31
e. MengembangkanKeterampian Motorik Halus Anak Usia Dini
Mengembangkan motorik halus anak usia dini harus dimulai sejak masa prasekolah. Hal ini dikarenakan anak usia dini merupakan usia emas golden age
yang sangat potensial untuk melatih dan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak. Pendidik dan orang tua harus dapat mengerti dan peka
terhadap setiap tahap perkembangan anak serta harus dapat menjadi fasilitator bagi perkembangan anak. Oleh sebab itu pendidik perlu menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan sehingga dapat merangsang anak untuk aktif mengetahui materi yang diajarkan, aktif bertanya, dan berani untuk berpendapat
serta melakukan percobaan sesuai dengan keinginan anak. Membentuk keterampilan motorik halus anak tentunya membutuhkan
proses yang panjang dan bertahap. Peran pendidik dan orang tua sangatlah penting dalam proses pengembangan keterampilan motorik halus anak. Pemberian
dorongan dan pembiasaan secara berulang-ulang dari pendidik dan orang tua merupakan cara yang paling baik dalam mengembangkan keterampilan motorik
halus anak. Teori belajar behavioristik menyebutkan bahwa dalam pembelajaran diperlukan adanya stimulus, respon, dan penguatan C.Asri Budiningsih, 2005:
20. Dorongan dan bimbingan yang diberikan kepada anak untuk mengerjakan kegiatannya secara individu merupakan sebuah stimulus. Pemberian stimulus
tersebut nantinya akan diterima oleh anak sehingga anak memberikan respon dengan cara mau mengerjakan kegiatan yang ada secara individu. Ketika anak
sudah mau mengerjakan kegiatan secara individu maka pendidik perlu memberikan penguatan seperti memberikan pujian atau penghargaan sehingga
32
anak akan merasa lebih termotivasi dalam belajar dan keterampilan motorik halus anak akan berkembang secara optimal. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mengembangkan keterampilan motorik halus anak Hurlock, 1987: 157 : a
Kesiapan belajar Keterampilan motorik akan cepat dicapai oleh anak jika anak dalam
keadaan siap untuk belajar. b
Kesempatan belajar Anak
yang diberikan banyak kesempatan untuk belajar
memungkinkan anak untuk berhasil dibandingkan dengan anak yang tidak diberikan kesempatan. Khususnya bagi orang tua yang
takut apabila anaknya mengalami sesuatu biasanya membatasi kesempatan anak dalam melakukan suatu kegiatan.
c Kesempatan praktek
Anak harus diberikan kesempatan untuk mempraktekan apa yang sudah dipelajarinya untuk dapat menguasai suatu keterampilan.
d Model yang baik
Untuk mempelajari suatu keterampilan dengan baik maka perlu diterapkan model yang baik juga untuk anak melakukan kegiatan
tersebut. e
Bimbingan Untuk mendapatkan model yang benar anak perlu mendapatkan
bimbingan sehingga apabila anak melakukan suatu kesalahan dapat diperbaiki.
33
f Motivasi
Motivasi belajar penting untuk mempertahankan minat belajar anak. Motivasi meruapakan dorongan yang menyebabkan seseorang
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. g
Setiap keterampilan motorik harus dipelajari secara individu Anak dalam mempelajari keterampilan motorik harus dilakukan
secara individu setiap anak melakukanmempraktekan. Misalnya memegang gunting untuk menggunting berbeda dengan memegang
crayon untuk mewarnai. Keterampilan motorik untuk setiap jenis kegiatan tidak sama.
h Keterampilan sebaiknya dipelajari satu demi satu
Sebaiknya dalam mempelajari suatu keterampilan dipelajari satu demi satu supaya anak dapat menguasai apa yang sudah
dipelajarinya. Mengembangkan keterampilan motorik halus anak erat kaitannya dengan
pemberian kesempatan belajar dan praktek secara bertahap dan berulang-ulang kepada anak. Dalam membentuk keterampilan motorik halus yang optimal anak
memerlukan praktek secara langsung sebagai sarana untuk melatih pergerakannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan seperti menggambar,
mewarnai, menulis, menggunting, meronce, dan menyusun balok. Berpijak pada pengertian keterampilan motorik halus yang meliputi unsur-
unsur kemampuan seperti menulis, meremas, menggenggam, menggambar, serta menyusun balok maka hal itu menjadi dasar dalam penentuan indikator
34
keterampilan motorik halus anak. Indikator tersebut akan digunakan untuk melihat perkembangan keterampilan motorik halus anak. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia No. 58 Tahun 2009 menyebutkan bahwa indikator perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun adalah a menggambar sesuai
gagasan, b meniru bentuk, c melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan, d menggunakan alat tulis dengan benar, e menggunting sesuai dengan
pola, f menempel gambar dengan tepat, dan g mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail.
C. Tahap Belajar Gerak Anak Usia Dini