commit to user
f. Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen terbagi menjadi senyawa kovalen non polar misalnya : F
2
, Cl
2
,Br
2
, I
2
, CH
4
dan kovalen polar misalnya : HCl, HBr, HI, NH
3
. Dari hasil percobaan, hanya senyawa yang berikatan kovalen polarlah yang dapat
menghantarkan arus listrik. HCl merupakan senyawa kovalen diatom bersifat polar, pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih elektro negatif
dibanding dengan atom H. Sehingga pada HCl, atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif.
Struktur lewis HCl.
Jadi walaupun molekul HCl bukan senyawa ion, jika dilarutkan ke dalam air maka larutannya dapat menghantarkan arus listrik karena menghasilkan ion-ion yang
bergerak bebas. Reaksi:
HCl aq
+ H
2
O l → H
3
O
+
aq + Cl
-
aq Atau HCl aq
→ H
+
aq + Cl
-
aq Dalam keadaan murni HCl tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena HCl
dalam keadaan mrni berupa molekul-molekul tidak mengandung ion-ion, maka cairan HCl murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Unggul Sudarmo,2007:119
B. Kerangka Berpikir
Salah satu metode mengajar yang sampai sekarang digunakan di sekolah- sekolah adalah metode ceramah yang memungkinkan siswa cenderung pasif
dalam proses belajar mengajar karena guru lebih banyak mendominasi. Metode ceramah rasanya kurang cocok jika terus digunakan pada saat sekarang yang telah
menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan KTSP. KTSP menuntut siswa memiliki kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan dan nilai serta pola
berpikir dan bertindak sebagai refleksi atas pemahaman dan penghayatan yang telah dipelajari siswa. Oleh karena itu metode ceramah dirasa kurang cocok jika
tanpa dilengkapi dengan metode yang lain. Di dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien serta tercapai tujuan yang diharapkan. Hal ini dikarenakan banyaknya kendala yang dihadapi siswa dalam kegiatan belajar
commit to user mengajar. Dalam penguasaan konsepnya, siswa sering mengalami kendala, salah
satu pemecahannya yaitu dengan mencoba menggabungkan kemampuan antar personal yang dipadukan dalam metode pembelajaran kooperatif kerja sama
dengan panduan salah satu anggota kelompoknya. Dengan cara ini, kesulitan yang dialami siswa selama proses belajar mengajar dapat ditanyakan kepada teman
dalam kelompoknya yang lebih menguasai tetapi masih dalam bimbingan guru. Jadi terjadi proses belajar bersama yang terarah dan jelas tujuannya.
Metode pembelajaran kooperatif dipandang cocok untuk membuat siswa ikut aktif dalam proses belajar mengajar pada materi larutan elektrolit dan non
elektrolit. Metode pembelajaran kooperatif bermacam-macam, pada penelitian ini dipilih metode Teams Assisted Individualization TAI dan Numbered Head
Together NHT karena keduanya menawarkan suatu inovasi pembelajaran yang akan menghasilkan individu-individu selain menguasai materi juga mempunyai
bekal kemampuan bekerjasama. Berbekal kemampuan bekejasama ini para peserta didik siap menghadapi tantangan jaman yang membutuhkan sikap saling
bekerjasama dan mampu bersaing secara sehat. Dalam metode TAI dan NHT siswa tidak hanya sekedar menerima materi secara pasif tetapi lebih dari itu siswa
dituntut mampu menjelaskan materi itu dan berargumentasi dihadapan teman- temannya serta diharapkan antara siswa satu dengan yang lain dalam satu
kelompok dapat berinteraksi saling memberi masukan dan pendapat. Selain menggunakan metode TAI dan NHT, pada penelitian ini kedua
metode tersebut dimodifikasi dengan metode discovery. Tujuan dari modifikasi ini adalah diharapkan siswa mampu menemukan sendiri konsep materi sehingga
dapat menimbulkan percaya diri sendiri, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan lebih kreatif, serta meningkatkan motivasi dan rasa ingin tahu untuk
belajar lebih lanjut. Pada metode TAI yang dimodifikasi dengan discovery memerlukan
sebuah kerjasama antar anggota kelompok dengan dipimpin oleh seorang siswa asisten yang memiliki kemampuan lebih dari teman-teman dalam satu
kelompoknya. Kesulitan pemahaman materi yang dialami oleh siswa dapat dipecahkan bersama karena keberhasilan dari tiap individu ditentukan oleh
keberhasilan kelompok. Untuk itu metode TAI yang dimodifikasi dengan discovery menitikberatkan pada keaktifan siswa dan memerlukan kemampuan
interaksi sosial yang baik antara semua komponen pengajaran. Dengan metode TAI yang dimodifikasi dengan discovery menuntut siswa lebih aktif dalam proses
belajar mengajar karena ada tahap-tahap yang diikuti siswa sehingga pemahaman 36
commit to user siswa akan lebih terstruktur dalam pikirannya. Adapun tahap-tahap dalam metode
TAI yang dimodifikasi dengan discovery yang menuntut keaktifan siswa antara lain memberikan kesempatan bertanya kepada asisten maupun guru jika dalam
kelompoknya belum memahami tentang materi, mengaktifkan kerjasama kelompok dengan cara diskusi kemudian presentasi, mencocokkan jawaban
dengan kelompok lain, serta meminta siswa untuk menyimpulkan materi. Pada metode NHT yang dimodifikasi dengan discovery juga
mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil akan tetapi metode NHT yang dimodifikasi dengan discovery tahapnya sangat sederhana setelah guru
mengajukan permasalahan siswa kemudian berdiskusi dan memastikan bahwa semua anggota kelompok mengetahui jawabannya. Kemudian guru menunjuk
salah satu nomor dan siswa yang nomornya ditunjuk oleh guru memberikan jawaban keseluruh kelas, sehingga pada metode NHT yang dimodifikasi dengan
discovery ini keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dirasa kurang. Oleh karena itu, diharapkan dengan metode TAI yang dimodifikasi
dengan discovery akan lebih baik dari NHT yang dimodifikasi dengan discovery karena adanya asisten dan arahan dari guru serta keaktifan siswa dalam proses
belajar mengajar yang cukup besar sehingga menjadikan prestasi belajar siswa yang diajari dengan metode TAI yang dimodifikasi dengan discovery akan lebih
tinggi.
C. Pengajuan Hipotesis