Analisis Keterkaitan Pendapatan dengan

103

4.1.5 Analisis Keterkaitan Pendapatan dengan

Pengeluaran untuk Penyediaan Tempat Tinggal Buruh Industri Analisis keterkaitan pendapatan dengan pengeluaran untuk penyediaan tempat tinggal digunakan untuk melihat besarnya prosentase pengeluaran untuk penyediaan tempat tinggal dibandingkan dengan total pendapatan yang diterima buruh industri. Analisis ini dilakukan hanya untuk buruh indutri yang mengeluarkan biaya untuk penyediaan tempat tinggal baik berupa rumah kontrakan maupun kamar sewa yaitu sebanyak 55 orang dari 100 responden 56. Matrik hubungan antara total penghasilan dengan pengeluaran untuk penyediaan tempat tinggal buruh industri dapat dilihat pada Tabel IV.5 berikut ini: TABEL IV.5 HUBUNGAN PENDAPATAN DENGAN PENGELUARAN UNTUK PENYEDIAAN TEMPAT TINGGAL BURUH INDUSTRI TOTAL PENGHASILAN PENGELUARAN UNTUK PENYEDIAAN TEMPAT TINGGAL JUMLAH Kurang dari Rp.75.000,- Rp.75.000 sd Rp.100.000,- Rp.100.000,- sd Rp.150.000,- Rp.150.000,- Sd Rp.200.000,- Lebih dari Rp.200.000,- Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Kurang dari Rp. 800.000,- 0 0 7 54 6 46 0 0 0 0 13 Rp. 800.000,- sd Rp. 1.000.000 1 7 5 36 7 50 3 7 0 0 16 Rp. 1.000.000,- sd Rp. 1.200.000,- 0 0 4 19 5 24 9 43 0 0 18 Rp. 1.200.000,- sd Rp. 1.400.000,- 0 0 0 0 2 25 5 63 1 13 8 104 TOTAL PENGHASILAN PENGELUARAN UNTUK PENYEDIAAN TEMPAT TINGGAL JUMLAH Kurang dari Rp.75.000,- Rp.75.000 sd Rp.100.000,- Rp.100.000,- sd Rp.150.000,- Rp.150.000,- Sd Rp.200.000,- Lebih dari Rp.200.000,- Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Lebih dari Rp. 1.400.000,- 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 JUMLAH 1 2 16 29 20 36 17 31 1 2 55 Sumber : Hasil Analisis, 2009 Secara keseluruhan, sebagian besar buruh industri mengeluarkan biaya sebesar Rp. 100.000,00 sampai dengan Rp. 150.000,00 per bulan untuk penyediaan tempat tinggal yaitu sebanyak 20 orang dari 55 responden yang tinggal di kamar atau rumah sewa 36. Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka dapat dilihat bahwa : 1. Buruh industri yang berpenghasilan kurang dari Rp. 800.000,00 sebagian besar mengeluarkan biaya Rp. 75.000,00 sampai dengan Rp. 100.000,00 atau sebesar 9- 12,5 dari total penghasilan mereka. 2. Buruh industri berpenghasilan antara Rp. 800.000,00 sampai dengan Rp. 1.000.000,00 sebagian besar mengeluarkan biaya sebesar Rp. 100.000,00 sampai dengan Rp. 150.000,00 atau sebesar 11,1-16,7 dari total penghasilan. 3. Buruh industri berpenghasilan antara Rp. 1.000.000,00 sampai dengan Rp. 1.200.000,00 sebagian besar mengeluar- kan biaya sebesar Rp. 150.000,00 sampai dengan Rp. 200.000,00 atau sebesar 13,6-18,2 dari total penghasilan. 105 4. Buruh industri berpenghasilan antara Rp. 1.200.000,00 sampai dengan Rp. 1.400.000,00 sebagian besar mengeluar- kan biaya sebesar Rp. 150.000,00 sampai dengan Rp. 200.000,00 atau sebesar 11,5-15,4 dari total penghasilan. Berdasarkan fenomena di atas, semakin tinggi peng- hasilan yang diterima oleh buruh industri, maka pengeluaran untuk penyediaan tempat tinggal cenderung semakin besar. Penurunan prosentase pengeluaran terjadi pada buruh industri dengan penghasilan antara Rp. 1.200.000,00 sampai dengan Rp. 1.400.000,00 karena dengan pengeluaran Rp. 150.000,00 sampai dengan Rp. 200.000,00 sudah diperoleh tempat tinggal yang memadai bagi mereka sehingga tidak perlu mengeluarkan dana yang lebih besar lagi.

4.2 Analisis Peran Stakeholder