35 dilakukan dengan membaca peluang dan ancaman yang mungkin
timbul.
2.2 Pengertian Rumah, Perumahan, dan Permukiman
Rumah pada awalnya merupakan salah satu kebutuhan dasar basic need manusia sesudah pangan dan sandang. Namun
sejalan dengan peningkatan pendapatan seseorang, tingkatan kebutuhan seseorang terhadap rumah berubah menjadi beragam.
Menurut Budihardjo 1998: 57, tingkat intensitas dan arti pen- ting dari kebutuhan manusia terhadap rumah bersifat berjenjang
berdasarkan hirarki kebutuhan dari Maslow, dimulai dari yang terbawah adalah sebagai berikut:
1. Rumah memberikan perlindungan terhadap gangguan alam dan binatang, berfungsi sebagai tempat istirahat, tidur, dan
pemenuhan fungsi badani. 2. Rumah harus menciptakan rasa aman, sebagai tempat
menjalankan kegiatan ritual, penyimpanan harta milik yang berharga, menjamin hak pribadi.
3. Rumah memberikan peluang interaksi dan aktivitas komunikasi yang akrab dengan lingkungan sekitar teman,
tetangga, dan keluarga. 4. Rumah memberikan peluang untuk tumbuhnya harga diri,
yang disebut Pedro Arrupe sebagai “Status Confering Function”,
kesuksesan seseorang tercermin dari rumah dan lingkungan tempat huniannya.
36 5. Rumah sebagai aktualisasi diri yang diejawantahkan dalam
bentuk pewadahan kreativitas dan pemberian makna bagi kehidupan pribadi.
Bagi sebagian besar orang, kata rumah sering diartikan sebagai kata benda. Namun oleh John F.C Turner 1972: 151, se-
lain memiliki arti sebagai kata benda, rumah juga memiliki arti sebagai kata kerja. Rumah sebagai kata benda menunjukkan
bahwa tempat tinggal rumah dan lahan sebagai suatu bentuk hasil produksi komoditi, sedangkan sebagai kata kerja
menujukkan suatu proses dan aktivitas manusia yang terjadi dalam pembangunan maupun selama proses menghuninya.
Pengertian rumah sebagai produk atau komoditi lebih diarahkan pada kriteria pengukuran standar-standar fisik rumah sedangkan
dalam pengertian rumah sebagai proses aktivitas kriteria pengukurannya adalah faktor kepuasan.
Lebih lanjut Turner 1972: 212-213 mengidentifikasi- kan 3 tiga fungsi utama rumah sebagai tempat bermukim, yaitu:
1. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga, yang diwujud- kan pada kualitas hunian atau perlindungan yang diberikan
oleh rumah the quality of shelter provide by housing. Kebutuhan akan tempat tinggal dimaksudkan agar penghuni
dapat memiliki tempat berlindung berteduh agar terlindung dari iklim setempat.
2. Rumah sebagai penunjang kesempatan opportunity keluarga untuk berkembang dalam kehidupan sosial, budaya,
dan ekonomi atau fungsi pengaman keluarga. Kebutuhan berupa akses ini diterjemahkan dalam pemenuhan kebutuhan
37 sosial dan kemudahan ke tempat kerja guna mendapatkan
sumber penghasilan. 3. Rumah sebagai penunjang rasa aman dalam arti terjaminnya
keadaan keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan perumahan yang
ditempati, serta jaminan berupa kepemilikan rumah dan lahan the form of tenure.
Fungsi ketiganya berbeda sesuai dengan tingkat penghasilan, bagi golongan berpenghasilan tinggi atau menengah
ke atas, faktor identity menjadi tuntutan utama, pada masyarakat golongan menengah faktor security yang diprioritaskan,
sedangkan pada golongan berpenghasilan rendah atau menengah ke bawah faktor opportunity merupakan yang terpenting.
Istilah perumahan dan permukiman seringkali menjadi rancu karena dianggap memiliki arti yang sama, namun
sebenarnya terdapat perbedaan pengertian antara perumahan dan permukiman. Menurut Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992
tentang Perumahan dan Permukiman, pengertian perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, sedangkan permukiman adalah
bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.
38
2.3 Keterkaitan Antara Kawasan Industri dengan