57 5.5. Penyediaan Uang Yang Layak Edar
Salah satu tujuan kebijakan Bank Indonesia di bidang sistem pembayaran yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang kartal baik dari jumlah maupun kualitas
yang layak edar. Berkaitan dengan hal tersebut, Bank Indonesia senantiasa memantau dan menghitung jumlah uang yang berada di masyarakat dan perbankan. Selain itu, Bank
Indonesia secara periodik dan berkesinambungan melakukan penyortiran dan peracikan uang kartal yang tidak memenuhi persyaratan uang yang layak edar. Uang yang termasuk
dalam kategori tidak layak edar lusuhrusak dan uang dengan emisi yang telah ditarik dari peredaran, kemudian dicatat sebagai Pemberian Tanda Tidak Berharga PTTB, yang
selanjutnya dilakukan pemusnahan.
Grafik 5.5. Perkembangan Jumlah PTTB di Sumatera Utara
Jumlah uang kartal yang telah dicatat sebagai PTTB pada periode triwulan laporan tercatat Rp134 milyar atau 3,03 dari jumlah
inflow. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 47,45 dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tercatat Rp255
milyar. Penurunan
ini mencerminkan
tingkat kesadaran
dan pemahaman masyarakat telah cukup baik dalam menggunakan uang kertas untuk
transaksi tunai.
5.6. Transaksi Jual Beli UKA dan TC Pada PVA Non Bank
Jumlah transaksi jual beli
Uang Kertas Asing UKA dan Traveller Cheque TC
pedagang valuta asing PVA
non bank di Provinsi Sumatera Utara pada triw ulan I 2009 menunjukan penurunan baik jumlah penjualan maupun pembelian. Nilai penjualan UKA
dan TC tercatat sebesar US10.7 juta atau menurun sebesar 11,57 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US12.1 juta. Sementara itu nilai
pembelian UKA dan TC tercatat sebesar US10.6 juta atau menurun sebesar 13,11 dari US12,2 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dibanding triw ulan sebelumnya,
nilai penjualan UKA dan TC mengalami penurunan sebesar 3,60 dari US11,1 juta menjadi US10,7 juta. Sedangkan nilai pembelian UKA dan TC menurun cukup signifikan
58
sebesar 39,77 dari US17,6 juta menjadi US10,6 juta. Imbas dari krisis keuangan global saat ini ditengarai mempengaruhi transaksi dari pedagangan valuta asing, yang
berdampak terhadap penurunan jumlah penjualan dan pembelian UKA dan TC pada PVA bukan bank. Data perkembangan transaksi pada tabel 5.5 dibaw ah.
Tabel 5.5. Perkembangan Transaksi Jual Beli UKA dan TC
Jenis valuta yang paling dominan dalam transaksi penjualan maupun pembelian UKA dan TC pada perdagangan PVA adalah jenis valuta M YR, US, SGD. Kegiatan
ekonomi yang mendukung perdagangan UKA dan TC melalui PVA adalah kegiatan penukaran yang dilakukan oleh w isataw an mancanegara w isman khususnya yang berasal
dari negara-negara ASEAN, remitansi Tenaga Kerja Indonesia TKI, keperluan medis pemeriksaan kesehatan dengan negara tujuan utama adalah M alaysia dan Singapura,
pendidikan, menunaikan ibadah haji, w isata rohani ke luar negeri dan perdagangan.
BAB VI
Perkembangan Ketenagakerjaan D aerah
dan Kesej ahteraan
59 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
6.1. PERKEM BANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH
6.1.1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Angka Pengangguran Pada Februari 2009, jumlah angkatan kerja Sumatera Utara Sumut mencapai
6.322.414 jiw a, naik 227.612 jiw a dibandingkan Agustus 2008 atau meningkat 391.522 jiw a dibandingkan bulan yang sama tahun 2008.
Penyerapan tenaga kerja Sumut selama kurun w aktu setahun Februari 2008-Februari 2009 mengalami peningkatan. Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari
meningkat 436.357 jiw a 266.144 perempuan dan 170.213 laki-laki. Tingginya peningkatan penduduk perempuan yang bekerja karena dorongan ekonomi, yaitu
tuntutan keluarga
untuk menambah
penghasilan, dan
semakin terbukanya
kesempatan bekerja pada kaum perempuan. Peningkatan jumlah tenaga kerja perempuan sebagian berasal dari perempuan yang sebelumnya berstatus mengurus
rumah tangga bukan angkatan kerja. Hal positif lainnya, peningkatan jumlah penduduk yang bekerja disertai dengan
penurunan jumlah pengangguran. Pada Februari 2009, jumlah pengangguran sebesar 521.643 jiw a yang berarti menurun 32.896 jiw a dibandingkan Agustus 2008 atau
menurun 44.835 jiw a dibandingkan Februari 2008. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Sumut pada Februari 2009 sebesar 69,98 ,
atau meningkat sebesar 2,54 dibandingkan TPAK pada Februari 2008. TPAK penduduk perempuan pada Februari 2009 sebesar
57,26 , atau meningkat signifikan dibandingkan Februari 2008 sebesar 3,96 , sedangkan TPAK penduduk
laki-laki pada Februari 2009 sebesar 83,06 , hanya meningkat sebesar 0,98 dibandingkan Februari 2008. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT menurun dari
9,55 pada Februari 2008 menjadi 8,25 pada Februari 2009. TPT penduduk perempuan pada Februari 2009 sebesar 10,38 dan TPT penduduk laki-laki sebesar
6,74 . Jumlah penganggur yang berada di perkotaan sebesar 56,50 , sisanya sebesar 43,50 berada di pedesaan.
