BAB II KEDUDUKAN JAMINAN TANAH DALAM PEMBERIAN KREDIT
KEPADA USAHA KECIL
A. Kedudukan Jaminan Tanah
Pada dewasa ini hak atas tanah merupakan objek jaminan kredit yang paling disukai oleh bank, sebab tanah dianggap lebih bernilai secara ekonomis. Lembaga
jaminan yang dibebankan atas tanah dan bangunan oleh bank adalah hak tanggungan. Patut dikemukakan, bahwa kreditur selalu harus waspada, agar ia dikemudian hari tidak
mendapatkan kesulitan dalam mengeksekusi atau menjual tanah dan bangunan tersebut. Sertifikat sebagai bukti yang kuat, karena dalam sertifikat itulis mengenai jenis hak
pemegang hak serta peristiwa hukum yang penting sehubungan dengan tanah tertentu, dan karena semuanya itu diisi oleh pejabat yang berwenang, maka apa yang dibaca dalam
sertifikat harus dianggap benar. Alat pembuktian yang kuat berarti bahwa sertifikat bukanlah satu-satunya
pembuktian yang ada tentang sahnya peralihan hak serta lahirya hakitu. Bukti sertifikat belum berlaku sempuma bagi pihak ketiga, hal ini dikarenakan pihak ketiga masih dapat
melihat dengan bebas mengenai kepemilikan hak atas tanah pada daftar-daftar umum di Kantor Pertanahan setempat. Ini memungkinkan mengingat adanya azas keterbukaan
publiciteit dalam Hukum Agraria. Jadi daftar umum tersebut ini mempunyai kekuatan
sebagai bukti juga, selain sertifikat. Dengan kenyataan tersebut maka apabila di atas sebuah tanah belum bersertifikat,
maka jelasnya maka keberadaan hak seseorang atas tanah tersebut belum begitu kuat. Namun, berdasarkan kenyataan tersebut maka kedudukan jaminan tanah yang belum
bersertifikat dalam dunia perbankan yang dibatasi pada PT. Bank Sumut Cabang
Universitas Sumatera Utara
Pembantu Kampung Lalang- Sunggal, dapat dijadikan jaminan kredit, tetapi meskipun demikian dibutuhkan alas hak lainnya yang ditanda tangani oleh Camat dimana tanah
tersebut berada. Jadi praktek perbankan khususnya dalam hal menjadikan sebuah tanah belum
bersertifikat sebagai jaminan kredit dapat diajukan ke PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Kampung Lalang-Sunggal, dengan turut menyertakan sebagai bahan lampiran tentang
Pajak Bumi dan Bangunan atas tanah tersebut. Jika tidak ada PBB-nya maka dapat diajukan dalam bentuk surat keterangan dari pihak kelurahandesa dimana tanah tersebut
tentang PBB atas tanah tersebut belum diterbitkan. Selain PBB syarat lainnya yang dibutuhkan adalah surat keterangan dari pihak kelurahandesa tentang tidak adanya
sengketa atas tanah tersebut dan riwayat tanah.
46
Keberadaan jaminan tanah yang belum bersertifikat dapat diajukan sebagai jaminan kredit, tetapi nilai kredit yang dimohonkan dengan hak atas tanah yang belum
bersertifikat menjadi turun dan kurang memiliki harga apabila dibandingkan dengan tanah yang telah bersertifikat.
Beberapa aspek yuridis yang merupakan kondisi dari kekuatan pendaftaran dan penerbitan sertifikat hak tanggungan sebagai jaminan kredit kepada usaha kecil dalam
menerima hak atas tanah sebagai objek jaminan kredit adalah : 1.
Segi kepemilikan tanah yang dijadikan objek jaminan. 2.
Pemeriksaan sertifikat tanah dan kebenaran letak tanah yang dijadikan objek jaminan.
3. Segi kewenangan untuk membebankan hak tanggungan atas tanah yang dijadikan
46
Hasil wawancara dengan Zol Alfani Khairi, Legal Office PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Kampung Lalang, tanggal 7 Juli 2010.
Universitas Sumatera Utara
objek jaminan. 4.
Segi kemudahan untuk melakukan eksekusi atau penjualan tanah yang dijadikan objek jaminan.
5. Segi kedudukan bank sebagai kreditor yang preferen
Walaupun kedudukan tanah yang belum bertifikat dapat dijadikan jaminan collateral
kredit khususnya kredit untuk usaha kecil, namun, pihak bank dalam hal ini PT. Bank Sumut Cabang Pembantu Kampung Lalang-Sunggal tetap mengutamakan tanah
yang sudah bersertifikat sebagai objek jaminan kredit,
47
karena memiliki beberapa keuntungan dan diuraikan di bawah ini.
1. Kepemilikan tanah yang dijadikan objek jaminan