22 Perkembangan Ekonomi M akro Regional
Grafik I.27. Penyaluran Kredit Oleh Bank Umum di Sumut ke Sektor Pengangkutan Komunikasi
-10 -5
5 10
15 20
25 30
35 40
45
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2006 2007
2008 2009
- 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20
Rp Triliun
posisi kredit pertumbuha n yoy
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum, KBI M edan
7. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
Pertumbuhan sebesar 5,28 yoy dicapai oleh sektor Listrik, Gas, dan Air bersih LGA pada triw ulan II-2009.
Sementara, triw ulan sebelumnya sektor LGA tumbuh sebesar 8,89 . Pertumbuhan kinerja sektor ini tidak lepas dari pertumbuhan di semua
subsektor, terutama sub sektor gas kota. Sub sektor listrik tumbuh 3,70 yoy, sub sektor gas kota tumbuh 17,49 yoy serta sub sektor air bersih tumbuh sebesar 5,87
yoy .
8. Sektor Jasa-Jasa
Sektor jasa-jasa pada triw ulan II-2009 tumbuh 6,40 yoy, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triw ulan I-2009 8,25 . Jika dilihat trennya, maka sektor jasa-jasa
selalu memberikan pertumbuhan yang relatif tinggi di antara sektor-sektor lainnya. Subsektor jasa pemerintahan dan subsektor jasa sosial dan kemasyarakatan masih
mendominasi pertumbuhan sektor ini. Faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah pelaksanaan Pemilu legislatif dan persiapan Pemilu presiden, sekaligus dikucurkannya
stimulus fiskal sebagai upaya antisipasi imbas gejolak perekonomian global, telah menyebabkan sub sektor jasa pemerintahan tumbuh relatif baik, yaitu sebesar 6,67
yoy. Sementara pertumbuhan sub sektor jasa sw asta sebesar 5,88 , dengan sumber pertumbuhan berasal dari pertumbuhan hiburan dan rekreasi, sosial dan kemasyarakatan
serta perorangan dan rumah tangga.
23 Perkembangan Ekonomi M akro Regional
Grafik I.28. Penyaluran Kredit Oleh Bank Umum di Sumut ke Sektor Jasa-Jasa
-10 10
20 30
40 50
60 70
I II
III IV
I II
III IV
I II
III IV
I II
2006 2007
2008 2009
- 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00 4.50
Rp Triliun
posisi kredit pertumbuha n yoy
Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum, KBI M edan
M eskipun terjadi pertumbuhan pada sektor ini, namun penyaluran kredit ke sektor jasa- jasa justru terkontraksi sebesar 0,49
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. M eskipun demikian, jika dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya maka
telah terjadi peningkatan penyaluran, dari Rp4,03 triliun menjadi Rp4,04 triliun.
KRISIS INDUSTRI PERKAYUAN DI SUMATERA UTARABOKS 5
Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut
Sebagai salah satu w ilayah yang memiliki lahan perkebunan kelapa saw it terluas di Indonesia, Sumut juga menjadikan produk-produk berbasis kelapa saw it
sebagai salah satu komoditas andalan ekspor. Pangsa ekspor CPO terus mengalam peningkatan dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 2006, pangsanya mencapai
34,75 , maka pada triw ulan I-2009 ekspor CPO kembali mendominasi, dengan pangsa sebesar 47,36 .
Grafik. Harga, Volume dan Nilai Ekspor CPO Grafik. Pangsa Ekspor CPO
Sebagai daerah yang memiliki keunggulan dalam komoditas tersebut, sudah selayaknya Sumut berkonsentrasi dalam pengembangan kelapa saw it dan komoditas-
komoditas turunan lainnya. Selama ini hanya ekspor dalam bentuk CPO yang diutamakan. Pergerakan harga yang relatif fluktuatif, akan mengakibatkan
ketidakpastian hingga ke level petani. Sebagaimana terlihat dalam grafik, pergerakan harga CPO di pasar internasional sangat emmpengaruhi tidak hanya nilai ekspor,
tetapi juga volume ekspornya. Untuk mengatasi hal tersebut, sudah seharusnya Sumut memiliki cetak biru
blue print pengembangan bisnis kelapa saw it berikut produk-produk turunan lainnya. Tidak cukup hanya industri hulu yang dikembangkan, namun juga diarahkan
pada pengembangan industri hilir yang berbahan dasar kelapa saw it, seperti sabun, kosmetik, maupun produk-prouk lainnya yang memiliki nilai tambah tinggi.