B B
B A
A A
B B
B 6
6 6
PERKEM BANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
60 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Tabel 6. 1 Indikator Tenaga Kerja Sumut menurut Kegiatan Utama
2007 2008
2009 No
KEGIATAN UTAM A Februari
Agustus Februari
Agustus Februari
1 Penduduk 15+
8,287,473 8,378,148
8,794,804 8,919,973
9,034,908 2
Angkatan Kerja 5,647,710
5,654,131 5,930,892
6,094,802 6,322,414
- Bekerja 5,047,615
5,082,797 5,364,414
5,540,263 5,800,771
- Pengangguran 600,095
571,334 566,478
554,539 521,643
3 Bukan Angkatan Kerja
2,639,763 2,724,017
2,863,912 2,825,171
2,712,494 4
Tingkat Partisipasi 68.15
67.49 67.44
68.33 69.98
Angkatan Kerja - TPAK 5
Tingkat Pengangguran 10.63
10.10 9.55
9.10 8.25
Terbuka -TPT
Sumber: BPS Sumut
6.1.2. Lapangan Pekerjaan Utama Struktur penyerapan tenaga kerja di Sumut tidak menunjukkan perbedaan signifikan
dan masih bertumpu pada sektor pertanian sebesar 48,35 . Selain sektor pertanian, angkatan kerja Sumut banyak terserap di sektor perdagangan, restoran, dan hotel
sebesar 21,21 dan sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan sebesar 10,98 .
Tabel 6. 2 Angkatan Kerja Sumut menurut Lapangan Pekerjaan Utama
2007 2008
2009 NO
SEKTORAL Februari
Agustus Februari
Agustus Februari
1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan
Perikanan 49.70
47.60 49.40
47.12 48.35
2 Pertambangan dan Penggalian
0.50 0.43
0.50 0.29
0.31 3
Industri 9.20
7.61 7.60
8.08 8.89
4 Listrik, Gas dan Air
0.40 0.18
0.20 0.17
0.12 5
Konstruksi 3.40
4.76 4.00
4.93 3.93
6 Perdagangan, Restoran dan Hotel
18.80 18.80
21.00 20.20
21.21 7
Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 5.80
6.39 5.40
6.12 5.21
8 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha
Persew aan Jasa Perusahaan 1.10
1.29 1.10
1.05 1.00
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
11.20 12.93
10.80 12.04
10.98
Total 100
100 100
100 100
Angkatan kerja di daerah pedesaan lebih terserap ke sektor pertanian sebesar 72,53 , sedangkan di perkotaan sebagian besar bekerja pada sektor perdagangan
sebesar36,04 .
61 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Tabel 6. 3 Angkatan Kerja Sumut menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Pedesaan dan Perkotaan
Daerah Lapangan Pekerjaan Utama
Pedesaan Perkotaan
Pedesaan+Perkotaan
Sektor Pertanian 72.53
14.66 48.35
Sektor Industri 5.80
13.20 8.89
Sektor Perdagangan 10.56
36.04 21.21
Sektor Jasa Kemasyarakatan 5.02
19.29 10.98
Sektor Lainnya 6.09
16.81 10.57
JUM LAH 100.00
100.00 100.00
Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Listrik, Gas, dan Air, Sektor Konstruksi, Sektor Transportasi, dan Sektor Keuangan
Sumber: BPS Sumut
6.1.3. Status Pekerjaan Utama Komposisi status pekerjaan utama penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di
Sumatera Utara yang paling besar sebagai buruhkaryaw an yaitu 27,31 . M eskipun demikian, bila dibandingkan bulan Agustus 2008 mengalami penurunan 1,09 atau
menurun 0,59 dibandingkan Februari 2008. Penduduk yang bekerja dengan status pekerja keluarga tidak dibayar sebesar 21,75 , berusaha dibantu buruh tidak tetap
19,66 , berusaha sendiri 18,50 , pekerja bebas di pertanian 5,51 , pekerja bebas di non pertanian 4,50 , dan berusaha dibantu buruh tetap 2,77 .
