Analisis Keterkaitan Antara Tingkat Pendapatan

97 tahap ini, status kepemilikan tempat tinggal merupakan hal yang penting bagi penghuninya. Mereka merasa aman apabila tempat tinggalnya berstatus hak milik, sehingga tidak perlu khawatir suatu ketika akan terkena penggusuran.

4.1.3 Analisis Keterkaitan Antara Tingkat Pendapatan

Buruh Industri dengan Jarak Tempat Tinggal dari Lokasi Kerja Secara teoritis, pada masyarakat berpenghasilan rendah, jarak tempat tinggal dengan lokasi kerja merupakan salah satu pertimbangan utama dalam memilih tempat tinggal. Pertimbangan ini menjadi alasan karena diharapkan dengan jarak yang dekat, maka akan meminimalkan biaya transportasi. Karakteristik keterkaitan antara tingkat pendapatan buruh industri dengan jarak tempat tinggal dengan lokasi kerja buruh industri di kawasan industri Bergas dapat dilihat pada tabel berikut ini : TABEL IV.3 HUBUNGAN ANTARA TOTAL PENGHASILAN DENGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DARI LOKASI KERJA TOTAL PENGHASILAN JARAK TEMPAT TINGGAL DENGAN LOKASI KERJA JUMLAH 0-1 km 1-2 km 2-4 km 4-10 km Lebih dari 10 km Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Kurang dari Rp. 800.000,- 10 50 5 25 1 5 2 10 2 10 20 Rp. 800.000,- sd Rp. 1.000.000 7 25 10 36 4 14 6 21 1 4 28 Rp. 1.000.000,- sd Rp. 1.200.000,- 6 20 9 30 4 13 5 17 6 20 30 Rp. 1.200.000,- sd Rp. 1.400.000,- 3 15 3 15 0 0 6 30 8 40 20 98 TOTAL PENGHASILAN JARAK TEMPAT TINGGAL DENGAN LOKASI KERJA JUMLAH 0-1 km 1-2 km 2-4 km 4-10 km Lebih dari 10 km Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Lebih dari Rp. 1.400.000,- 0 0 0 0 0 0 0 0 2 100 2 JUMLAH 26 26 27 27 9 9 19 19 19 19 100 Sumber: Hasil Analisis, 2009 Karakteristik hubungan antara total penghasilan dengan status tempat tinggal buruh industri di Kecamatan Bergas ternyata tidak berbeda dengan karakteristik buruh industri pada umumnya. Berdasarkan tabel tersebut di atas tampak bahwa terjadi fenomena pergeseran jarak lokasi tempat tinggal dengan lokasi kerja seiring dengan pertambahan tingkat penghasilan. Buruh yang berpenghasilan kurang dari Rp. 800.000,00 lebih memilih untuk tinggal dengan jarak radius 0-1 km 25 dari 28 responden sehingga masih dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Prosentase terbesar pada tingkat pendapatan Rp. 800.000,00-Rp. 1.000.000,00 adalah tempat tinggal yang berjarak 1-2 km 36 dari 28 responden, tingkat pendapatan Rp. 1.000.000,00-Rp. 1.200.000,00 berjarak 1-2 km 30 dari 30 responden, tingkat pendapatan Rp. 1.200.000,00-Rp. 1.400.000,00 berjarak lebih dari 10 km 40 dari 20 responden, dan tingkat pendapatan lebih dari Rp. 1.400.000,00 berjarak lebih dari 10 km 100 dari 2 responden. Berdasarkan hal tersebut di atas, terlihat bahwa pada tingkat penghasilan yang lebih tinggi faktor jarak tidak menjadi persoalan mengingat kemampuan mereka untuk mengeluarkan 99 biaya transportasi. Selain itu, letak pabrik industri di Kecamatan Bergas yang strategis menyebabkan aksesibilitas menuju lokasi pabrik menjadi mudah dijangkau.

4.1.4 Analisis Keterkaitan Status Kepemilikan Tempat