Pengertian Mutu Pembelajaran PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

mencapai standar atau kriteria yang telah ditetapkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran bermutu ini akan bermuara pada kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran kepada siswanya. Untuk menyampaikan materi dengan baik ini diperlukan suatu media yang dapat membantu siswa dalam memahami suatu pelajaran. Oleh karena itulah, keberadaan suatu sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran sangatlah dibutuhkan dalam rangka menunjang mutu proses pembelajaran di sekolah.

2. Mutu Pembelajaran dilihat dari Segi Sarana dan Prasarana Pendidikan

2.1. Mutu Sarana dan Prasarana

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu proses belajar mengajar sangat kompleks karena melibatkan banyak faktor yang saling terkait satu sama lain. Salah satunya adalah keberadaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Meskipun hanya sebagai faktor penunjang dalam pembelajaran tetapi kontribusinya tidak dapat diabaikan dalam usaha meningkatkan mutu proses dan hasil proses belajar mengajar di kelas. Fasilitas belajar dalam jumlah yang memadai di suatu institusi pendidikan, berkontribusi besar dalam memfasilitasi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas. Tanpa adanya fasilitas yang memadai maka interaksi antara guru dan peserta didik tidak akan berjalan optimal. Selain itu, apabila infrastruktur suatu institusi pendidikan kurang memadai dan memenuhi syarat, maka akan berpengaruh juga terhadap interaksi pembelajaran di sekolah. Misalnya, suatu sekolah telah memiliki gedung sebagai tempat pembelajaran, tetapi tidak tersedia dalam jumlah memadai sesuai dalam jumlah peserta didiknya akan berdampak terhadap interaksi belajar mengajar yang tidak optimal. 67 67 Abdul Haris dan Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012, Cet. 2, h. 111. Ada beberapa kondisi Lingkungan fisik sekolah yang dapat mempengaruhi mutu pembelajaran di sekolah diantaranya adalah: Ruang kelas tidak terlalu penuh sesak dengan banyaknya siswa, para siswa merasa nyaman dan aman berada di sekolah, keteraturan pada ruang kelas, ruang kelas dan lapangan sekolah teratur, ruang kelas yang menarik, tingkat kebisingan sekolah yang rendah, ruang tempat pembelajaran dan aktivitas mencukupi. serta kepemilikan buku dan media pengajaran para guru cukup. Sementara, Kondisi lingkungan fisik yang berlawanan dan dapat menghambat proses pembelajaran, yaitu: Ruang kelas terlalu penuh sesak dengan banyaknya siswa, terjadinya tindak kekerasan pada siswa di sekolah, ketidakteraturan ruang kelas, ketidakteraturan lapangan sekolah, ruang kelas yang kotor dan tidak terawat, tingkat kebisingan sekolah yang tinggi, ruang tempat pembelajaran dan aktivitas tidak mencukupi, serta Keterbatasan dan minimnya buku dan media pengajaran yang dimiliki guru. 68

2.2. Strategi Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan di Madrasah

Strategi peningkatan mutu dan relevansi madrasah ini dilakukan dalam 4 empat Aspek yaitu: kurikulum, guru dan tenaga kependidikan lainnya, sarana pendidikan, serta kepemimpinan madrasah. Strategi yang dimaksudkan dalam memperbaiki mutu pembelajaran berupa usaha dan kegiatan yang dilakukan kepala sekolah secara memadai untuk meraih keberhasilan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Dalam hal ini kepala sekolah melipatkan gandakan usaha dan memaksimalkan usahanya didalam membuat keputusan, merumuskan tujuan, membuat kebijakan, menyusun program, menggunakan sumber daya agar usahanya dalam meningkatkan mutu pendidikan dapat berhasil. Suatu penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah memahami dengan baik dalam membuat keputusan untuk memilih tindakan yang tepat, kapan, kepada siapa dan bagaimana supervisi pengawasan professional semestinya 68 Depdiknas, Pengembangan Kultur Sekolah, 2009, h. 17-18. dilakukan. Selain itu, keberhasilan kepala sekolah menggunakan pengawasan professional sebagai supervisi dalam usaha meningkatkan mutu, dapat dipengaruhi oleh ketepatannya dalam memilih strategi dengan membaca keadaan di sekolahnya. 69 Di dalam skripsi ini, penulis fokus terhadap kajian Strategi peningkatan mutu dan relevansi madrasah dari aspek ketiga yaitu pengadaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan di madrasah. Pengadaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan di madrasah ini meliputi : a menjamin tersedianya buku pelajaran, buku teks, dan buku-buku lainnya, satu buku untuk untuk setiap peserta duduk; b melengkapi kebutuhan ruang belajar, c mengefektifkan pengelolaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan yang dikaitkan dengan sistem insentif; d menyediakan dana pemeliharaan yang memadai untuk pemeliharaannya; e mengembangkan lingkungan madrasah sebagai pusat pembudayaan dan pembinaan peserta didik. 70 69 Dadang Suhardan, Supervisi Profesional: Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah, Bandung: Alfabeta, 2010, Cet. 4, h. 146-147. 70 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, Yogyakarta: Kaukaba, 2012, Cet. 1, h. 140-141.

C. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Tabel 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan No Penelitian Relevan 1. Nama : Zaiyadi Abdillah Tahun : 2013 Universitas : UNIVERSITAS BENGKULU Judul : Kinerja Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah Studi Deskriptif Kualitatif di SMA Negeri 8 Seluma. Hasil : Hasil penelitian tesis ini menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada walaupun terdapat kendala yang dihadapi tetapi kepala sekolah berusaha mengatasi kendala tersebut. Persamaan : Persamaan penelitian terletak pada fokus penelitian yaitu mengetahui peran kepala sekolah dalam upaya peningkatan mutu di sekolah. Metode yang digunakan Kualitatif Deskriptif dan teknik pengumpulan datanya menggunakkan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Perbedaan : Yang membedakan dengan skripsi penulis ialah: 1. Penulis memfokuskan pada strategi kepala sekolah dalam mengembangkan sarana prasarana. 2. Penulis hanya mengambil salah satu aspek mutu pendidikan yaitu mutu pembelajaran sebagai variabel bebas di penelitian ini. Sementara Zaiyadi variabel bebasnya lebih luas lagi cakupannya yaitu mutu pendidikan yang didalamnya membahas mutu yang dilihat dari

Dokumen yang terkait

Pengolaan saranan dan prasarana di Mts. Negeri Parung Bogor

4 59 93

Strategi rekrutmen tenaga pendidikan dan kependudukan pada sekolah dasar Islam terpadu (SDIT) Darul Muttaqien Parung Bogor

5 27 77

Kinerja Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Mts Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pamulang

1 33 187

Penerapan program Qiraati di SDIT Pondok Pesantren Darul Muttaqien Parung Bogor

1 18 91

Implementasi Program Pendidikan Karakter (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Muttaqien-Parung Bogor)

0 19 212

STRATEGI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.

0 1 15

PERAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI GURU DAN SARANA PRASARANA TERHADAP MUTU Peran Supervisi Kepala Sekolah, Kompetensi Guru Dan Sarana Prasarana Terhadap Mutu Pembelajaran Sekolah Dasar Di Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang.

0 0 14

PENDAHULUAN Peran Supervisi Kepala Sekolah, Kompetensi Guru Dan Sarana Prasarana Terhadap Mutu Pembelajaran Sekolah Dasar Di Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang.

0 0 9

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sd Muhammadiyah 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 18

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sd Muhammadiyah 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 28