59
“Untuk pengkondisian belajar tidak langsung ke materi mas, saya kondisikan seperti tadi mas menanyakan kabar, bercerita tentang
pengalaman anak, melakukan kegiatan motorik, kemudian baru saya hubungkan dengan tema pembelajaran pada saat itu.
” Wawancara 1: 4 Juni 2015.
Dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa pengkondisian awal peserta didik sebelum memasuki proses pembelajaran
sangat penting untuk dilakukan. Pengkondisian awal peserta didik bertujuan untuk mendapatkan fokus dan perhatian dari peserta didik agar peserta didik dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Kondisi awal peserta didik akan mempengaruhi ketercapaian pada proses pembelajaran. Ada beragam cara
yang dilakukan pendidik dalam mengkondisikan peserta didik untuk memulai proses pembelajaran.
b. Kegaiatan Inti
Kegiatan inti pada pelaksanaan model pembelajaran area dalam mengembangkan keterampilan motorik halus di TK Negeri Pembina Yogyakarta
dilaksanakan dengan memperatikan enam kondisi penting dalam mempelajari keterampilan motorik halus, yiatu: kesiapan belajar, kesempatan belajar,
kesempatan praktek, model yang baik, bimbingan, dan motivasi. Berikut salah satu hasil observasi terkait kegiatan inti pembelajaran dalam mengembangkan
keterampilan motorik halus yang dilakukan oleh peneliti: “Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, pendidik memberikan
penjelasan terlebih dahulu kepada peserta didik tentang kegiatan yang akan dilakukan di area yang dibuka. Pendidik memberikan penjelasan
secara detail dan terperinci kepada peserta didik agar peserta didik dapat dengan mudah memahami kegiatan yang akan dilakukan. Setelah peserta
didik dapat memahami apa saja kegiatan yang akan dilakukan, pendidik
60
lalu mempersilahkan peserta didik untuk menuju ke area pembelajaran yang mereka sukai. Peserta didik dengan antusias memilih area
pembelajaran mereka masing-masing. Dalam pelaksanaan pembelajaran, pendidik benar-benar memberikan kebebasan dan kesempatan praktek
kepada peserta didik. Pada saat itu terdapat peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan kegiatan yang ada didalam area
pembelajaran. Pendidik lalu menghampiri untuk memberikan bimbingan dan motivasi bahwa peserta didik yang bersangkutan pasti bisa untuk
mengerjakan kegiatan tersebut. Peserta didik dapat berpindah ke area pembelajaran yang lain setelah mereka menyelesaikan kegiatan di area
pembelajaran yang mereka pilih sebelumnya. Pada hari itu dibuka 4 area pembelajaran, yaitu: area seni mengaksir dengan arang, area bahasa
menjodohkan tulisan dan gambar sila pancasila, area matematika memotong dan menempel kertas sesuai jumlah, dan area balok membuat
menara. Keterampilan motorik halus peserta didik berkembang dengan baik. Hal tersebut terlihat dari kegiatan peserta didik saat mengaksir,
mewarnai, menggunting, menempel, dan menyusun dengan gerakan tangan yang teratur dan rapi.
” Catatan Lapangan 6: 5 Juni 2015.
Hasil observasi menunjukakan bahwa dalam mengembangkan keterampilan motorik halus peserta didik, pendidik sangat memperhatikan kesiapan belajar dari
peserta didik. Hal tersebut ditunjukkan saat pendidik memberikan penjelasan kepada peserta didik sebelum kegiatan di masing-masing area dimulai. Setelah itu
pendidik memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik di masing-masing area pembelajaran yang telah dibuka. Pendidik memberikan kebebasan kepeda
peserta didik untuk memilih dan mencoba setiap area pembelajaran yang ada. Dalam masing-masing area pembelajaran, peserta didik diberikan kesempatan
praktek secara individu oleh pendidik untuk mengerjakan setiap kegiatan. Saat peserta didik mengalami kesulitan dalam mengerjakan kegiatan yang ada di area
pembelajaran, pendidik akan memberikan bimbingan dan motivasi kepada peserta
61
didik agar kembali bersemangat untuk menyelesaikan kegiatan yang ada di area pembelajaran.
