Penyediaan Tempat Tinggal Buruh Industri secara Penyediaan Tempat Tinggal Buruh Industri melalui

45 secara perorangan, buruh industri melalui yayasan atau koperasi, masyarakat sekitar daerah industri melalui sewa menyewa dan jual beli, perusahaan atau pemilik industri, dan pihak ketiga Pemerintah melalui KPR BTN dan Swasta melalui REI, developer, industrial estate. Tidak menutup kemungkinan penyediaan tempat tinggal buruh industri tersebut dilakukan secara bersama-sama mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh masing-masing pihak tersebut. Misalnya, kerjasama antara perusahaan industri dengan Pemerintah, dimana biasanya perusahaan industri mengalami kesulitan dalam penyediaan lahan maka Pemerintah dapat membantu dengan penyediaan lahan. Payne dalam Panudju 1999: 120 menekankan perlunya intervensi Pemerintah dalam upaya pengadaan site and service atau kapling siap bangun bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Bentuk kombinasi kerjasama yang lain adalah antara koperasi dan perusahaan industri. Keterbatasan dalam penyediaan lahan oleh koperasi dapat dibantu oleh perusahaan dengan cara memberikan pinjaman lunak untuk digunakan koperasi membeli lahan atau lahan dibeli oleh perusahaan untuk selanjutnya dibeli koperasi dengan cicilan ringan Komarudin, 1997: 230.

2.4.2.1 Penyediaan Tempat Tinggal Buruh Industri secara

Perorangan Buruh industri sebagai bagian dari masyarakat berpenghasilan rendah mengalami kendala dalam pengadaan tempat tinggalnya secara perorangan atau mandiri. Akibat keterbatasan tersebut, penyediaan tempat tinggal secara 46 perorangan yang dilakukan oleh buruh industri biasanya tidak memenuhi persyaratan baik dari segi fisik maupun legalitas hukum. Hal ini seperti yang terjadi di Batam dimana banyak rumah-rumah liar yang menempati lahan ilegal.

2.4.2.2 Penyediaan Tempat Tinggal Buruh Industri melalui

Yayasan atau Koperasi Tujuan umum dari pembentukan koperasi adalah untuk mensejahterakan anggota. Salah satu bentuk usaha yang dilakukan koperasi untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan keterlibatannya dalam penyediaan tempat tinggal anggotanya. Peranan koperasi dalam pengadaan perumahan diatur dalam Surat Keputusan Bersama SKB Menteri Koperasi dan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 02SKBMX1987 dan Nomor 01SKBM101987 tentang Penyediaan Perumahan dan Permukiman Melalui Koperasi. Keberadaan SKB ini memberikan kemudahan-kemudahan agar koperasi mampu melaksanakan pembangunan perumahan mulai dari penyiapan lahan permukiman, penyusunan perencanaan pembangunan, pembangunan fisik dan pembangunan rumah tumbuh, penyediaan dan pengelolaan dana, industri dan pengadaan bahan bangunan, hingga pengelolaan lingkungan permukiman. Peraturan lain yang mengatur tentang peranan koperasi dalam pengadaan perumahan permukiman khusunya bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah dimana buruh industri merupakan bagian di dalamnya adalah Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat No.11KPTS1989 tentang Pedoman Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan 47 Fasilitas KPR BTN oleh Koperasi. Peranan koperasi dalam pengadaan perumahan permukiman berdasarkan Kepmenpera tersebut adalah sebagai berikut: 1. Koperasi berperan sebagai pelaksana proyek perumahan yang kegiatan usahanya berwujud: a. developer untuk melayani anggotanya. b. developer untuk melayani anggotanya dan masyarakat umum. 2. Koperasi sebagai koordinator bagi para anggotanya untuk membeli rumah dari developer. 3. Koperasi sebagai debitur BTN yang rumahnya kemudian disewabelikan kepada anggotanya. 4. Koperasi sebagai penjamin bagi anggotanya untuk membeli rumah dengan fasilitas KPR BTN. 5. Koperasi yang berperan ganda sekaligus melakukan dua atau lebih peran tersebut di atas. Bentuk peran yang dilakukan oleh koperasi seperti yang disebutkan di atas dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain karakteristik koperasi itu sendiri dimana masing-masing koperasi memiliki karakteristik yang berbeda baik dalam kemampuan pendanaan maupun dukungan perusahaan dimana koperasi tersebut berada. Beberapa contoh keterlibatan koperasi karyawan dalam penyediaan tempat tinggal adalah Koperasi Karyawan Jarum Kudus, Koperasi Karyawan PT Nasional Gobel, Koperasi Karyawan Semen Padang Komarudin, 1997: 230. 48

2.4.2.3 Penyediaan Tempat Tinggal Buruh Industri oleh