Budaya konstruktif adalah budaya dimana para karyawan didorong untuk Budaya pasif-defensif bercirikan keyakinan yang memungkinkan bahwa Budaya agresif-defensif mendorong karyawannya untuk mengerjakan tugasnya

kepentingan diri individual seseorang, 4 budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan, dan 5 budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan

2.1.6 Tipe budaya organisasi

Menurut Kreitner dan Kinicki 2003, terdapat tiga tipe umum budaya organisasi yaitu :

1. Budaya konstruktif adalah budaya dimana para karyawan didorong untuk

berinteraksi dengan orang lain dan mengerjakan tugas dan proyeknya dengan cara yang akan membantu mereka dalam memuaskan kebutuhannya, berhubungan dengan pencapaian tujuan aktualisasi diri, penghargaan yang manusiawi, dan persatuan.

2. Budaya pasif-defensif bercirikan keyakinan yang memungkinkan bahwa

karyawan berinteraksi dengan karyawan lain dengan cara yang tidak mengancam keamanan kerjanya sendiri. Budaya ini mendorong keyakinan normatif yang berhubungan dengan persetujuan, konvensional, ketergantungan, dan penghindaran.

3. Budaya agresif-defensif mendorong karyawannya untuk mengerjakan tugasnya

dengan keras untuk melindungi keamanan kerja dan status mereka. Tipe budaya ini lebih bercirikan keyakinan normatif yang mencerminkan oposisi, kekuasaan dan kompetitif. Setiap tipe berhubungan dengan seperangkat keyakinan normatif yang berbeda. Keyakinan normatif mencerminkan Universitas Sumatera Utara pemikiran dan keyakinan individu mengenai bagaimana anggota dari sebuah kelompok atau organisasi tertentu diharapkan menjalankan tugasnya dan berinteraksi dengan orang lain. 2.2 Produktivitas kerja 2.2.1 Pengertian produktivitas kerja Banyak pengertian tentang produktivitas yang dikemukan oleh para ahli tergantung bagaimana para ahli untuk menempatkannya. Para ilmuwan telah menyumbang berbagai tingkatan produktivitas. Tingkatan tersebut adalah 1 tingkat individu, 2 tingkat kerja kelompok, 3 tingkat organisasi, 4 tingkat lapangan perdagangan, jasa, industri dan pertanian, 5 tingkat ekonomi, dan 6 tingkat dunia Mougheli Azizi, 2011. Kategorisasi tingkat individu merupakan dasar dan pondasi untuk tingkat lainnya, kenaikan produktivitas di tingkat individu akan meningkatkan produktivitas tingkat lainnya Abtahi, 2004. Produktivitas sumber daya manusia merupakan komponen penting dalam organisasi. Huber 1996 menyatakan bahwa produktivitas kerja adalah perbandingan antara hasil output dengan masukan input dalam suatu organisasi. Sedangkan Robbins 2005 menyatakan produktivitas sebagai ukuran besarnya biaya sumberdaya, dan menyamakan produktivitas dengan prestasi kerja. Mougheli dan Azizi 2011 menyatakan produktivitas adalah budaya, wawasan rasional untuk bekerja dan hidup, yang bertujuan membuat kegiatan yang lebih cerdas untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih aktif. Universitas Sumatera Utara