Selain data hasil observasi, peneliti juga menggunakan dokumentasi dan wawancara untuk memperjelas hasil terkait kegiatan inti. Dokumentasi kegiatan
inti dapat dilihat di lampiran. Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada ibu Ktr terkait kegiatan inti dalam pelaksanaan model
pembelajaran area dalam mengembangkan keterampilan motorik halus di TK Negeri Pembina Yogyakarta:
“Pada kegiatan inti, pendidik memberikan kesempatan belajar dan praktek kepada peserta didik mas. Hal tersebut dilakukan agar keterampilan
motorik halus anak dapat terbentuk dengan optimal.” Wawancara 2: 5 Juni 2015.
Pendidik TK Negeri Pembina Yogyakarta memberikan kesempatan belajar dan praktek kepada peserta didik dalam proses pembelajaran melalui area-area
pembelajaran yang telah disediakan. Peserta didik merupakan subjek dalam proses pembelajaran, sehingga harus difasilitasi agar perkembangan motorik halus yang
dimiliki dapat optimal. Delapan aktivitas belajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik selama proses pembelajaran dalam mengembangkan motorik
halus peserta didik, sebagai berikut:
a Kesiapan Belajar
Pelaksanaan model pembelajaran area dalam mengembangkan keterampilan motorik halus pada kesiapan belajar dilakukan oleh pendidik
dengan cara pendidik memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada peserta didik tentang materi kegiatan yang akan dipelajari pada saat itu.
62
Selain itu pendidik memancing perhatian peserta didik dengan cara meneriakan jargon semangat dan bernyayi. Kesiapan belajar peserta didik
perlu dibentuk sejak awal bertujuan agar proses pembelajaran dapat
berjalan secara optimal, berikut hasil observasinya:
“Pendidik memancing perhatian dan fokus dari peserta didik dengan cara meneriakan jargon semangat dan mengajak peserta didik untuk
bernyayi bersama. Setelah peserta didik dapat dikondisikan, pendidik mulai menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan pada
masing-masing area pembelajaran. Pada saat itu dibuka empat area pembelajaran, yaitu: area seni, area matematika, area bahasa, area
balok. Pendidik menjelaskan setiap kegiatan dengan detail dan berulang-ulang agar peserta didik lebih mudah dalam memahami.
Pendidik juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya apabila masih belum jelas. Setelah peserta didik dirasa sudah
siap untuk
melakukan proses pembelajaran, pendidik lalu mempersilahkan peserta didik untuk menuju ke area pembelajaran
yang mereka sukai. ” Catatan Lapangan 6: 5 Juni 2016.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, tampak pendidik mempersiapkan kesiapan belajar peserta didik dengan cara pendidik
mengajak peserta didik untuk bernyanyi dan meneriakan jargon semangat. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan fokus dari peserta didik.
Setelah peserta didik fokus dan dapat dikondisikan, pendidik menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan di area pembelajaran.
Selain melalui observasi, peneliti juga memperoleh dokumentasi selama penelitian sedang berlangsung. Hasil dokumentasi dapat dilihat di
lampiran. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara, berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Ktr, peneliti memperoleh data tentang kesiapan
belajar, sebagai berikut:
63
“Dalam menyiapkan kesiapan belajar pada peserta didik biasanya pendidik melakukannya seperti tadi mas. Pendidik harus mendapatkan
fokus terlebih dahulu dari peserta didik. Pendidik biasanya mengajak bernyayi dan beryel-yel terlebih dahulu, setelah itu baru masuk
kepenjelasan kegiatan yang akan dilaksanakan di area pembelajaran mas. Kesiapan belajar dari peserta didik perlu diperhatikan secara
khusus mas. Bila peserta didik sudah siap belajar, pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.
