Komunikasi Antarbudaya yang Efektif

commit to user 59 Montoya yang percaya bahwa komunikator yang sensitif harus lebih toleran terhadap orang lain dan budaya lain serta menegmbangkan perasaan allophilia, yaitu menyukai yang lain dan perilaku yang menginspirasi. 77 5 Karakter Seorang filsuf dan guru dari Amerika P.B. Fitzwater mengatakan karakter merupakan keseluruhan dari pilihan seseorang. Intinya adalah bagaimana seseorang melaksanakan pilihan tersebut ketika berinteraksi dengan orang yang berbeda budayanya. Mungkin salah satu sifat yang paling penting yang diasosiasikan dengan karakter adalah apakah mereka dapat dipercaya atau tidak. Sifat yang kadang diasosiasikan dengan orang yang terpercaya adalah kejujuran, peghargaan, kewajaran, dan kemampuan untuk melakukan pilihan yang tepat, dan juga kehormatan, mementingkan kepentingan orang lain, ketulusan, dan niat baik. 78

e. Komunikasi Antarbudaya yang Efektif

Komunikasi antarbudaya yang efektif melibatkan lebih dari sekedar memahami norma salah satu kelompok. Telah banyak usaha untuk mengetahui keahlian yang dibutuhkan untuk lebih efektif dalam komunikasi antarbudaya. Misalnya dengan menggunkan pendekatan bisnis, pendekatan militer, dan pendekatan komunikasi. 77 Ibid. 78 Ibid. commit to user 60 Dengan pendekatan bisnis, Mendenhall dan Oddou 1985 menemukan beberapa keahlian yang diperlukan yaitu: 1 “Skills related to the maintenance self mental health, psychological well- being, stress reduction, feelings of self-confidence. 2 Skills related to the fostering of relationships with host nationals. 3 Cognitive skills that promote a correct perception of the host environment and its social systems.” 79 Pendekatan lain mengenai keberhasilan individu di seberang lautan daerah lain adalah pendekatan militer. Misalnya, AL Amerika Serikat dalam “Overseas Diplomacy” 1979 berusaha memasuki kesiapan dalam pelayanan overseas. AL Amerika Serikat menemukan 8 keahlian untuk sukses dalam pelayanan overseas tersebut, yaitu: 1 Self-Awareness. Kemampuan untuk menggunakan informasi tentang diri sendiri di dalam situasi yang susah untuk mengerti bagaimana orang lain melihat diri kita dan menggunakan informasi tersebut untuk mengatasi situasi yang sulit. 2 Self-respect. Kepercayan diri atau harus percaya dengan diri sendiri, dengan karakter, dan tingkah laku kita. 3 Interaction. Seberapa efektif kita dalam berkomunikasi dengan orang lain. 4 Empathy. Melihat sesuatu melalui pandangan orang lain atau menjadi tanggap terhadap perasaan orang lain. 79 Ibid. hlm. 42 commit to user 61 5 Adaptability. Seberapa cepat kita dalam terbiasa dalam lingkungan asing atau norma yang berbeda. 6 Certainty. Kemampuan untuk berkompromi dengan situasi yang menginginkan kita untuk melakukan suatu hal walaupun perasaan kita mengatakan lain. Semakin besar kemampuan kita menerima situasi yang bertentangan dengan keinginan kita, semakin bisa kita berkompromi dengan situasi-situasi tersebut. 7 Initiative. Menjadi seseorang yang terbuka terhadap pengalaman baru. 8 Acceptance. Toleransi atau kemauan untuk menerima hal-hal yang menyimpang dari hal-hal yang biasa bagi kita. 80 Deskripsi ketiga yang menggunakan pendekatan komunikasi menemukan 4 keahlian yang hampir sama, yaitu: 1 Personality Strength. Kemampuan personal yang mampu mempengaruhi komunikasi antarbudaya adalah self-concept, self-disclosure, self- monitoring, dan social relaxation. 2 Communications Skill. Individu harus kompeten dalam komunikasi verbal maupun nonverbal, karena kemampuan komunikasi antarbudaya memerlukan message skills, behavioral flexibility, interaction management, dan social skills. 80 Ibid. commit to user 62 3 Psychological Adjustment. Komunikator yang efektif harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru dan dapat mengatasi culture shock. 4 Cultural Awareness. Agar kompeten dalam komunikasi antarbudaya, individu harus memahami adat dan sistem sosial dari kebudayaan tuan rumah. Memahami bagaimana orang berpikir dan bertingkah laku sangatlah penting untuk berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat budaya tersebut. 81 Keberhasilan komunikasi antarbudaya dapat pula dijelaskan dari perspektif The 5 Inevitable Laws of Effective Communication lima hukum komunikasi efektif. Lima hukum tersebut adalah Respect, Empathy, Audible, Clarity, dan Humble REACH. 82 1 Respect. Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi antarbudaya yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka dapat membangun kerjasama yang sinergi yang akan meningkatkan kualitas hubungan antarmanusia. 83 2 Empathy. Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu persyaratan 81 Ibid. hlm. 43‐44 82 Suranto AW. Op. Cit. hlm. 194 83 Ibid. hlm. 195 commit to user 63 utama dalam memiliki empati adalah kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti lebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Rasa empati akan meningkatkan kemampuan kita dalam menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan komunikan menerimanya. Oleh karena itu, memahami perilaku komunikan merupakan keharusan. Sebelum membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima. 84 3 Audible. Hukum ketiga ini berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. 4 Clarity. Selain pesan harus dapat dimengerti, maka pesan itu sendiri harus jelas sehingga tidak menimbulkan multi intepretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka tidak ada yang ditutupi atau terbuka, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya trust dari penerima pesan. 85 84 Ibid. 85 Ibid. hlm. 196 commit to user 64 5 Humble. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. 86 Yukiko Inoue dalam Jurnalnya menyebutkan beberapa keahlian yang penting untuk menjadi pemain global yang sukses. Terdapat enam jenis keahlian yang dibutuhkan, yaitu: 1 Tolerance of ambiguity yang merupakan kemampuan untuk menerima kurangnya kejelasan dan menjadi bisa menerima situasi yang ambigu dengan baik. 2 Behaviour Flexibility yang merupakan keahlian untuk mengadaptasi perilaku pribadi pada situasi yang berbeda. 3 Knowledge discovery, yaitu kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan baru pada waktu berkomunikasi. 4 Communicative awareness, yaitu kemampuan untuk menggunakan penemuan komunikatif dari orang- orang dengan latar belakang budaya yang lain dan kemampuan untuk memodifikasi bentuk-bentuk ekspresi sendiri. 5 Respect for otherness, keingintahuan dan keterbukaan sama dengan sebuah kesiapan untuk 86 Ibid. commit to user 65 mengesampingkan ketidakpercayaan terhadap budaya-budaya lain dan percaya terhadap budaya sendiri. 6 Empathy, yaitu kemampuan untuk mengerti secara intuisi apa yang orang lain pikirkan dan bagaimana perasaan mereka dalam situasi yang sedang dihadapi. 87

