implementasi termasuk di dalamnya sarana dan prasarana, sumber daya keuangan, dan tentu saja siapa yang bertanggung jawab melaksanakan kebijakan tersebut, dan
bagaimana mengantarkan kebijakan secara konkrit ke masyarakat Akhmad, 2006. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa implementasi
merupakan proses pelaksanaan suatu kebijakan dengan tujuan tertentu dan dilaksanakan oleh orang yang bertanggung jawab dalam suatu program atau
kebijakan. Oleh karena itu, implementasi adalah suatu kegiatan yang penting untuk dilakukan agar program atau kebijakan yang ditetapkan dapat tercapai, khususnya
kebijakan publik yang menyangkut kehidupan orang banyak. Kebijakan dapat diimplementasikan dalam bentuk program-program atau melalui formulasi kebijakan
derivate atau turunan dari kebijakan.
2.1.2. Pengertian Kebijakan Publik
Menurut Dye dalam Howlett dan Ramesh 2005, kebijakan publik adalah adalah “segala yang dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan
perbedaan yang dihasilkannya what government did, why they do it, and what differences it makes
”. Hal ini berarti kebijakan merupakan keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Dalam melaksanakan keputusan
tersebut dipengaruhi serangkaian tindakankegiatan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat
hambatan -hambatan kesulitan - kesulitan dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu
Carl J Federick dalam Agustino, 2008
Universitas Sumatera Utara
Yudasandik 2010, mengutip perkataan William N. Dunn dengan menyebut istilah kebijakan publik dalam bukunya yang berjudul ”Analisis Kebijakan Publik”,
sebagai pola ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang saling tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak, yang dibuat oleh
badan atau kantor pemerintah. Ira Sharkansky dalam Suwitri 2008 mendefinisikan kebijakan publik
sebagai “suatu tindakan pemerintah yang berupa program-program pemerintah untuk pencapaian sasaran atau tujuan”. Sebagai contoh adalah kebijakan pemerintah
membuat program BPJS menurut UU Nomor 24 Tahun 2011 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan yang memberikan kewenangan untuk menyelenggarakan
JKN Jaminan Kesehatan Nasional pada tahun 2014 dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Wahab 2008 mengemukakan beberapa bentuk kebijakan publik yang secara sederhana dapat dikelompokkan menjadi tiga:
a. Kebijakan publik yang bersifat makro atau umummendasar. Sesuai dengan UU No.102004 tentang Pembentukan Perundang-undangan pasal 7, hirarkinya yaitu;
1 UUD Negara RI Tahun 1945; 2 UUPeraturan Pemerintah Pengganti UU;
3 Peraturan Pemerintah; 4 Peraturan Presiden; dan
5 Peraturan Daerah.
Universitas Sumatera Utara
b. Kebijakan publik yang bersifat meso menengah atau penjelas pelaksana, dimana kebijakan ini dapat berbentuk Peraturan Menteri, Surat Edaran Menteri, Peraturan
Gubernur, Peraturan Bupati. Kebijakannya dapat pula berbentuk surat keputusan bersama antar Menteri, Gubernur dan BupatiWalikota.
c. Kebijakan publik yang bersifat mikro, adalah kebijakan yang mengatur pelaksanaan atau implementasi dari kebijakan diatasnya. Bentuk kebijakannya
adalah peraturan yang dikeluarkan oleh aparat publik di bawah Menteri, Gubernur, BupatiWalikota.
2.1.3. Tahapan Kebijakan Publik