” Wawancara 1: 4 Juni 2015.
Dari hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara peneliti dapat menyimpulkan bahwa kesiapan belajar peserta didik penting untuk
dilakukan oleh pendidik sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Apabila pembelajaran dikaitkan dengan kesiapan belajar, maka
keterampilan motorik yang dipelajari oleh peserta didik yang sudah siap akan lebih unggul dari peserta didik yang belum siap untuk belajar.
b Kesempatan Belajar
Pelaksanaan model pembelajaran area dalam mengembangkan keterampilan motorik halus pada pemberian kesempatan belajar dilakukan
oleh pendidik dengan cara membuka area pembelajaran untuk menjadi pusat kegiatan peserta didik serta pendidik memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk memilih area pembelajaran yang dibuka pada hari itu. Setelah pendidik mempersilahkan peserta didik untuk menuju ke area
pembelajaran yang telah dibuka, lalu peserta didik dengan antusis memilih area yang mereka sukai. Dengan begitu peserta didik akan mendapatkan
kesempatan belajar dimasing-masing area yang telah dibuka setelah peserta didik menyelesaikan kegiatan dimasing-masing area yang
64
dipilihnya. Peneliti melakukan observasi untuk melihat kegiatan
kesempatan belajar yang tercipta, sebagai berikut:
“Bu Ktr pada hari itu membuka empat area pembelajaran, yaitu: area seni, area bahasa, area matematika, dan area balok. Dari ke empat area
yang dibuka tersebut, peserta didik diberikan kebebasan untuk memilih area yang ingin dimasuki terlebih dahulu. Peserta didik bebas
melakukan kegiatannya sendiri, dan bebas menentukan langkah- langkah sesuai dengan kreativitasnya.Peserta didik dapat berpindah ke
area yang lain setelah mereka menyelesaiakan kegiatan yang ada didalam area yang mereka masuki sebelumnya. Bu Ktr memberikan
kesempatan belajar kepada masing-masing peserta didik dengan cara membuka empat area pembelajaran, dengan cara peserta didik
mendapatkan kesempatan untuk masuk dimasing-masing area yang ada. Dengan begitu peserta didik akan mendapatkan kesempatan
belajar dari masing-masing area yang ada.
” Catatan Lapangan 7: 9 Juni 2015.
Dalam observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, tampak pendidik mengembangkan keterampilan motorik halus peserta didik dengan cara
memberikan kesempatan belajar dimasing-masing area pembelajaran yang telah dibuka. Pendidik membebaskan peserta didik untuk mengalami
pembelajaran disetiap area yang ada. Peserta didik sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
Selain data hasil observasi, peneliti juga menggunakan dokumentasi dan wawancara untuk memperjelas hasil terkait kesempatan belajar.
Dokumentasi terkait kesempatan belajar peserta didik dapat dilihat di lampiran. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan ibu Ktr,
peneliti memperoleh data tentang kesempatan belajar yang dilakukan dalam proses pembelajaran, sebagai berikut:
65
“Dalam mengembangkan keterampilan motorik halus peserta didik, model pembelajaran area memberikan kesempatan belajar kepada
peserta didik mas. Model pembelajaran area memberikan kesempatan belajar melalui area-area pembelajaran yang terdapat didalamnya mas.
Contohnya seperti tadi, melalui area bahasa, seni, balok, dan matematika mas.
” Wawancara 2: 5 Juni 2015.
