  wessel,  juga  dapat  berbentuk  kredit  modal kerja yaitu kredit untuk membiayai kebutuhan modal kerja usaha.
2 Kredit jangka menengah medium term loan, yaitu kredit berjangka waktu antara
1  satu  tahun  sampai  3  tiga  tahun,  bentuknya  dapat  berupa  investasi  jangka menengah.
3 Kredit  jangka  panjang  yaitu  kredit  berjangka  waktu  lebih  dari  3  tiga  tahun.
Biasanya  jangka  waktu  pengembalian  kredit  ini  antara  3  sampai  5  tahun.  Kredit jangka  panjang  ini  pada  umumnya  yaitu  kredit  investasi  bertujuan  menambah
modal  perusahaan  dalam  rangka  untuk  melakukan  rehabilitasi,  ekspansi  dan pendirian proyek baru.
c. Jenis kredit menurut penggunaannya
Dari segi tujuan penggunaan kredit, jenis kredit ini terdiri dari ;
79
1 Kredit  konsumtif  yaitu  kredit  yang  diberikan  oleh  bank  pemerintah  atau  bank
swasta    kepada  perseorangan  untuk  mebiayai  keperluan  konsumsinya  seperti kebutuhan  sehari-hari.  Kredit  konsumtif  digunakan  untuk  kebutuhan  sehari-hari.
Dalam  kredit  ini  tidak  ada  pertambahan  barang  dan  jasa  yang  dihasilkan  karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.
2 Kredit produktif baik kredit investasi maupun kredit ekspansi.
78
Ibid.
79
Kasmis, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2000, hal. 110.
Universitas Sumatera Utara
Kredit  investasi  yaitu  kredit  yang  ditujukan  untuk  penggunaan  sebagian pembiayaan modal tetap, yaitu peralatan produksi, gudang dan mesin-mesin, juga
untuk  mebiaya  rehablitasi  dan  ekspansi,  relokasi  proyek  atau  pendirian  proyek baru.
Perpaduan  antara  kredit  konsumtif  dan  kredit  produktif  disebut  kredit  semi konsumtif dan semi produktif. Gabungan dari jenis kredit dari segi penggunaannya tidak
memberikan batasan yang jelas dan tegas.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA KECIL
A. Tinjauan Usaha Kecil
Usaha  kecil  dalam  tatanan  pembangunan  nasional  adalah  bagian  integral  dunia usaha yang merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang kedudukan, potensi, dan perannya
yang  strategis  untuk  mewujudkan  struktur  perekonomian  yang  semakin  seimbang berdasarkan  demokrasi  ekonomi,  sehingga  hal  ini  perlu  mendapat  perhatian  dan
perlindungan dari pemerintah untuk tetap memberdayakan dan melindunginya. Regulasi yang mengatur tentang usaha kecil diatur dalam Undang-Undang Nomor
9  Tahun  1995,  namun  setelah  berlakunya  Undang-Undang  Nomor  20  Tahun  2008, Undang-Undang  Nomor  9  Tahun  1995  dicabut  atau  tidak  berlaku  lagi.  Namun,  dalam
undang-undang  baru  tersebut,  istilah  usaha  kecil  digabung  menjadi  usaha  mikro,  kecil dan  menengah  dan  untuk  membedakan  mana  usaha  mikro,  kecil  dan  menengah  diatur
dalam pasal undang-undang tersebut. Dalam  Undang-Undang  Nomor  20  Tahun  2008  tentang  Usaha  Mikro  Kecil  dan
Menengah secara tegas telah adanya pendefenisian pemisahaan klasifikasi usaha. Dalam Pasal 1 UU Nomor  20 Tahun 2008 tersebut menyebutkan bahwa :
80
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha
perorangan  yang memenuhi kreteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang undang ini.
2. Usaha  Kecil  adalah  usaha  ekonomi  produktif  yang  berdiri  sendiri,  yang  dilakukan
oleh  orang  perorangan  atau  badan  usaha  yang  bukan  merupakan  anak  perusahaan atau  bukan  cabang  perusahaan  yang  dimiliki,  dikuasai  atau  menjadi  bagian  baik
80
Lihat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
langsung  maupun  tidak  langsung  dari  usaha  menengah  atau  usaha  besar  yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang undang ini.
3. Usaha  menengah  adalah  usaha  ekonomi  produktif  yang  berdiri  sendiri,  yang
dilakukan  oleh  orang  perorangan  atau  badan  usaha  yang  bukan  merupakan  anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan  bersih  atau  hasil  penjualan  tahunan  sebagaimana  diatur  dalam  undang-
undang ini. Dalam  perkembangannya,  penyaluran  kredit  pada  usaha  mikro,  kecil  dan
menengah memperlihatkan kecenderungan kurang signifikan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan penyaluran kredit usaha kecil, dilaporkan oleh Ikhwuakam Diaku bahwa 96
modal usaha kecil berasal dari simpanan sendiri, 3  berasal dari keluarga dan teman, sedangkan  sisanya  berasal  dari  perbankan.
