Tahap Penelitian Tekhnik Analisis Data

3.4. Tahap Penelitian

Tahap–tahap penelitian yang dilakukan yaitu pertama-tama mencari, mengumpulkan dan mengklasifikasikan morfem, kata dan kalimat yang terdapat kelas kata adjektiva dalam bahasa Jepang. Tahap berikutnya adalah proses merangkum dan menyusun data-data dalam satuan-satuan untuk dikelompokkan dalam setiap bab dan anak bab. Dan yang terakhir berupa penarikan kesimpulan berdasarkan data-data yang telah diteliti, lalu dari kesimpulan yang ada dapat diberikan saran-saran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan bahasa Jepang. Jadi tahapan dalam penelitian ini meliputi kegiatan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji, dan menginterpretasikan data.

3.5. Tekhnik Analisis Data

Tekhnik yang dipakai dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan tekhnik pengumpulan Data morfem DM dan tekhnik kaidah pembentukan kata KPK. Kemudian data yang dianalisis diuraikan sesuai dengan daftar morfem kemudian mnganalisisnya menggunakan tekhnik kaidah pembentukan kata menggunakan teori morfologi generatif. Pada perubahan bentuk kata, tekhnis yang digunakan hanya menguraikan perubahan bentuk kata. Analisis data yang dilakukan dalam proses pembentukan kata yang pertama adalah menggolongkan data yang ditemukan baik berupa morfem, kata, klausa dan kalimat dalam bentuk Daftar Morfem DM. Semua morfem yang ditemukan dalam data tulisan berupa kalimat maupun klausa diidentifikasikan ke dalam kategori- Universitas Sumatera Utara katagerori tertentu. Semua morfem dikelompokkan ke dalam dua kategori kelas utama, yaitu kata pangkal Kp dan afiks. Kata Pangkal Kp dalam penelitian ini merupakan kata yang terdapat dalam bentuk kamus jishokei. Kata pangkal dapat dibagi lebih lanjut ke dalam dua kelas, yaitu kata pangkal bebas bases yang merupakan bentuk morfem bebas jiyuukeitaiso dari akar kata bahasa Jepang gokan dan kata pangkal terikat stem yang merupakan morfem terikat ketsugoukeitaiso dari akhiran penanda pada verba dan adjektiva gobi. Semua Kp dikelompokkan ke dalam kategori-kategori leksikal seperti nomina pangkal Np, verba pangkal Vp, adjektiva pangkal Adjp, adverbia pangkal Advp, dan numeralia pangkal Nump. Apabila ada kata pangkal yang tidak digolongkan ke dalam kategori-kategori tersebut, maka kata pangkal tersebut diberikan nama kategori umum, yaitu Kp. Setelah semua morfem didaftarkan dalam DM, maka langkah analisis berikutnya adalah merumuskan seperangkat kaidah pembentukan kata KPK, yang meliputi kaidah pembentukan adjektiva. Dalam bahasa Jepang misalnya, adjektiva dapat dibentuk dengan dengan kaidah sebagai berikut : [ [X] Np + [-ppoi] Suf ] Adj-i Makna : sifat ’X’ yang menjadi seperti atau seolah-olah Kaidah ini menyatakan bahwa adjektiva dapat dibentuk dengan menambahkan sufiks –ppoi kepada nomina pangkal Np yang dinyatakan dengan ’X’ dengan makna ”sifat ’X’ yang menjadi seperti atau seolah-olah”. Berikut contoh analisis dengan menggunakan kaidah KPK : [ [onna] Np + [-ppoi] Suf ] Adj-i Universitas Sumatera Utara Dalam menerapkan kaidah pembentukan adjektiva tersebut diperoleh struktur asal yang berterima dan yang tidak berterima. Stuktur asal yang berterima akan melewati filter atau saringan dan memperoleh Struktur Lahir SL dan langsung masuk ke dalam kamus. Sedangkan struktur asal SA yang tidak berterima belum dapat dimasukkan ke dalam kamus, dan masih perlu melalui proses-proses morfofonologis terlebih dahulu, seperti asimilasi penyesuaian fonem dan juga menyaring tiga jenis ideosinkrasi seperti Ideosinkrasi Semantik IS, Ideosinkrasi fonologis IF dan Ideosinkrasi leksikal IL. Berikut contoh analisis data pada Struktur asal SA yang belum berterima dan menyaring ideosinkrasi leksikal terlebih dahulu. SA : [ [akiru] Vp + [-ppoi] Suf ] Adj-i IL : [ [aki] Vp + [-ppoi] Suf ] Adj-i SL : akippoi Setelah memperoleh struktur lahir SL, maka semua kata, baik kata pangkal Kp, maupun kata turunan yang dibentuk melalui KPK, dan telah melalui filter atau saringan, dimasukkan ke dalam kamus sebagai komponen terakhir. Dalam kamus semua kata disertai dengan artinya serta ciri-ciri yang semestinya. Hal ini diperlukan dalam pemilihan dan pemakaian kata dalam kalimat, sehingga dapat diketahui kalimat yang menyimpang ungrammatical . Misalnya dalam kelas kata adjektiva bahasa Jepang terdapat ciri-ciri seperti dapat berdiri sendiri, menunjukkan sifat dan keadaan, mempunyai perubahan bentuk, dapat menjadi predikat, dan terbagi atas dua golongan yaitu adjektiva yang berakhiran -i yang disebut i-keiyoushi dan adjektiva Universitas Sumatera Utara yang berakhiran -na atau -da yang disebut na-keiyoushi atau keiyoudoushi. Dalam kamus akan tampak sebagai berikut : Onnappoi yaitu ”sesuatu sifat yang menjadi seperti ’perempuan atau feminim’ ”, seperti yang dinyatakan oleh Kp’. + Adj + berdiri sendiri + sifat atau keadan + berfungsi sebagai predikatif dan nominatif + berakhiran -i dan -na atau -da Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN