Layanan Pemustaka Perpustakaan Perguruan Tinggi

21 perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. 13 Dalam Standar Nasional Perpustakaan dijelaskan bahwa layanan teknis meliputi kegiatan pengadaan dan pengolahan bahan perpustakaan yang dilakukan berdasarkan kebutuhan pemustaka, dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pekerjaan mempersiapkan bahan perpustakaan. Sedang layanan pemustaka, layanan yang lansung berhubungan dengan pemustaka, meliputi: layanan sirkulasi, layanan referensi dan literasi informasi. 14 Sejalan dengan di atas, Ridwan Siregar seperti yang dikutip Faisal Hariadi menjelaskan tentang pelayanan perputakaan: a. pelayanan teknis, yang mencakup kegiatan pengadaan, pengatalogan dan perawatan koleksi. Prosedur dan mekanisme kerja dari kegiatan tersebut harus dirumuskan dengan baik agar pekerjaan pembinaan koleksi dapat berjalan dengan lancar. Standar-standar pengolahan harus ditetapkan, dan peralatan-peralatan serta bahan-bahan yang diperlukan untuk itu harus disediakan. b. pelayanan pemustaka, yang mencakup kegiatan antara lain peminjaman dan keanggotaan, bantuan atau bimbingan penggunaan bahan pustaka, layanan penelusuran dan silang layang. Untuk kelancaran pelayanan pemustaka, harus ditetapkan jam buka 13 Hotman Nababan, “Perpustakaan Sebagai Service Provider dalam Konteks Pelayanan Prima,” Media Pustakawan Vol. 17 No. 3 dan 4 2010, h. 42 14 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PNRI, Standar Nasional Perpustakaan SNP Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Perguruan Tinggi, h. 1 22 perpustakaan, peraturan penggunaan bahan pustaka dan prosedur serta mekanisme setiap jenis pelayanan yang ditawarkan. Untuk keperluan pengembangan, data pelayanan harus dikumpulkan setiap saat. 15 Abdul Rahman Shaleh menyebutkan macam layanan pemustaka antara lain: layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan pendidikan pemakai, layanan penelusuran informasi, layanan penyebarluasan informasi terbaru, layanan penyebarluasan informasi terseleksi, layanan penerjemahan, layanan fotokopi, dan lain-lain. Namun dalam pelaksanaannya layanan-layanan tersebut diintegrasikan ke dalam layanan informasi dan layanan referensi. 16 Sejalan dengan di atas, Standar Nasional Perpustakaan tentang perpustakaan perguruan tinggi menyebutkan jenis layanan perpustakaan sekurang-kurangnya peliputi layanan sirkulasi, layanan referensi, literasi informasi, dan layanan teknologi informasi dan komunikasi. 17 Berikut ini penjelasannya: a. Layanan sirkulasi pelayanan sirkulasi mencangkup semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, pemustakaan koleksi 15 Fasisal Hariadi, “Kualitas Pelayanan Sirkulasi Perpustakaan di Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Universitas Negri Yogyakarta: Tahun 2012 Skripsi S1 Fakultas Pendidikan, Universitas Negri Yogyakarta, 2012, h.23 16 Abdul Rahman Shaleh, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi Jakarta: Universitas Terbuka, 1995 h. 178. 17 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PNRI, Standar Nasional Perpustakaan SNP Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Perguruan Tinggi, h. 5. 23 perpustakaan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pemustaka jasa perpustakaan. 18 b. Layanan referensi “Pelayanan referensi dapat diartikan sebagai proses pemberian jawaban oleh pustakawan atas pertanyaan pengunjung, yang jawabannya dapat dicari melalui sumber-sumber informasi yang dimiliki perpustakaan.” 19 c. Literasi informasi “Kemampuan untuk mengenal kebutuhan informasi untuk memecahkan masalah, mengembangkan gagasan, mengajukan pertanyaan penting, menggunakan berbagai strategi pengumpulan informasi, menetapkan informasi yang cocok, relevan dan otentik.” 20 d. Layanan teknologi informasi dan komunikasi “Penggunaan komputer dan internet dalam sebagian besar program-program inti perpustakaan, yaitu dalam bidang administrasi ketata usahaan, pengolahan informasi, pengadaan bahan, dan dalam bidang pelayanan informasi dan penelusurannya.” 21

2. Sistem Pelayanan Perpustakaan

Sistem pelayanan perpustakaan dapat dibedakan melalui dua macam yaitu sistem pelayanan terbuka open Access dan sistem pelayanan tertutup close access. 18 Lasa Hs, Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan, h. 1. 19 Pawit M. Yusup, Ilmu Informasi, Ilmu Komunikasi dan Kepustakaan Jakarta: Bumi Aksara, 2009 h. 458. 20 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PNRI, Standar Nasional Perpustakaan SNP Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Perguruan Tinggi, h. 1. 21 Pawit M. Yusup, Ilmu Informasi, Ilmu Komunikasi dan Kepustakaan, h. 468. 24 “Pada sistem layanan terbuka pengguna dapat masuk ke ruang penyimpanan koleksi, sihingga dapat mencari dan menemukan sendiri bahan pustaka yang diperlukannya Sedangkan pada sistem layanan tertutup pengguna harus meminta bantuan pustakawan untuk mencari bahan pustaka yang diperlukannya. 22 Sedang menurut Abdul Rahman Shaleh, sistem pelayanan terbuka perpustakaan memberi kebebasan kepada pengunjungnya untuk dapat masuk dan memilih sendiri koleksi yang diinginkannya dari rak. Petugas hanya mencatat apabila koleksi tersebut akan dipinjam serta dikembalikan. Sistem pelayanan tertutup merupakan kebalikan dari sistem terbuka, pengunjung tidak boleh masuk ke ruangan koleksi, tetapi yang dibutuhkan harus diambilkan oleh petugas. 23 Menurut Sutarno NS, penerapan sistem layanan perpustakaan dimaksudkan agar proses pemberian jasa layanan dapat berlansung tertib, teratur dan cepat yang merupakan mata rantai rangkaian kegiatan yang terdiri atas berbagai subagian yang saling berhubungan satu sama lain. Unsur-unsur yang terdapat dan terkait dengan sistem pelayanan perpustakaan meliputi: a. Kesiapan petugas layanan baik fisik, mental, kemampuan, keterampilan, pengalaman dan kemauan. b. Kesiapan peralatan dan perlengakapan sebagai penunjang. 22 Ida Winarti, dkk, Sistem Pelayanan Perpustakaan Bogor: Departemen Pertanian :Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, 2001 h. 5-6.