Prinsip-Prinsip Pengembangan Keterampilan Motorik Halus

24 d Pada usia enam tahun atau masa akhir kanak-kanak, anak telah belajar bagaimana menggunakan jari-jemari dan pergelangan tangannya untuk menggerakkan ujung pensil. Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik anak usia 5-6 tahun koordinasi motorik halusnya sudah lebih sempurna, yaitu anak sudah dapat mengendalikan jari-jemari dan pergelangan tangan.

c. Prinsip-Prinsip Pengembangan Keterampilan Motorik Halus

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru agar perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun dapat berkembang secara optimal menurut Depdiknas 2007: 13 sebagai berikut: a Memberikan kebebasan untuk anak berekspresi pada anak. b Melakukan pengaturan waktu, tempat, media alat dan bahan agar dapat merangsang keaktifan dan kreatifitas anak. c Memberikan bimbingan kepada anak untuk menentukan cara yang baik dalam melakukan kegiatan dengan berbagai media. d Menumbuhkanmemotivasi keberanian anak dan menghindari petunjuk yang dapat merusak keberanian dan perkembangan anak. e Membimbing anak sesuai dengan kemampuan dan taraf perkembangannya. f Memberikan rasa gembira dan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak. g Melakukan pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan. 25 Sumantri 2005: 148 mengemukakan bahwa pendekatan pengembangan motorik halus anak Taman Kanak-kanak hendaknya memperhatikan beberapa prinsip-prinsip sebagai berikut: a Berorientasi Kepada Kebutuhan Anak Ragam jenis pembelajaran motorik halus hendaknya dilakukan melalui analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan pada masing-masing anak. b Belajar Sambil Bermain Upaya stimulasi yang diberikan pendidik dilakukan dengan situasi yang menyenangkan. Melalui kegiatan bermain anak dapat diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengannya sehingga diharapkan kegiatan akan lebih bermakna. c Kreatif dan Inovatif Aktifitas kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berfikir kritis dan menemukan hal-hal baru. d Lingkungan Kondusif Lingkungan harus diciptakan sedemikian menarik sehingga anak akan betah. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan kenyamanan anak dalam bermain. 26 e Tema Jika kegiatn yang dilakuan memanfaatkan tema, maka pemilihan tema hendaknya disesuaikan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, dan menarik minat anak. f Mengembangkan Keterampilan Hidup Proses pembelajaran perlu diarahkan untuk mengembangkan keterampilan hidup. Pengembangan keterampilan hidup didasarkan pada dua tujuan yaitu: 1 memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri self help, disiplin, dan sosialisasi, 2 memiliki bekal keterampilan dasar untuk melanjutkan pada jenjang selanjutnya. g Menggunakan Kegiatan Terpadu Kegiatan pengembangan hendaknya dirancang dengan menggunaan model pembelajaran terpadu dan beranjak dari tema yang menarik minat anak center of interest Sedangkan Hurlock 1978: 157 mengatakan ada 8 hal penting dalam mempelajari keterampilan motorik, yaitu: a Kesiapan belajar Keterampilan motorik akan cepat dicapai oleh anak jika anak dalam keadaan siap untuk belajar. b Kesempatan belajar Anak yang diberikan banyak kesempatan untuk belajar memungkinkan anak untuk berhasil dibandingkan dengan anak yang tidak diberikan kesempatan. Khususnya bagi orang tua yang takut apabila anaknya 27 mengalami sesuatu biasanya membatasi kesempatan anak dalam melakukan suatu kegiatan. c Kesempatan praktek Anak harus diberikan kesempatan untuk mempraktekan apa yang sudah dipelajarinya untuk dapat menguasai suatu keterampilan. d Model yang baik Untuk mempelajari suatu keterampilan dengan baik maka perlu diterapkan model yang baik juga untuk anak melakukan kegiatan tersebut. e Bimbingan Untuk mendapatkan model yang benar anak perlu mendapatkan bimbingan sehingga apabila anak melakukan suatu kesalahan dapat diperbaiki. f Motivasi Motivasi belajar penting untuk mempertahankan minat belajar anak. Motivasi meruapakan dorongan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. g Setiap keterampilan motorik harus dipelajari secara individu Anak dalam mempelajari keterampilan motorik harus dilakukan secara individu setiap anak melakukanmempraktekan. Misalnya memegang gunting untuk menggunting berbeda dengan memegang crayon untuk mewarnai. Keterampilan motorik untuk setiap jenis kegiatan tidak sama. 28 h Keterampilan sebaiknya dipelajari satu demi satu Sebaiknya dalam mempelajari suatu keterampilan dipelajari satu demi satu supaya anak dapat menguasai apa yang sudah dipelajarinya. Secara garis besar, menurut Richard Decaprio 2013: 22-23 pembelajaran motorik mengacu pada empat konsep utama, yaitu: a Pelajaran motorik di sekolah adalah suatu proses dalam berbagai tindakan. Gerakan yang diperoleh berupa gerakan yang bersifat keterampilan. Gerakan tersebut bisa sempurna apabila dilakukan dengan latihan dan pembelajaran. b Pelajaran motorik disekolah dilakukan dengan pengalaman ataupun praktik langsung oleh para siswa dengan bimbingan dan pengawasan guru. Pasalnya pembelajaran motorik adalah pembelajaran keahlian dalam hal terapan keterampilan yang hanya diperoleh dengan cara melakukan praktik. c Untuk mengukur hasil pembelajaran motorik terhadap para siswa di sekolah, guru tidak bisa mengukur secara langsung dalam waktu singkat. Oleh karena itu, sebagai gantinya adalah inferred dari perilaku para siswa yang dilihat secara kasat mata. Disanalah guru bisa melihat dan mengukur terjadi atau tidaknya perkembangan yang signifikan dalam hal pembelajaran motorik. d Hasil pembelajaran motorik di sekolah yang bersifat dapat dilihat dari munculnya perubahan yang permanen dalam perilaku para siswa, baik yang ditujukan dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. 29 Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam mengembangkan keterampilan motorik halus anak pendidik perlu memperhatikan beberapa prinsip utama dalam pengembangannya, yaitu: kesiapan belajar peserta didik, kesempatan belajar dan praktek, pemberian model yang baik, serta adanya bimbingan dan motivasi dari pendidik. Dengan penerapan prinsip tersebut, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan keterampilan motorik halus yang dimiliki secara optimal.

d. Tujuan dan Fungsi Pengembangan Keterampilan Motorik Halus