commit to user 160
pengetahuan tersebut sebagai modal berinteraksi dengan masyarakat pribumi dan beradaptasi.
3. Intensitas
Tingkat keseringan berkomunikasi juga mempengaruhi tingkat keberhasilan akulturasi seseorang di daerah baru. Semakin sering mereka
berkomunikasi, semakin banyak pengetahuan mereka tentang daerah baru itu sehingga memudahkan untuk bersikap dan beradaptasi.
Bila kita memandang akulturasi sebagai proses mengembangkan kecakapan berkomunikasi dalam sistem sosio-budaya pribumi, perlulah
diletakkan fakta bahwa kecakapan berkomunikasi sedemikian diperoleh melalui pengalaman-pengalaman berkomunikasi. Orang belajar berkomunikasi dengan
berkomunikasi. Melalui pengalaman-pengalaman berkomunikasi yang terus- menerus dan beraneka ragam, seorang imigran secara bertahap memperoleh
mekanisme komunikasi yang ia butuhkan untuk menghadapi lingkungannya. Kecakapan berkomunikasi yang telah diperoleh imigran lebih lanjut
menentukan seluruh akulturasinya.
323
Dari hasil penelitian, warga Jepang yang ada di Solo bisa dibilang sangat sering berkomuniaksi dengan lingkungan sekitarnya. Walaupun hanya
sekedar menyapa. Namun hal tersebut telah menunjukkan kesungguhan mereka untuk menyatu dengan lingkungan baru mereka.
323
Deddy Mulyana dkk. 2003. Op. Cit. hlm. 140
commit to user 161
“Ya, sering. Karena kuliah saya kan pribadi jadi dengan dosen ya sering. Sekarang kan saya ada kebiasan menjadi penghubung antara pihak
Japan dengan pihak Indonesia, jadi ya harus komunikasi. Pada awalnya, saya tinggal langsung di rumah teman saya. Itu artinya, tidak ada orang asing di
tempat saya. Makanya, harus diajak berbicara atau harus berkomunikasi untuk kehidupan. Jadi, makanya sebenarnya itu kan sudah ada keperluan untuk
hidup.”
324
“Sering sekali ya. Dengan lingkungan sekitar rumah maupun sesama teman seniman. Kalau ada keperluan juga.”
325
“Berapa kali? Ga bisa dihitung. Kalau aku disini, terus ada yang lewat, menegur gitu kan? Ya, ya, jadi seperti itu kalau aku tidak sakit. Kalau sakit, di
kamar terus jadi ga da komunikasi sama orang. Tapi kalau ga sakit, sepanjang hari buka mulut. Lebih, lebih, 20 kali aja lebih. Melebihi daripada burung og,
iya.”
326
“Kan, di sini kan toko. Jadi, ya setiap hari.”
327
Sebagai inti akulturasi interaktif adalah proses komunikasi yang
menghubungkan individu-individu imigran dengan lingkungan sosio-budaya mereka. Pentingnya komunikasi bagi akulturasi tidak perlu diragukan lagi.
328
4. Kompetensi Komunikasi Antarbudaya