81
Hal  ini  menunjukkan  bahwa  pendanaan untuk  usaha  kecil  sebahagian  besar  masih  berasal  dari  pengusaha  yang  bergerak  dalam
bidang  usaha  kecil  sendiri.  Hal  ini  terkait  dengan  dugaan  besarnya  resiko  dan ketidapastian  usaha-usaha  kecil.  Dapat  juga  diartikan  bahwa  keluarga  dan  teman
merupakan  sumber  dana  berpotensi  karena  faktor  resiko  dan  kepastian  dapat  dikurangi dengan pertimbangan kekerabatan dan hubungan yang dekat.
Satu  hal  yang  perlu  dicermati  dalam  sejarah  krisis  monoter  yang  terjadi  di Indonesia  tahun  1997  menunjukkan  bahwa  terbukti  sektor  Usaha  Mikro,  Kecil  dan
Menengah  UMKM  mampu  bertahan  kuat  dari  krisis  moneter  dibandingkan  dengan sektor  korporasi.  Unit  usaha  mikro,  kecil  dan  menengah  di  Indonesia    diperkirakan
81
Zulkarnain Lubis, Koperasi, Untuk Ekonomi Rakyat, Citapusaka Media Perintis, Bandung, 2008 hal. 112.
Universitas Sumatera Utara
mencapai  40  juta  unit.  Tingkat  penyediaan  tenaga  kerjanya  hampir  sekitar  99,9  persen dan  kontribusi  terhadap  GDB  Gross  Domestik  Bruto  mencapai  60  persen.
82
Ini disebabkan karena UMKM berbasis pada potensi sumber daya lokal dan tidak bergantung
pada  bahan  baku  import.  Hal  inilah  yang  menyebabkan  sektor  ini  tetap  ada  dan  mampu bertahan serta menyerap tenaga kerja secara maksimal karena lebih bersifat padat karya.
Kemampuan  usaha  kecil  selama  ini  menyerap  tenaga  kerja,  mewujudkan  pemerataan serta  menghasilkan  devisa,  juga  posisinya  yang  strategis,  mendorong  pemerintah  untuk
ikut mendukung serta mengembangkan sektor usaha mikro, kecil dan menengah yang ada di Indonesia .
1. Usaha Kecil.
Dalam  Undang-Undang  Nomor    20  Tahun    2008,  tentang  Usaha  Kecil  dan Menengah, menyebutkan bahwa  secara rinci  kriteria dan karakteristik usaha kecil dapat
dicirikan sebagai berikut : a.
Usaha produktif milik warga negara Indonesia,
83
yang berbentuk badan usaha orang perorangan,  badan  usaha  yang  tidak  berbadan  hukum,  atau  badan  usaha  berbadan
hukum termasuk koperasi. b.
Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan usaha menengah atau
besar.
82
M. Thohar, Membuka Usaha Kecil, Yogyakarta, Penerbit Kanius, 1999, hal. 13
83
Usaha  Produktif  menurut  Keputusan  Menkeu  Nomor  40KMK  062003  tentang  Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil Adalah usaha pada  semua sektor ekonomi yang dimaksudkan untuk dapat
memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan usaha.
Universitas Sumatera Utara
c. Memiliki  kekayaan  bersih  paling  banyak  Rp.  200  juta,  tidak  termasuk  tanah  dan
bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100 juta per tahun.
Sedangkan  menurut  Keputusan  Menteri  Keuangan  Kemenkeu  Nomor 571KMK  032003  mendefenisikan  bahwa  pengusaha  kecil  adalah  pengusaha  yang
selama  satu  tahun  buku  melakukan  penyerahan  barang  kena  pajak  danatau  jasa  kena pajak dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tak lebih dari 600  juta
Rupiah. Sementara  itu,  sebagaimana  telah  diubah  dalam  Pasal  6  Undang-Undang  Nomor
20  Tahun  2008  tentang  UMKM  menyebutkan  secara  terperinci  mengenai  kriteria UMKM, yakni kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000.- lima puluh juta Rupiah tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau b.
Memiliki  hasil  penjualan  tahunan  lebih  dari  Rp.  300.000.000.-  tiga  ratus  juta Rupiah.
Kegiatan  ekonomi  rakyat  yang  merupakan  bagian  integral  dunia  usaha  mikro, kecil dan mempunyai kedudukan, potensi dan peran strategis untuk mewujudkan struktur
perekonomian  nasional  yang  semakin  seimbang  dan  pemerataan  pembangunan berdasarkan  demokrasi  ekonomi.  Sektor  usaha  mikro  kecil  menjadi  fokus  pemerintah
untuk  lebih  diberdayakan  dan  dikembangkan  secara  optimal  karena  dipandang  mampu bertahan dari pada pengusaha besar pada saat krisis ekonomi di Indonesia tahun 1997. Di
Universitas Sumatera Utara
samping  itu,  sektor  ini  mampu  menyerap  tenaga  kerja  karena  lebih  cenderung  padat karya.
84
2. Kelebihan Usaha Kecil