f. Peran Komunikasi Antarbudaya terhadap Akulturasi

Dokumen yang terkait

Analisis Hubungan Kecemasan Dan Ketidakpastian Terhadap Kompetensi Komunikasi Antarbudaya Warga Jepang Di Indonesia

8 87 179

Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pada Pernikahan Campuran (Studi Kasus Tentang Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pada Pernikahan Campuran Suku Batak Toba-Tionghoa di kota Medan)

17 176 147

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa Dan Minangkabau (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Pernikahan Jawa dan Minangkabau).

0 3 12

PENDAHULUAN Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa Dan Minangkabau (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Pernikahan Jawa dan Minangkabau).

0 2 24

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa Dan Minangkabau (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Pernikahan Jawa dan Minangkabau).

0 3 13

PERAN IDENTITAS SUKU JAWA DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Peran Identitas Suku Jawa Dalam Komunikasi Antarbudaya (Studi Deskriptif Kualitatif Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri yang ada di Demak).

0 1 14

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA JEPANG DI SURABAYA (Studi Kualitatif Proses Penyesuaian Diri Mahasiswa Jepang).

0 0 10

ADAPTASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASING UNS (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Hambatan Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Asing dalam Beradaptasi di Solo Tahun 2015).

0 2 13

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASING (Studi Tentang Kecenderungan-kecenderungan Komunikasi Antarbudaya Yang Berkembang Di Kalangan Mahasiswa Asing Di Surakarta).

0 0 16

Proses Komunikasi antarbudaya dalam proses

0 0 5