Pelajaran motorik halus di sekolah merupakan satu proses dalam berbagai tindakan. Keterampilan motorik halus peserta didik dapat berkembang
secara optimal apabila dilakukan dengan suatu latihan. Pendidik melatih perkembangan motorik halus peserta didik dengan cara memberikan
kesempatan belajar melalui area-area pembelajaran yang terdapat pada model pembelajaran area.
c Kesempatan Praktek
Pelaksanaan model pembelajaran area dalam mengembangkan keterampilan motorik halus pada pemberian kesempatan praktek dilakukan
oleh pendidik TK Negeri Pembina Yogyakarta dengan cara membuka kegiatan di area-area pembelajaran. Setelah itu peserta didik melakukan
praktek melalui kegiatan yang ada didalam area pembelajaran, seperti: menggambar, mewarnai, menggunting, menempel, dan menulis. Peserta
didik harus diberikan kesempatan untuk berpraktek sebanyak yang diperlukan untuk menguasai suatu keterampilan. Peneliti melakukan
observasi untuk melihat kegiatan praktek yang tercipta, sebagai berikut:
“Pada hari itu dibuka empat area pembelajaran, yaitu: area seni dengan kegiatan membatik dengan katenbat, area bahasa dengan
kegiatan menggambar dan menulis perkembangbiakan kupu-kupu, area matematika dengan kegiatan mengenal lambing bilangan dengan
cara menebalkan angka, dan area balok dengan kegiatan menyusun
66
menara. Peserta didik mengerjakan setiap kegiatan di area pembelajaran dengan antusias. Peserta didik mengerjakan setiap
kegiatan yang ada dengan cara praktek langsung. Pembelajaran berlangsung secara individu dengan menekankan pada pengalaman
langsung peserta didik. Pendidik benar-benar memberikan kesempatan praktek dan memberikan kebebasan terhadap peserta didik untuk
berkreativitas menurut pemikirannya sendiri.
” Catatan Lapangan 9: 10 Juni 2015
Dari observasi tampak pendidik memberikan kesempatan praktek kepada peserta didik. Kegiatan pembelajaran berlangsung secara individu dengan
menekankan pada pengalaman langsung dari peserta didik untuk praktek pada kegiatan yang telah disediakan dimasing-masing area pembelajaran.
Pendidik benar-benar memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpraktek dalam mengembangkan keterampilan motorik halus dari
masing-masing peserta didik. Pendidik membuka empat area pembelajaran dalam memfasilitasi
perkembangan motorik halus peserta didik yaitu area seni, area bahasa, area matematika, dan area balok. Sebelum pendidik mempersilahkan
peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran di area yang tersedia, pendidik memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang kegiatan yang
ada di masing-masing area pembelajaran. Setelah itu peserta didik dibebaskan untuk memilih area pembelajaran yang mereka minati. Peserta
didik dapat berpindah ke area yang lain setelah mereka menyelesaikan kegiatan yang ada didalam area yang meraka masuki sebelumnya. Area
seni wujud keterampilan motorik halus peserta didik yang berkembang yaitu peserta didik dapat mengekspresikan diri melalui gerakan
67
menggambar secara detail. Peserta didik melakukan kegiatan membatik dan melukis dengan berbagai media contohnya dengan membatik dengan
menggunakan katenbat, Pada area bahasa wujud perkembangan keterampilan motorik halus peserta didik yaitu peserta didik mampu
menggambar sesuai dengan gagasannya dan mampu menggunakan alat tulis dengan benar. Peserta didik melakukan kegiatan menggambar proses
pekembangbiakan kupu-kupu mulai dari telur, ulat, kepompong, dan menjadi kupu-kupu disertai dengan tulisan atau deskripsi singkat. Pada
area matematika wujud perkembangan keterampilan motorik halus peserta didik yaitu mampu menggunakan alat tulis dengan benar. Peserta didik
melakukan kegaiatan menghubungkan garis-garis menjadi bentuk angka bilangan. Pada area balok wujud perkembangan keterampilan motorik
halus peserta didik yaitu peserta didik melakukan kegiatan menyusun balok-balok menjadi sebuah bangunan menara dengan rapi.