Klasifikasi status pekerjaan yang mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun lalu adalah pekerja bebas di non pertanian dan pekerja keluarga atau tidak dibayar.
Tabel 6. 4 Angkatan Kerja Sumut menurut Status Pekerjaan Utama
2007 2008
2009 NO
LAPANGAN PEKERJAAN UTAM A Februari
Agustus Februari
Agustus Februari
1 Berusaha Sendiri
20.39 19.48
18.79 19.69
18.50 2
Berusaha dibantu buruh tdk tetap 17.66
19.78 20.35
20.12 19.66
3 Berusaha dibantu butuh tetap
2.65 2.62
3.10 2.78
2.77 4
BuruhKaryaw an 31.83
32.10 27.90
28.40 27.31
5 Pekerja Bebas di Pertanian
5.46 5.18
6.61 4.74
5.51 6
Pekerja Bebas di Non Pertanian 3.38
3.06 3.95
3.65 4.50
7 Pekerja KeluargaTidak Dibayar
18.63 17.78
19.30 20.62
21.75
Total 100.00
100.00 100.00
100.00 100.00
62 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
6.1.4. PERKEM BANGAN KESEJAHTERAAN
6.1.5. Nilai Tukar Petani Pada M ei 2009, Nilai Tukar Petani NTP Sumatera Utara sebesar 100.96 atau
mengalami peningkatan 0,19 dibandingkan bulan April 2009 sebesar 100.77. Nilai Tukar Petani per sub sektor masing-masing sebesar 97.21 untuk subsektor padi dan
palaw ija NTPP, 109.70 untuk subsektor hortikultura NTPH, 101.98 untuk subsektor perkebunan rakyat NTPR, 99.48 untuk subsektor peternakan NTPT, dan 102.71
untuk subsektor perikanan NTN.
Tabel 6. 5 Perkembangan Nilai Tukar Petani
It Ib
NTP It
Ib NTP
It Ib
NTP It
Ib NTP
It Ib
NTP
Subsektor Padi Palawija NTPP 113.95 120.15 94.84 115.70 120.37 96.12 117.66 120.39 97.74 116.30 120.74 96.32 117.46 120.82 97.21
Subsektor Hortikultura NTPH 132.61 119.61 110.87 132.72 119.85 110.74 131.94 119.68 110.25 130.71 119.95 108.97 131.70 120.06 109.70
Subsektor Perkebunan Rakyat NTPR 110.08 118.93 92.56 116.15 119.15 97.48 115.90 119.20 97.23 123.16 118.85 103.62 121.35 119.00 101.98 Subsektor Peternakan NTPT
114.15 116.23 98.21 116.59 116.29 100.26 115.88 116.37 99.58 116.10 116.61 99.56 116.32 116.93 99.48 Subsektor Perikanan NTN
123.90 114.94 107.79 122.94 115.13 106.79 121.47 115.17 105.47 117.03 115.66 101.18 118.87 115.73 102.71
GabunganProvinsi Sumatra Utara 116.61 119.09 97.92 119.07 119.30 99.81 119.59 119.30 100.24 120.38 119.46 100.77 120.73 119.58 100.96
Nilai Tukar Petani Sub Sektor Jan-09
Feb-09 Mar-09
Apr-09 May-09
Nilai Tukar Petani NTP Provinsi Sumatra Utara dan Perubahannya Desember 20082007=100
Subsektor padi dan palaw ija NTPP mengalami kenaikan sebesar 0,93 . Hal ini disebabkan oleh perubahan indeks harga yang diterima petani It sebesar 1,00
lebih tinggi dibandingkan perubahan indeks harga yang dibayar petani Ib sebesar 0,07 . Kenaikan It terjadi karena kenaikan subkelompok padi sebesar 0,63 dan
subkelompok palaw ija sebesar 2,05 . Di sisi lain kenaikan Ib terjadi karena perubahan pada Indeks Konsumsi Rumah Tangga IKRT naik sebesar 0,06 dan
indeks Biaya Produksi dan Perubahan Barang M odal BPPBM naik sebesar 0,11 . Subsektor hortikultura NTPH mengalami kenaikan sebesar 0,67 . Hal ini disebabkan
oleh perubahan It 0,76 lebih tinggi dibandingkan perubahan Ib 0,09 . Kenaikan yang terjadi pada It akibat kenaikan indeks subkelompok buah-buahan sebesar
1,08 , sedangkan indeks subkelompok sayur-sayuran turun sebesar 0,24 . Di sisi lain, perubahan kenaikan Ib karena kenaikan IKRT sebesar 0,06 dan indeks BPPBM
sebesar 0,20 . Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat
NTPR mengalami penurunan sebesar 1,59 . Hal ini disebabkan oleh perubahan It -1,47 lebih rendah dibandingkan
perubahan Ib 0,12 . Penurunan It disebabkan oleh penurunan indeks subkelompok
63 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,47 . Di sisi lain, perubahan Ib karena kenaikan IKRT sebesar 0,04 dan indeks BPPBM sebesar 0,41 .
