Potensi Guru dan Karyawan

66 “sekolah miskin”. Pada tahun 2005 sekolah mendapatkan akreditasi B namun karena usaha yang gigih maka sekolah tersebut berhasil meningkatkan status akreditasinya menjadi A di tahun 2010. Untuk mencapai hal tersebut kepala sekolah menerapkan berbagai program untuk memperbaiki mutu sekolah seperti peningkatan kinerja guru dan karyawan, disiplin waktu, dan kerjasama. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Bapak JW yaitu: “Saya menetapkan pertama kali di SD Widoro itu peningkatan kinerja guru dan karyawan, kemudian disiplin waktu, dan yang ketiga yaitu teamwork atau kerjasama. Itu yang prioritas utama. Nah saya ambil langkah yang pertama adalah meningkatkan kinerja guru karena sebelum ndandani sekolah itu sebaiknya guru, karyawan dan kepala sekolah lebih baik dulu” waw.18 Feb 2014. Diperkuat dengan pernyataan Bapak AG yaitu: “Ya kita sekarang mulai dari guru dulu ya, pembenahannya dari guru. Guru diminta untuk disiplin waktu, disiplin berpakaian, disiplin kerjanya, kemudian nilai-nilai karakter dan budaya itu dibangun disini” waw.13 Feb 2014. Langkah untuk memperbaiki prestasi dilakukan dengan kepala sekolah dan guru mengikuti workshop, mengadakan les, dan mengikuti perlombaan. Seperti yang dikatakan Bapak JW yaitu: “Untuk meningkatkan mutu kita sering mengikuti workshop, kebetulan saya sendiri sekretarisnya, jadi penggeraknya untuk kepala sekolah. Itu untuk workshop pembelajaran, workshop bedah kisi-kisi, workshop kurikulum 2013 itu kita selalu aktif mengadakan. Untuk peningkatan prestasi akademik kita menambah jam belajar siswa dengan mengadakan les” waw. 19 Feb 2014. 67 Diperkuat dengan pernyataan Ibu PJ yaitu: “Iya sering ya kita diikutkan dalam workshop bahkan dalam tingkat kecamatan itu sudah ada jadwal untuk workshop. Setiap liburan pasti ada workshop untuk peningkatan mutu. Terus biasanya juga kita peningkatan mutu pernah dikirim ke kota lain untuk studi banding bagaimana untuk meningkatkan mutu” waw. 13 Feb 2014. Upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan akreditasi dilakukan dengan menjaga kedisiplinan, melengkapi administrasi, dan kepala sekolah selalu mengadakan supervisi. Seperti yang dikatakan Ibu AGS berikut ini: “Ya itu tadi jaga disiplin. Nomor satu disiplin, dari segi adminitrasi dan semuanya. Sini administrasi guru semua pada punya, pak JW selalu memantau” waw. 12 Feb 2014. Senada dengan yang dikatakan oleh Ibu AGS, Ibu PJ juga berusaha untuk mempersiapkan seluruh aspek akreditasi dengan melengkapi administrasi, seperti dalam petikan wawancara berikut ini: “Ya itu kan menyangkut seluruh aspek termasuk juga mempersiapkan anak, administrasi guru, terus juga sekolah menyiapkan 8 standar secara pelan-pelan. Sedikit demi sedikit kita laksanakan. Administrasi juga sudah kami usahakan, meskipun masih ada kura ngnya. Tapi pasti kita usahakan” waw. 13 Feb 2014. Kepala sekolah juga selalu memantau guru dalam menjalankan tugas untuk melengkapi administrasi dan memberi motivasi, seperti yang dikatakan Bapak AG berikut ini: “Pak JW selalu memantau kami misalnya saja untuk selalu melengkapi administrasi. Beliau selalu memberi semangat dan motivasi kepada kami” waw. 13 Feb 2014. 68 Diperkuat dengan pernyataan Bapak JW yaitu: “Ya itu tadi kita dengan pertama kali EDS, terus supervisi ke seluruh guru dan karyawan, terus kita menanamkan pada guru untuk menggunakan program analisis SWOT. Terus langkah konkritnya ya rapat- rapat itu” waw. 19 Feb 2014. Peneliti mengamati bahwa keadaan administrasi belum berjalan dengan baik, karena sekolah belum memiliki data mengenai nilai Ujian Nasional UN dan data peserta didik yang menjuarai perlombaan. Arsip nilai UN yang ada hanya 3 tahun terakhir dan ditulis di buku saja dikarenakan guru masih mengalami kesulitan dalam menggunakan komputer. Ketika peneliti meminta data prestasi peserta didik dalam perlombaan pihak sekolah tidak memiliki catatan dan peneliti diminta untuk mencatat dari piala yang dipajang di depan ruang guru. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi, pihak sekolah rutin mengadakan rapat evaluasi setiap satu bulan sekali. Seperti yang dikatakan Bapak JW berikut ini: “Setiap sebulan sekali mbak kita adakan evaluasi, apa saja masalah yang dihadapi. Terus setelah ketemu kelemahan tahun kemarin, ini kan namanya analisis SWOT ya, jadi kita harus tahu dimana letah kelebihan, dimana letak kelemahan, dimana ada peluang itu semua kita gunakan. Nah setelah kita ketahui kelamahan-kelemahannya, setelah kita ketahui kelebihannya, peluan g yang ada kita gunakan” waw. 19 Feb 2014. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Bapak AG berikut ini: “Sebulan sekali ada rapat. Kemudian setiap pagi ada briefing. Briefing itu hanya sekedar mengingatkan tapi untuk evaluasi secara keseluruhan itu pad a rapat guru” waw. 13 Feb 2014.