Kegiatan pelayanan Pelayanan Sirkulasi

28 b. Peminjaman Kegiatan peminjaman adalah suatu proses pencatatan transaksi yang dilakukan oleh petugas perpustakaan dengan pengguna pada saat pengguna meminjam koleksi. Jenis koleksi yang umum dipinjamkan adalah koleksi yang berupa buku. Dalam proses peminjaman perlu dilakukan pencatatan agar koleksi yang dipinjam mudah diidentifikasi, tempat koleksi mudah dikontrol, pengguna koleksi mudah diketahui dan batas waktu pengembalian mudah diprediksi. 30 c. Pengembalian Langkah kerja yang dilakukan oleh petugas dalam prosedur pengembalian bahan pustaka, yaitu: pemustaka harus membawa langsung bahan pustaka yang hendak dikembalikan pada lembar tanggal kembali, setelah pemustaka menyerahkan bahan pustaka yang akan dikembalikan, pengambilan kartu buku berdasarkan tanggal kembali, mengambil kartu pinjam dari kotak kartu pinjam berdasarkan nomor anggota yang tertera pada kartu buku, memberikan stempel tanda kembali pada kartu buku, lembar tanggal kembali dan kartu pinjam, mengembalikan kartu buku pada kantong buku, mengembalikan kartu pinjam ke dalam kotak kartu pinjam, 30 Syihabuddin Qalyubi dkk, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, h.224. 29 mengelompokkan buku menurut kode bukunya untuk dikembalikan ke rak buku, memilah buku yang rusak dan yang dapat dikembalikan. 31 d. Perpanjangan Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagaimana yang di kutip Faisal Hariyadi, Perpanjangan waktu peminjaman tergantung kepada kebijakan perpustakaan, ada perpustakaan yang memberikan perpanjangan sebanyak dua kali saja dan juga hanya memberikan satu kali saja. 32 e. Penagihan Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Depdiknas, sebagaimana yang dikutip Faisal Hariadi, prosedur penagihan beransung sebagai berikut: Petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal kembali bahan perpustakaan; pekerjaan ini harus dilakukan setiap hari. Petugas membuat surat penagihan rangkap dua; lembar pertama dikirimkan kepada peminjam, sedangkan lembar kedua disimpan. Bila bahan pustaka dikembalikan setelah ditagih, petugas memprosesnya berdasarkan proses pengembalian. 33 31 Sri Terta Dewi, Androni, “Sikap Pemustaka Terhadap Layanan Sirkulasi di Perpustakaan Universitas Padang,” Jurnal Ilmu Informasi Perpustkaan dan Kearsipan, vol. 1 No.1 September 2012: h. 164. 32 Fasisal Hariadi, “Kualitas Pelayanan Sirkulasi Perpustakaan di Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Universitas Negri Yogyakarta, h.38. 33 Fasisal Hariadi, “Kualitas Pelayanan Sirkulasi Perpustakaan di Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Universitas Negri Yogyakarta, h.37. 30 f. Pemberian sanksi Sanksi diberikan kepada pemustaka apabila melakukan pelanggaran peraturan perpustakaan. Abdul Rahman Shaleh menyebutkan pelanggaran peraturan perpustakaan sebagai berikut: terlambat mengembalikan pinjaman bahan pustaka, mengembalikan bahan pustaka dalam keadaan rusak, membawa bahan pustaka tanpa melalui prosedur yang benar, menghilangkan bahan pustaka dan melanggar tata tertib perpustkaaan. sanksi yang diberikan bergantung kepada bobot pelanggaran, sanksi yang lazim dikenakan kepada pengguna ada tiga macam: denda, sanksi administrasi, misalnya tidak boleh meminjam bahan perpustakaan dalam waktu tertentu dan sanksi akademik, berupa pembatalan hak dalam kegiatan belajar-mengajar. 34 g. Surat keterangan bebas Pustaka “Surat keterangan bebas pustaka diberikan kepada pemustaka sebagai bukti bahwa dia tidak mempunyai pinjaman atau kewajiban lain. Pemberian surat keterangan bebas pustaka dimaksudkan agar koleksi terpelihara dan pemustaka mematuhi peraturan perpustakaan . bagi pemustaka keterangan bebas pusaka diperlukan untuk ujian akhir, penerimaan ijazah, dan pindah studi ke perguruan lain.” 35 h. Statistik Statistik merupakan informasi kuantitatif tentang jumlah tambahan buku pertahun, jumlah pengunjung dan sebagainya. Menurut Syihabuddin Qalyubi, pustakawan menggunakan statistik untuk 34 Abdul Rahman Shaleh, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, h. 184-185. 35 Sri Terta Dewi, Androni, “Sikap Pemustaka Terhadap Layanan Sirkulasi di Perpustakaan Universitas Padang: h. 164. 31 berbagai keperluan, yaitu untuk menyusun laporan tahunan, mengukur efisiensi berbagai bagian perpustakaan, menyusun rencana dan jasa perpustakaan, memperkuat alasan dalam menunjang penambahan anggaran dan tenaga, serta menyajikan keberhasilan perpustakaan pada pengguna dan pimpinan. 36

D. Standard Operating Procedures SOP

1. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan merupakan sebagai suatu satuan organisasi, badan atau lembaga. Satuan kerja tersebut dapat berdiri sendiri, tetatapi dapat juga merupakan bagian dari organisasi di atasnya yang lebih besar. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 30 tahun 1990 pasal 55, sebagai mana yang dikutip Abdul Rahman Shaleh, perpustakaan perguruan tinggi berstatus sebagai salah satu unit pelaksana teknis UPT di tingkat pusat yang mempunyai kedudukan setingkat dengan unit pelaksana teknis di tingkat pusat. 37 Agar perpustakaan perguruan tinggi dapat dikelola dengan berdaya guna dan berhasil guna, sehingga mampu menyeleksi, menghimpun, mengolah, memelihara sumber informasi dan memberdayakan dengan memberikan layanan, serta memberikan nilai tambah bagi mereka yang membutuhkan diperlukan manajemen perpustakaan. 36 Syihabuddin Qalyubi dkk, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, h.224 37 Abdul Rahman Shaleh, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, h. 18. 32 “Manajamen perpustakaan adalah pengolahan perpustakaan berdasarkan yang didasarkan kepada teori dan prinsip-prinsip manajemen. Teori manajemen adalah suatu konsep pemikiran atau pendapat yang dikemukakan mengenai bagaimana ilmu manajemen untuk diterapkan di dalam suatu organisasi. Sementara prinsip- prinsip manajemen adalah dasar atau asas kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir di dalam manajemen.” 38 Dalam suatu manajemen terdapat fungsi-fungsi yang harus dijalankan. Menurut George R. Terry sebagaimana yang dikutip Sutarno, fungsi-fungsi manajemen untuk tingkat operatif manajemen dapat dibatasi dan dirumuskan: perencanaan planning, Pengorganisasian organizing, penggerakan actuating, dan Pengawasan controlling. 39 a. perencanaan planning Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tenatang apa yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Di dalamnya meliputi tempat, oleh siapa pelaku atau pelaksana, dan bagaimana caranya mencapai itu. b. Pengorganisasian organizing Pengorganisasian yakni fungsi yang dijalankan oleh semua manajer di semua tingkatan. Hasil pengorganisasian bukanlah struktur organisasi, melainkan terorganisasikannya semua aktivitas didalam suatu wadah organisasi, sehingga semua tugas dan fungsi berjalan guna mencapai tujuannya 38 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu pendekatan Praktik, hal. 20. 39 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu pendekatan Praktik, hal. 135