Subsektor Peternakan NTPT mengalami penurunan sebesar 0,08 . Hal ini karena perubahan It 0,19 lebih rendah dibandingkan perubahan Ib 0,27 . Kenaikan It
karena kenaikan indeks subkelompok ternak besar sebesar 0,52 , subkelompok unggas sebesar 0,43 , dan subkelompok hasil ternak sebesar 0,52 . Sementara itu
indeks subkelompok ternak kecil mengalami penurunan sebesar 0,31 . Kenaikan Ib terjadi karena kenaikan IKRT sebesar 0,11 dan indeks BPPBM sebesar 0,50 .
Subsektor Perikanan NTN mengalami kenaikan sebesar 1,51 . Hal ini disebabkan oleh perubahan It sebesar 1,57 lebih tinggi dibandingkan perubahan Ib sebesar
0,06 . Kenaikan It terjadi karena perubahan pada subkelompok penangkapan ikan sebesar 1,92 , sedangkan subkelompok budidaya ikan turun sebesar 1,71 .
Sementara itu, kenaikan Ib disebabkan oleh kenaikan IKRT sebesar 0,04 dan indeks BPPBM sebesar 0,10 .
6.1.6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga IKRT mencerminkan angka inflasi
deflasi di w ilayah pedesaan. Pada M ei 2009, terjadi inflasi di w ilayah pedesaan Sumatera Utara sebesar 0,06 yang disebabkan indeks kelompok makanan jadi,
minuman, dan rokok naik sebesar 0,53 , kelompok perumahan naik sebesar 0,09 , kelompok kesehatan naik sebesar 0,48 , kelompok pendidikan, rekreasi dan olah
raga naik sebesar 0,29 . Sementara itu kelompok bahan makanan turun sebesar 0,19 , kelompok sandang turun sebesar 0,10 , dan kelompok transportasi dan
komunikasi turun sebesar 0,06 . 6.1.7. Wisataw an M ancanegara
Jumlah w isataw an mancanegara w isman yang berkunjung di Sumatera Utara melalui 3 pintu masuk pada M ei 2009 mengalami peningkatan 7,10 dibandingkan
bulan April 2009. Bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2008, jumlah w isman M ei 2009 mengalami penurunan 3,46 , yaitu dari 14.055 orang menjadi
13.568 orang.
64 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Tabel 6. 6 Wisataw an M ancanegara yang Berkunjung ke Sumut
Mei 2008 April 2009 Mei 2009 mtm
yoy
Bandar Udara Polonia 11656
11481 13031
13.50 11.80
Pelabuhan Laut Belawan 621
341 283
-17.01 -54.43
Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan 1778
846 254
-69.98 -85.71
Jumlah 14055
12668 13568
7.10 -3.46
Pintu Masuk Persentase
Orang
Peningkatan jumlah w isman di bulan M ei 2009 dibandingkan bulan sebelumnya, antara lain disebabkan oleh meningkatnya jumlah w isman dari M alaysia sebesar
17,08 , Belanda sebesar 17,51 , Singapura sebesar 2,88 , dan Amerika Serikat sebesar 2,63 .
6.1.8. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang Tingkat Penghunian Kamar TPK hotel berbintang di Sumatera Utara pada M ei 2009
mencapai rata-rata 31,77 , atau turun 2,26 poin dibandingkan TPK hotel April 2009 sebesar 34,03 . Ditinjau lebih jauh, klasifikasi hotel bintang lima memiliki TPK yang
tertinggi, yaitu mencapai 55,59 , sedangkan TPK hotel terendah adalah hotel bintang satu yang hanya mencapai 23,54 .
Tabel 6. 7 Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang
April 2009 Mei 2009 April 2009 Mei 2009 April 2009 Mei 2009 April 2009 Mei 2009
Bintang 1 1.11
0.00 1.00
1.00 1.02
1.00 23.23
23.54 Bintang 2
1.49 1.66
1.18 1.12
1.22 1.20
20.34 26.16
Bintang 3 2.61
2.53 1.46
1.87 1.53
1.92 50.94
42.66 Bintang 4
1.60 1.67
1.61 1.70
1.61 1.69
33.71 24.02
Bintang 5 1.95
1.71 1.64
1.42 1.69
1.47 47.04
55.59
Rata-rata 1.65
1.80 1.38