EKSPOR CRUDE PALM OIL CPO
BOKS 1
KRISIS INDUSTRI PERKAYUAN DI SUM ATERA UTARABOKS 5
Bantuan Benih Padi Gratis Sebanyak 7.737 ton di Sumut
Revitalisasi perkebunan merupakan program pemerintah yang memanfaatkan dana perbankan untuk mendorong pemberdayaan para petani yang memiliki lahan namun
pemanfaatannya belum maksimal. Target pengembangan secara nasional, seluas 2 juta hektar sampai tahun 2010 untuk program perluasan, peremajaan dan rehabilitasi kelapa
saw it 1.500.000 ha, karet 300.000 ha dan kakao 200.000 ha .
Pembiayaan yang diberikan kepada petani adalah mulai dari pembelian bibit sampai dengan pasca panen, termasuk biaya pengurusan sertifikat lahan. Subsidi bunga dari
pemerintah sebesar 3 s.d 4 , dimana petani hanya membayar bunga kredit 10 selama masa
grace period, saw it dan kakao 5 tahun, karet 7 tahun, besarnya bunga setelah masa tenggang adalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bank. Sasaran dari setiap komoditi
secara nasional adalah sebagai berikut :
Di Sumut, program revbun melibatkan 4 bank, diantaranya: Bank Sumut, BPD Aceh, BNI dan Bank M andiri. Komoditi yang dikembangkan Kelapa Saw it dengan sistem kemitraan
serta Karet dan Kakao dengan sistem non mitra komoditi. Realisasi program yang telah dilaksanakan sampai dengan M ei 2009 adalah sebagai berikut:
1. Realisasi untuk kemitraan Kelapa Saw it
PERKEMBANGAN REVITALISASI PERKEBUNAN
BOKS 2
2. Realisasi Program Revbun Non M itra Karet Kakao
Note : Berdasarkan data dari Bank Sumut M ei 2009 Tim koordinasi dalam program revitalisasi perkebunan terdiri dari 2 bagian, yaitu:
Tim Pembina Pengembangan Perkebunan Provinsi
TP3P
yang dibentuk oleh Gubernur melalui Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 525079KTAHUN 2007 tanggal 26
Januari 2007. Anggota dari TP3P dari pihak perbankan adalah :
·
Pimpinan Bank Indonesia M edan
·
Pimpinan Wilayah BRI M edan
·
Direktur Utama Bank Sumut
·
Pimpinan Wilayah Bank M andiri
·
Pimpinan Cabang Bank Bukopin a.
Tugas Tim TP3P Sumatera Utara •
M embimbing dan membantu penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan dan pembiayaan program revitalisasi perkebunan
• M engkoordinasikan dan menyelaraskan langkah-langkah kegiatan dari instansi yang
terkait dengan program revitalisasi perkebunan •
M enampung dan mencari solusi penyelesaian, pemasalahan yang timbul dalam pelaksanaan program revitalisasi perkebunan
• M elaksanakan pembinaan kegiatan revitalisasi perkebunan
• M emonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan fisik lapangan serta pembiayaan.
Tim Pembina Pengembangan Perkebunan Kabupaten
TP3K
dibentuk oleh BupatiWalikota. Usulan Petani dalam Program Revitalisasi Perkebunan di Sumatera Utara adalah di 13
Kabupaten : 1.
Kabupaten Tapanuli Selatan 2.
Kabupaten Tapanuli Tengah 3.
Kabupaten M andailing Natal 4.
Kabupaten Simalungun 5.
Kabupaten Asahan 6.
Kabupaten Pakpak Barat 7.
Kabupaten Padang Law as 8.
Kabupaten Labuhan Batu 9.
Kabupaten Deli Serdang 10.
Kabupaten Karo 11.
Kabupaten Langkat 12.
Kabupaten Serdang Bedagai 13.
Kabupaten Nias Program revitalisasi ini rencananya akan dilanjutkan di w ilayah Aceh. Tim sedang
mempersiapkan pelaksanaannya di Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Tamiang dimana telah dibentuk TP3K.
HASIL QUICK SURVEY DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH UMKM DI KOTA MEDAN
BOKS 3
Krisis keuangan global dirasakan sudah mulai berimbas terhadap perekonomian daerah, antara lain melalui pelemahan daya beli masyarakat di negara-negara utama tujuan ekspor.
Permintaan luar negeri yang merosot menyebabkan penumpukan stok hasil produksi dan memaksa pengusaha untuk mengurangi bahkan menunda produksinya. Untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh krisis keuangan global terhadap perekonomian daerah, khususnya Usaha M ikro, Kecil dan M enengah UM KM , KBI M edan melakukan survei
kepada 61 pelaku UM KM di Kota M edan.
1. Informasi Umum