19
8. Menggunakan tindakan yang terencana dan terarah untuk
menekan dan mencapai nilai utama dan tujuan pendidikan di sekolah
9. Memimpin melalui contohteladan.
Menurut Nanang Fattah 2012 terdapat beberapa indikator yang menunjukkan sekolah unggul yaitu sebagai berikut:
1. Sekolah memiliki visi dan misi untuk meraih prestasimutu yang
tinggi 2.
Semua personel sekolah memiliki komitmen yang tinggi untuk berprestasi
3. Adanya program pengadaan staf sesuai dengan perkembangan
iptek 4.
Adanya kendali mutu yang terus menerus 5.
Adanya perbaikan mutu yang berkelanjutan 6.
Adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua dan masyarakat
c. Karakteristik Sekolah Bermutu Terpadu
Karakteristik sekolah bermutu terpadu menurut Arcaro Nur Zazin, 2011: 180 antara lain fokus pada customer, keterlibatan total,
pengukuran, komitmen, dan perbaikan berkelanjutan. Sekolah memiliki customer internal dan eksternal. Customer internal adalah
orangtua, siswa, guru, administrator, staf, dan dewan sekolah yang berada di dalam sistem pendidikan. Sedangkan, customer eksternal
20
adalah masyarakat, perusahaan, keluarga, militer, dan perguruan tinggi yang berada di luar organisasi, namun memanfaatkan output
proses pendidikan. Setiap orang harus berpartisipasi dalam transformasi mutu. Mutu bukan hanya tanggung jawab dewan sekolah
atau pengawas. Mutu menuntut setiap orang memberi kontribusi bagi upaya mutu. Pengawas sekolah dan dewan sekolah harus memiliki
komitmen pada mutu. Bila mereka tidak memiliki komitmen, proses transformasi mutu tidak akan dapat dimulai. Setiap orang perlu
mendukung upaya mutu. Namun seringkali sekolah kesulitan untuk memgadakan kerjasama dengan orang tua dalam mengawasi anak
untuk belajar. Tidak sedikit orangtua yang kurang memberikan dorongan atau perhatian terhadap prestasi belajar anaknya. Mungkin
hal ini terjadi karena orangtua terlalu sibuk dengan segala urusan
pekerjaan di kantor ataupun bisnisnya.
Mutu merupakan perubahan budaya yang menyebabkan organisasi mengubah cara kerjanya. Orang biasanya tidak mau
berubah, tapi manajemen harus mendukung proses perubahan dengan memberi pendidikan, perangkat, sistem, dan proses untuk
meningkatkan mutu. Dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan maka diperlukan prosedur kerjamekanisme yang jelas, bahwa setiap
jenis pekerjaan memiliki prosedur dan mekanisme yang sudah ditentukan, sehingga menumbuhkan sikap tanggung jawab dan jadwal
waktu penyelesaian secara tepat. Selain itu tersedianya perangkkat
21
kerja berupa sarana dan fasilitas yang memadai, baik peralatan vital harus ada maupun peralatan penunjang yang dapat memudahkan
penyelesaian pekerjaan. Tersedianya sarana dan fasilitas, dapat mendorong semangat staf untuk menampilkan hasil kerja yang
optimal Nanang Fattah, 2012: 121. 3.
Pengembangan Budaya Mutu di Sekolah Dasar
Budaya tercipta karena adanya adopsi dari organisasi lainnya, baik nilai, jargon, visi-misi, maupun pola hidup dan citra organisasi yang
dimanifestasikan oleh anggotanya. Sebuah nilai budaya yang merupakan sebuah sistem bisa menjadi asumsi dasar organisasi untuk meningkatkan
kinerjanya. Salah satunya adalah terbentuknya budaya kuat yang bisa mempengaruhi. McKennna dan Beech Nur Zazin, 2011:151. Secara
lengkap, budaya bisa merupakan nilai, konsep, kebiasaan, dan perasaan yang diambil dari asumsi dasar sebuah organisasi yang kemudian
diiternalisasikan oleh anggotanya. Budaya bisa berupa perilaku langsung apabila menghadapi permasalahan maupun berupa karakter khas yang
merupakan sebuah citra akademik yang bisa mendukung rasa bangga
terhadap profesi dirinya sebagai dosen, guru, dan sebagainya.
Menurut Sopiatin Nur Zazin, 2011: 66 mutu pendidikan secara multidimensi meliputi aspek mutu input, proses, dan output. Oleh
karenanya, pengembangan pencapaian mutu harus secara holistik dimulai dari input, proses, dan output. Mutu juga dapat didefinisikan sebagai
sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan
22
pelanggan Edward Sallis, 2006: 56. Dengan demikian, mutu pendidikan adalah kebermutuan dari berbagai layanan institusi pendidikan kepada
siswa maupun staf pengajar untuk terjadinya proses pendidikan yang bermutu sehingga akan menghasilkan lulusan yang mempunyai
kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang sesuai dengan
kebutuhan untuk terjun ke lingkungan masyarakat.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, budaya mutu di sekolah dapat diartikan sebagai nilai-nilai, jargon, visi-misi, maupun pola hidup
bersama yang disepakati, diimplementasikan dalam pengelolaan pendidikan di sekolah yang diadopsi dari organisasi lainnya, untuk
menghasilkan layanan pendidikan yang bermutu dan target hasil yang ingin dicapai yaitu dalam rangka peningkatan mutu pendidikan difokuskan
pada kepuasan pelanggan sekolah. Dengan demikian sekolah yang memiliki budaya mutu yang baik akan menghasilkan lulusan yang
memiliki kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam implementasi
budaya mutu sekolah tentu saja membutuhkan kerjasama yang baik antara warga sekolah dan berbagai komponen yang ada di sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Dalam membentuk budaya mutu sekolah, lembaga pendidikan
merupakan sebuah organisasi. Kultur lembaga pendidikan merupakan kultur organisasi dalam konteks satuan pendidikan. Dengan demikian
kultur lembaga pendidikan dapat diartikan sebagai kualitas kehidupan