160 besar mengeluarkan biaya Rp. 100.000,00–Rp 150.000,00 untuk
penyediaan tempat tinggal.
4.7 Sintesis Analisis Penyediaan Tempat Tinggal Bagi
Buruh Industri di Kawasan Industri Bergas Berdasarkan hasil rangkaian analisis yang telah
dilakukan pada sub bab-sub bab sebelumnya maka bentuk penyediaan tempat tinggal yang sesuai bagi buruh industri di
kawasan industri Bergas adalah bentuk rumah milik dan bentuk rumah susun sederhana sewa. Penyediaan tempat tinggal bentuk
rumah susun sederhana sewa lebih diprioritaskan dibandingkan dengan bentuk rumah milik karena sebagian besar dari buruh
industri 78 berpendapatan total kurang dari Rp. 1.200.000,00. Sintesis hasil analisis pada tabel berikut ini akan
menerangkan lebih lanjut mengenai karakteristik dari kedua bentuk penyediaan tempat tinggal tersebut:
TABEL IV. 22 SINTESIS ANALISIS STRATEGI PENYEDIAAN TEMPAT
TINGGAL BAGI BURUH INDUSTRI DI KAWASAN INDUSTRI BERGAS
No Aspek Bentuk Penyediaan Tempat Tinggal
Rumah Milik Rusunawa
1. Karakteristik Buruh
Industri Penghasilan lebih dari Rp.
1.200.000,00 Penghasilan kurang dari Rp.
1.200.000,00 Fungsi rumah pada tahap
security Fungsi rumah pada tahap
opportunity Lebih mengutamakan status
kepemilikan dibandingkan dengan jarak tempat tinggal dengan lokasi
kerja Lebih mengutamakan jarak tempat
tinggal dengan lokasi kerja dibandingkan dengan status
kepemilikan 2. Syarat-syarat
yang harus
dipenuhi Menyiapkan sepertiga dari
penghasilan untuk angsuran penyediaan tempat tinggal
angsuran PUMP dan KPR Menyiapkan minimal Rp.
120.000,00 untuk membayar uang sewa rusunawa
161
No Aspek Bentuk Penyediaan Tempat Tinggal
Rumah Milik Rusunawa
Menjadi anggota Jamsostek untuk mendapatkan bantuan pinjaman
PUMP Komitmen yang tinggi antara
Pemerintah dan PT. Jamsostek untuk bekerja sama dalam
perwujudan rusunawa Menjadi anggota koperasi karyawan
karena koperasi karyawan adalah pengelola penyediaan tempat tinggal
Komitmen yang tinggi dari perusahaan industri untuk menjadi
developer baik secara mandiri maupun dalam bentuk kerjasama
antar perusahaan industri
3. Stakeholder yang
terlibat dan bentuk keterlibatan
Perusahaan industri atau kerjasama antar perusahaan industri sebagai
pengembang PT. Jamsostek sebagai
pengembang Perusahaan industri sebagai
penjamin pengajuan KPR kepada perbankan
Pemkab Semarang sebagai penyedia lahan rusunawa
Pemkab Semarang dalam bentuk pemberian insentif perizinan
keringanan biaya retribusi IMB Buruh industri sebagai pengguna
berkewajiban membayar uang sewa
PT. Jamsostek memberikan bantuan uang muka melalui program PUMP
Perbankan sebagai penyalur KPR bersubsidi selisih bunga
Koperasi karyawan sebagai penyalur dan pengelola dana pembangunan
RSH Buruh industri sebagai pengguna
RSH berkewajiban membayar angsuran baik angsuran PUMP 10
tahun maupun angsuran KPR 15 tahun
4. Kelemahan
Wawasan dan komitmen perusahaan industri dalam
penyediaan tempat tinggal bagi buruh industri masih lemah
Perlu kesepakatan antara PT. Jamsostek dengan Pemkab
Semarang dalam hal penentuan lokasi rusunawa
Sumber: Hasil Analisis, 2009
162
163
BAB V P E N U T U P
5.1 Kesimpulan
Strategi yang dilakukan dalam penyediaan tempat tinggal bagi buruh industri adalah dengan cara memperbaiki
kelemahan stakeholder internal buruh industri dengan memanfaatkan peluang dari stakehoder eksternal, yaitu :
5. Peningkatan wawasan buruh dan perusahaan industri tentang penyediaan tempat tinggal bagi buruh industri dengan
melibatkan Pemerintah, PT. Jamsostek, perusahaan industri, dan koperasi karyawan. Kegiatan ini diprakarsai oleh
pemerintah sebagai bentuk peningkatan fungsi koordinasi. 6. Keikutsertaan buruh industri dalam program KPR dengan
memanfaatkan program Pinjaman Uang Muka Perumahan PUMP dan program subsidi KPR dengan penjaminan dari
perusahaan industri dan bantuan koperasi untuk administrasi pengajuan PUMP.
7. Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Semarang sebagai pemilik lahan dengan PT. Jamsostek sebagai developer
dalam penyediaan tempat tinggal buruh industri. 8. Penyediaan tempat tinggal bagi buruh industri oleh
perusahaan industri secara mandiri atau kerjasama antar perusahaan industri dengan dibantu oleh Pemerintah dalam
kemudahan perizinan.