level aktivitas di atas normal dan sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik, dan hidrotermal. Tindakan yang dilakukan adalah
penyuluhan sosialisasi, penilaian resiko, pengecekan sarana dan pelaksanaan piket terbatas.
3. Siaga Level III
Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan visualpemeriksaan kawah, kegempaan dan metoda lain saling mendukung. Berdasarkan analisis, perubahan
kegiatan cenderung diikuti letusan. Tindakan yag dilakukan adalah sosialisasi di wilayah terancam, penyiapan sarana darurat, koordinasi harian dan piket penuh.
4. Awas Level IV
Menjelang letusan utama, letusan awal mulai terjadi berupa abuasap. Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akan diikuti letusan utama.
Menandakan gunung api yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan ktritis yang menimbulkan bencana. Tindakan yang dilakukan adalah merekomendasikan
wilayah yang terancam untuk dikosongkan. Koordinasi dilakukan harian, dengan piket penuh.
2.3. Landasan Teori
Implementasi kebijakan kesehatan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 145 Tahun 2007.
Implementasi proses penerapan dan pelaksanaan dari kebijakan pemerintah dilakukan
Universitas Sumatera Utara
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karo sebagai implementor dari Kebijakan penanggulangan bencana di bidang kesehatan.
Implementasi kebijakan tersebut akan dinilai berdasarkan analisa segitiga kebijakan meliputi: konteks, isi, proses dan actor yang melaksanakan kebijakan
tersebut. Actor pelaku: istilah sementara yang digunakan untuk merujuk ke individu, organisasi atau bahkan negara, beserta tindakan mereka yang
mempengaruhi kebijakan. Content isi: subtansi dari suatu kebijakan yang memperinci bagian-bagian dalam kebijakan. Context konteks: faktor-faktor
sistematis – politik, ekonomi, sosial atau budaya, baik nasional maupun internasional yang dapat mempengaruhi kebijakan kesehatan.
Lalu kebijakan dievaluasi dengan fungsi evaluasi menurut William N. Dunn yang memiliki empat fungsi, yaitu eksplanasi, kepatuhan, audit, dan
akunting. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan generalisasi tentang pola-pola hubungan antar-berbagai dimensi realitas yang
diamatinya. 1 Eksplanasi, evaluator dapat mengindetifikasi masalah, kondisi, dan aktor yang mendukung keberhasilan atau kegagalan kebijakan; 2 Kepatuhan,
melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya, sesuai dengan standar prosedur yang ditetapkan kebijakan; 3 Audit,
Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-benar sampai kekelompok saran kebijakan, atau ada kebocoran, atau penyimpangan; 4 Akunting, melalui
evaluasi dapat diketahui apa akibat ekonomi dari kebijakan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Kerangka Berpikir
Gambar 2.5. Kerangka Pikir Penelitian
Uji Implementasi dengan Analisa Segitiga
Kebijakan Kesehatan : ‐ Konteks
‐ Isi ‐ Proses
‐
Aktor
Uji Implementasi Dunn: Eksplanasi
Kepatuhan Audit
Akunting KMK Nomor 145
Tahun 2007 tentang:Kebijakan
Pedoman Penanggulangan
Bencana Bidang
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian