Gambaran Umum Tempat Penelitian

63 h. Kantin i. Kamar mandi WC

5. Potensi Guru dan Karyawan

SD Negeri Widoro dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan memiliki jumlah pengajar sejumlah 12 orang yang terdiri dari 7 guru tetap, 2 guru bantu, dan 3 guru honorer ekstra. Selain itu sekolah juga dibantu oleh 1 tenaga administrasi, 1 tenaga perpustakaan, dan 1 penjaga sekolah. Adapun penjelasannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4. Daftar Guru No. Nama Gol. NIP Jabatan Pendidikan 1 Drs. Jaswadi, M.Pd IV B 19610125 198303 1 005 Kepala Sekolah S2 2 Agustinah IV A 19540801 197512 2 004 Guru D3 3 TH. Mariana IV A 19540608 197701 2 001 Guru D3 4 Ngatini, S.Pd IV A 19601101 198202 2 008 Guru S1 5 Wahana, A.Ma. Pd III D 19590208 198303 1 008 Guru D3 6 Puji Lestari, S.Pd IV A 19651110 198604 2 007 Guru S1 7 Agnes Prabandari II B 19681211 700701 2 010 Guru D3 8 Suyatmi, S.Pd - 1984 Guru S1 9 Agung, S.Pd - 2837 Guru S1 10 Aji Septiantoko, S.Pd - Guru S1 11 Arifudin, S.Pd - Guru S1 12 Intan Pratiwi - 2926 Tng. Adm SMK 13 Ngadiyo II A 19660721 198912 1 001 Tng. Sekolah SMP 64 Struktur organisasi komite di SD Negeri Widoro Yogyakarta, sebagai berikut: Gambar 2. Struktur Organisasi Komite Penasehat 1. Drs. Jaswadi, M.Pd Kepala SD N Widoro 2. Ashari 3. V. Sujanadi Sekretaris 1. Nanang Wibowo 2. Urip Widodo Bendahara 1. Agustinah 2. Anton Sudarmi Pembina 1. Ka. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta 2. Pengawas TKSD Kec. Danurejan 3. Lurah Tegalpanggung Ketua 1. Suprat Supratono 2. Nuryanto Sie. Pendidikan Sie. Pembangunan Sie. Humas Sie. Usaha Sie. Keamanan 65

B. Hasil Penelitian

1. Peningkatan Budaya Mutu untuk Pencapaian Akreditasi di SD Negeri

Widoro Yogyakarta Budaya mutu merupakan nilai-nilai, jargon, visi-misi, maupun pola hidup bersama yang disepakati, diimplementasikan dalam pengelolaan pendidikan di sekolah yang diadopsi dari organisasi lainnya, untuk menghasilkan layanan pendidikan yang bermutu dan target hasil yang ingin dicapai yaitu dalam rangka peningkatan mutu pendidikan difokuskan pada kepuasan pelanggan sekolah. Budaya mutu adalah strategi memperbaiki mutu pendidikan melalui dimenasi kulturalbudaya. Penerapan budaya mutu tentunya membutuhkan kerjasama dari aktorwarga sekolah yang terdiri dari komite sekolah, kepala sekolah, guru, dan peserta didik. Sekolah yang telah mengimplementasikan budaya mutu dengan baik maka akan berpengaruh pada pencapaian hasil akreditasi yang baik pula. Untuk mengetahui peningkatan budaya mutu peneliti melihat dari elemen usaha perbaikan, kewenangan, penguatan kinerja, kerjasama, rasa aman, iklim interaksi, dan rasa memiliki. Semua elemen tersebut akan dijabarkan peneliti berikut ini : a. Usaha Perbaikan Usaha perbaikan merupakan kegiatan yang diarahkan untuk meningkatkan standar yang ada. SD Negeri Widoro merupakan sekolah yang masuk dalam kategori sekolah tertinggal dan mendapat predikat