commit to user 56
dalam gerakan tubuh, gerakan imajiner dalam perilaku non verbal tersebut.
68
d Menghibur. Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya.
69
d. Kompetensi Komunikasi Antarbudaya
Spitzberg mengatakan bahwa kompetensi komunikasi antarbudaya adalah perilaku yang pantas dan efektif dalam suatu konteks tertentu. Kim memberikan
definisi yang lebih detil ketika dia menuliskan bahwa kompetensi antarbudaya merupakan kemampuan internal suatu individu untuk mengatur fitur utama dari
komunikasi antarbudaya: yakni, perbedaan budaya dan ketidakbiasaan, postur inter- group, dan pengalaman stress. Apa yang dinyatakan dua definisi itu adalah bahwa
menjadi komunikator yang kompeten berarti memiliki kemampuan untuk berinteraksi secar efektif dan sesuai dengan anggota dari budaya yang memiliki latar belakang
linguistik-kultural.
70
Banyak penelitian dalam kompetensi komunikasi antarbudaya mengungkapkan lima komponen kompetensi yang mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk berinteraksi secara efektif dan pantas dalam budaya yang lain.
71
Kelima komponen tersebut adalah:
68
Ibid. 41
69
Ibid.
L
Larry A. Samovar, dkk, Komunikasi Lintas Budaya: Communication Between Cultures, edisi 7 Jakarta:
Salemba Humanika, 2010 hlm. 460
71
Ibid.
commit to user 57
1 Motivasi untuk berkomunikasi Merupakan hal yang logis dan alami untuk mengasumsikan
seseorang termotivasi untuk berinteraksi dengan orang yang dekat dengan orang tersebut baik secara fisik maupun emosional. Walaupun hal ini
merupakan reaksi yang normal, hal ini kadang menjauhkan seseorang dari dari usaha untuk memahami pengalaman orang-orang. Pittinsky,
Rosenthal, dan Montoya mengungkapkan bahwa motivasi dalam hubungannya dengan kompetensi komunikasi antarbudaya berarti
seseorang memiliki keingian pribadi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
72
Sebagai komunikator yang penuh motivasi, seseorang menunjukkan ketertarikannya, berusaha untuk berbicara serta mengerti,
dan menawarkan bantuan. Selanjutnya, orang tersebut menunjukkan bahwa dia ingin berhubungan dengan orang lain dalam level personal dan
memiliki perspektif internasional ketika berinteraksi dengan orang-orang dari kebudayaan yang berbeda.
73
2 Pengetahuan yang cukup mengenai budaya Komponen pengetahuan dalam kompetensi komunikasi
antarbudaya berarti bahwa seseorang menyadari dan memahami peraturan,
72
Ibid. hlm. 461
73
Ibid.
commit to user 58
norma, dan harapan yang diasosiasikan dengan budaya orang-orang yang berhubungan dengan orang tersebut.
74
3 Kemampuan komunikasi yang sesuai Sebagai seorang komunikator yang kompeten seseorang harus
mampu mendengar, mengamati, menganalisis dan menginterpretasikan serta mengaplikasikan perilaku khusus ini dalam cara yang memungkinkan
orang tersebut untuk mencapai tujuannya.
75
4 Sensitivitas Kompetensi komunikasi membutuhkan partisipan suatu interaksi
yang sensitive satu sama lainnya dan terhadap budaya yang ditampilkan dalam suatu interaksi. Sensitivitas, menurut Pittinsky, Rosenthal, dan
Montoya, meliputi sifat fleksibel, sabar, empati, keingintahuan mengenai budaya yang lain, terbuka pada perbedaan, dan merasa nyaman dengan
yang lain.
76
Spencer-Roberts dan McGovern menambahkan bahwa komunikator yang sensitif memiliki rasa toleransi terhadap ambiguitas. Hal
tersebut berarti, saat seseorang melihat suatu kebiasaan dan perilaku yang aneh dan tidak biasa, orang itu tidak akan bingung karena tidak mengerti
apa yang sedang terjadi atau menentang perilaku dan kebiasaan tersebut. Hal ini mengarah pada pemikiran lain oleh Pittinsky, Rosenthal, dan
74
Ibid.
75
Ibid. hlm. 462
76
Ibid.
commit to user 59
Montoya yang percaya bahwa komunikator yang sensitif harus lebih toleran terhadap orang lain dan budaya lain serta menegmbangkan perasaan
allophilia, yaitu menyukai yang lain dan perilaku yang menginspirasi.
77
5 Karakter Seorang filsuf dan guru dari Amerika P.B. Fitzwater mengatakan
karakter merupakan keseluruhan dari pilihan seseorang. Intinya adalah bagaimana seseorang melaksanakan pilihan tersebut ketika berinteraksi
dengan orang yang berbeda budayanya. Mungkin salah satu sifat yang paling penting yang diasosiasikan dengan karakter adalah apakah mereka
dapat dipercaya atau tidak. Sifat yang kadang diasosiasikan dengan orang yang terpercaya adalah kejujuran, peghargaan, kewajaran, dan kemampuan
untuk melakukan pilihan yang tepat, dan juga kehormatan, mementingkan kepentingan orang lain, ketulusan, dan niat baik.
78
e. Komunikasi Antarbudaya yang Efektif