Motorik halus peserta didik akan semakin berkembang secara maksimal seiring dengan kesempatan yang diberikan oleh guru kepada
peserta didiknya untuk mengerjakan tugas yang diberikan secara individu. Karena peserta didik dapat menuangkan ide dan bereksperimen dengan
bebas. Bentuk perkembangan motorik halus peserta didik di kelas B5 TK Negeri Pembina Yogyakarta dalam pembelajaran Model Pembelajaran
Area berupa bisa mengkoordinasikan gerakan mata dan jari jemari dengan baik. Berikut penjelasan dari ibu Ktr:
“Motorik halus merupakan gerak otot-otot halus yang meliputi gerak jari jemari serta pengorganisasian mata dengan tangan mas. Agar
68
motorik halus dapat berkembang dengan maksimal maka harus diberikan stimulus dengan tepat yaitu dengan cara dilatih mas. Cara
melatihnya bisa dengan menulis, meremas, menggambar, menempel, serta menggunting mas.” Wawancara 2: 5 Juni 2015.
Bentuk perkembangan motorik halus peserta didik pada saat mengikuti proses pembelajaran dapat tergambar pada beberapa kegiatan. Kegiatan-
kegiatan tersebut
selanjutnya dihubungkan
dengan indikator
perkembangan motorik halus pada anak usia dini. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan indikator sebagai berikut menggambar sesuai
gagasan, menggunakan alat tulis dengan benar, menggunting dan menempel gambar sesuai pola, mengekspresikan diri melalui gerakan
menggambar secara detail. Adapun indikator dan bentuk perkembangan motorik halus yang ditunjukkan oleh peserta didik selama penelitian
berlangsung adalah sebagai berikut: 1.
Menggambar sesuai gagasan 1
Mampu menggambar bebas dengan berbagai media spidol, krayon, arang, pensil warna, kapur tulis, dan
bahan-bahan alam 2
Mampu menggambar secara proporsional 3
Mampu mencetak dengan berbagai media jari, kuas, bulu ayam, katenbat dengan rapi
2. Menggunakan alat tulis dengan benar
1 Mampu menulis nama depan
2 Mampu menghubungkan garis-garis
69
3 Mampu membuat berbagai macam coretan
3. Menggunting dan menempel gambar sesuai pola
1 Mampu menggunting dengan berbagai media
derdasarkan bentukpola
lurus, melengkung,
lingkaran, segitiga 2
Mampu menempel kertasgambar sesuai dengan pola
4. Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara
detail 1
Mampu mewarnai bentuk gambar sederhana 2
Mampu membatik 3
Mampu melukis dengan berbagai media kuas, bulu ayam, katenbat
Selain melakukan observasi, peneliti juga mendokumentasikan kegiatan praktek yang tercipta dalam pembelajaran. Hasil dokumentasi
dapat dilihat dilampiran. Data hasil observasi dan dokumentasi didukung dengan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu Ktr, sebagai
berikut: “Model pembelajaran area dalam memfasilitasi perkembangan
keterampilan motorik halus peserta didik yaitu dengan cara praktek langsung mas. Biasanya guru memberikan pengarahan dan penjelasan
terlebih dahulu mas sebelum peserta didik masuk ke dalam area pembelajaran. Nah di area-area pembelajaran itulah peserta didik
diberikan kebebasan berpraktek sesuai dengan kretivitasnya masing- masing mas.” Wawancara 2: 5 Juni 2015.
70
Model pembelajaran area merupakan model pembelajaran yang menekankan pada perkembangan individu peserta didik. Pembelajaran
dengan model area membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan motorik halus dengan cara memberikan kesempatan paraktek
kepada peserta didik melalui area-area pembelajaran yang ada. Aktivitas belajar yang tercipta di area pembelajaran memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan secara langsung.
d Model Yang Baik
Pelaksanaan model pembelajaran area dalam mengembangkan keterampilan motorik halus pada pemberian model yang baik dilakukan
oleh pendidik dengan cara memberikan sebuah contoh materi kegiatan yang ada didalam area pembelajaran agar peserta didik dapat menirunya.
Dalam mempelajari keterampilan motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting. Maka dari itu, untuk mempelajari suatu
keterampilan dengan baik peserta didik memerlukan contoh model yang baik. Pada hari itu, peserta didik akan mempelajaari tentang
perkembangbiakan kupu-kupu. Pendidik memberikan contoh dan menerangkan terlebih dahulu kepada peserta didik sebelum memulai
kegiatan dimasing-masing area yang dibuka. Peneliti memperoleh data terkait aktivitas pemberian model yang baik yang dilaksanakan oleh
pendidik dalam pembelajaran, berikut hasil observasi pada saat
pembelajaran dimulai:
71
“Pada hari itu, pendidik membuka area bahasa dalam mengembangkan motorik halus peserta didik. Pada area bahasa,
peserta didik diberi tugas untuk membuat cerita pendek tentang proses perkembangbiakan kupu-kupu. Pendidik memberikan contoh gambar
dan deskripsi singkat diarea pembelajaran. Peserta didik lalu mempraktekan menggambar dan menulis deskripsi singkat dari proses
perkembangbiakan kupu-kupu. Proses perkembangbiakan dimulai dari telor, ulat, kepompong, dan terakhir kupu-kupu.
” Catatan Lapangan 9: 10 Juni 2015.
Dari data observasi tampak pendidik memberikan contoh model kegiatan yang ada didalam area pembelajaran. Contoh model yang diterima oleh
peserta didik kemudian dikembangkan sesuai dengan kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik.
Selain melakukan observasi, peneliti juga mendokumentasikan aktivitas pemberian model yang baik dalam pembelajaran. Hasil
dokumentasi dapat dilihat di lampiran. Data hasil observasi dan dokumentasi peneliti didukung dengan wawancara terhadap ibu Ktr,
sebagai berikut: “Dalam mengembangkan keterampilan motorik halus peserta didik,
pendidik harus memberikan contoh model yang akan dikerjakan mas. Dengan adanya contoh, peserta didik akan lebih mudah dalam
mempelajari keterampilan motorik yang akan dikembangkan mas.” Wawancara 2: 5 Juni 2015.
Pada aktivitas pemberian model yang baik, pendidik menyiapkan contoh model atau bahan untuk peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.
Peserta didik akan mencontoh apa yang telah dibuat oleh pendidik dengan kreativitasnya masing-masing. Aktivitas belajar yang tercipta memberikan
72
kebebasan kepada peserta didik untuk mendapatkan pembelajaran secara langsung. Karena dalam mempelajari keterampilan motorik meniru suatu
model memainkan peran yang penting.
e Bimbingan
Pelaksanaan model pembelajaran area dalam mengembangkan keterampilan motorik halus pada pemberian bimbingan dilakukan oleh
pendidik dengan cara memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik yang sekiranya mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan
didalam area pembelajaran. Dalam mengerjakan kegiatan secara benar, peserta didik memerlukan bimbingan dari pendidik. Bimbingan sangat
membantu peserta didik dalam membetulkan suatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari oleh peserta didik sehingga sulit
dibetulkan kembali karena telah menjadi kebiasaan. Peneliti melakukan observasi untuk melihat pemberian bimbingan yang dilakukan pendidik
kepada peserta didik saat pembelajaran sedang berlangsung, yaitu sebagai
berikut:
“Bu Ktr berkeliling di setiap area pembelajaran yang dibuka sambil memperhatikan setiap kegiatan yang sedang dilakukan oleh peserta
didik. Pada saat itu di area bahasa sedang berlangsung kegiatan menjodohkan nama sila pada pancasila dengan gambar. Terdapat
peserta didik yang masih belum lancar untuk membaca tulisan. Kemudian bu Ktr menghampiri peserta didik tersebut dan memberikan
bimbingan mengeja nama-nama sila kepada peserta didik.
” Catatan Lapangan 6: 5 Juni 2015.
73
Hasil observasi tersebut sesuai dengan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu Ktr terkait pemberian bimbingan kepada peserta didik
dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: “Apabila terdapat peserta didik yang sekiranya mengalami kesulitan,
pendidik akan memberikan bimbingan mas. Bimbingan diberikan oleh pendidik dengan tujuan untuk membetulkan kesalahan yang dibuat
oleh peserta didik sebelum kesalahan tersebut menjadi kebiasaan sehingga nantinya menjadi kebiasaan dan sulit untuk dihilangkan
mas.” Wawancara 3: 9 Juni 2015
Selain melakukan
observasi dan
wawancara, peneliti
juga mendokumentasikan pemberian bimbingan yang tercipta dalam proses
pembelajaran. Hasil dokumentasi dapat dilihat di lampiran. Berdasarkan
hasil observasi,
wawancara, dan
dokumentasi menunjukakan bahwa bimbingan dari pendidik sangat membantu peserta
didik dalam membetulkan suatu kesalahan. Bimbingan diberikan oleh pendidik bertujuan untuk membetulkan kesalahan yang dibuat oleh
peserta didik sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari oleh peserta didik sehingga sulit dibetulkan kembali karena telah menjadi kebiasaan.
f Motivasi
Pelaksanaan model pembelajaran area dalam mengembangkan keterampilan motorik halus pada pemberian motivasi dilakukan oleh
pendidik dengan cara memberikan motivasi belajar kepada peserta didik yang sekiranya mengalami kejenuhan dan ketertinggalan dari peserta didik
yang lain. Ketertinggalan yang dimaksud disini adalah peserta didik menganggap kalau dirinya tidak mampu dalam mengerjakan kegiatan yang
74
sedang ditugaskan oleh pendidik. Pemberian motivasi dilakukan oleh pendidik agar peserta didik dapat mempertahankan minat belajarnya.
Peneliti melakukan observasi untuk memperoleh data terkait pemberian motivasi yang dilakukan oleh pendidik dalam proses pembelajaran, yaitu
sebagai berikut:
“Peserta didik diberikan tugas oleh pendidik dimasing-masing area pembelajaran yang dibuka. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut,
terdapat peserta didik yang kurang bersemangat dalam mengerjakan dan malah memilih mengobrol dengan teman disampingnya. Pendidik
lalu datang untuk menghampiri peserta didik tersebut, lalu bertanya kenapa tugasnya tidak dikerjakan. Ternyata peserta didik tersebut
malu untuk mengerjakan, karena tidak percaya diri apabila tugas yang dibuat tidak sebagus seperti milik teman yang lain. Pendidik lalu
memberikan semangat dan motivasi kepada peserta didik tersebut agar percaya diri dan mau melanjutkan tugasnya lagi. Motivasi yang
diberikan oleh pendidik dengan cara memberikan penghargaan kepada peserta didik dengan memberikan bintang di tugasnya. Catatan
Lapangan 7: 9 Juni 2015
”
Hasil observasi tersebut sesuai dengan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan bu Ktr terkait pemberian motivasi yang dilakukan pada
proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: “Motivasi yang diberikan oleh pendidik biasanya dengan cara
memberikan penghargaan kepada peserta didik mas, yaitu dengan memberikan bintang pada tugas yang dapat terselesaikan. Dengan cara
begitu biasanya peserta didik kembali bersemangat lagi mas.” Wawancara 2: 5 Juni 2015.
Selain melakukan
observasi dan
wawancara, peneliti
juga mendokumentasikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil
dokumentasi dapat dilihat pada lampiran.
75
Berdasarkan hasil
observasi, wawancara,
dan dokumentasi
menunjukan bahwa pemberian motivasi dilakukan oleh pendidik dengan cara memberikan penghargaan kepada peserta didik dengan memberikan
bintang. Motivasi belajar peserta didik perlu untuk dipertahankan karena dengan motivasi yang bagus peserta didik akan bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan optimal.
c. Istirahat