Aktor Kesga: Gizi dan Usila

b. Aktor

Implementasi kebijakan sangat dipengaruhi oleh peran pelaku aktor dari kebijakan tersebut. Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Rumah Sakit merupakan pelaku sekaligus “user” dari kebijakan ini. Peran aktor sangat dilatarbelakangi oleh pendidikan, situasi, budaya dan pendapatnya sendiri tentang kebijakan. Berikut pendapat informan: Tabel 4.15. Pendapat Informan tentang Diri Mereka Sendiri sebagai Aktor Kebijakan No Informan Pendapat 1. Ka. Dinas Kesehatan “Di SK Tanggap darurat dari Bupati itu saya adalah koordinator kesehatan, ketuanya. Ya, tentu saya memang selalu mengusahakan agar seluruh pelayanan ini terpenuhi. Saya kan bisa manajemen sesuai dengan pendidikan S2 saya. Saya dokter, jadi saya berusaha menyatukan ikatan profesi yang ada untuk membantu ini. Memang pada awalnya mereka kurang ya, dipikir untuk mendukung saya, tapi lama-lama saya tunjukkan dan akhirnya kita bisa kok.” 2. Ka. Rumah Sakit “Semua sudah ada tugas dan tupoksinya, dari dulu sebelum ada erupsi sudah ada timnya. Harus dipisahkan antara saya sebagai wakil ketua dalam satgas bencana dengan sebagai Kepala Rumah Sakit. Saya selalu mengecek itu ke lapangan, anggota- anggota saya juga. Rumah sakit selalu stand by di sini. Itulah kalau anda melihat ketika ada korban awan panas itu, cukupnya IGD kita. Bisalah kita kerjakan.” 3. Ka. Bid Yankes “Saya dalam SK Satgas di Dinas Kesehatan adalah sebagai koordinator pelayanan kesehatan. Jadi saya bertugas untuk memenuhi kebutuhan akan obat- obatan dan pelayanan kesehatan. Sebenarnya tugas itu juga merupakan tugas yang sama dengan tugas rutin yang biasa saya jalankan. Jadi tidak ada bedanya, yang beda suasananya saja yang sedang dalam pengungsian.” Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15. Lanjutan No Informan Pendapat 4. Ka. Puskesmas Payung “Ya, saya pastikan semua pengungsi terlayani, orang pengungsiannya di situnya menunjuk ke arah lokasi jambur yang tepat di depan Puskesmas. Kalau ada yang sakit mereka datang, dan rumah sayapun di sini juga.” 5 Ka. Puskesmas Tiga nderket “Situasinya seperti ini, ini bencana kan lama, banyak pengungsi, apapun yang terjadi kita usahakan untuk memberikan pelayanan. Lagian begini, kita di Karo ini, ada marga kita, memberitaukan marga saja, kita sudah menjadi saudara, jadi pasti kita selalu mengusahakan memberikan pelayanan. Baik saya, maupun staf saya, mereka bergantian, apalagi saya cuma sendiri dokter. Mereka itu saudara kita jadi kita selalu ada di pos pengungsian dan memberikan rujukan kalau diperlukan.” 6 Ka. Puskesmas Brastagi “Sebagai koordinator kesehatan di Posko kesehatan, tentu saya menjalankan fungsi saya. Begitu ada lokasi pengungsian, langsung kita buka pos kesehatan, kita tempatkan tenaga kita di situ, kita kerjakan pelayanan kalau membutuhkan, kita rujuk kalau memang diperlukan.” Menurut Kepala Dinas Kesehatan, dalam SK Tanggap Darurat yang tertera dalam Keputusan Bupati Karo Nomor: 361032Bakesbang2013 yang menugaskan Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Karo sebagai Koordinator kesehatan. Oleh karenanya pemenuhan kebutuhan akan pelayanan kesehatan selalu diusahakan terpenuhi. Latarbelakang pendidikan S2 manajemen sangat membantu dalam memanajemen kagiatan Dinas Kesehatan dan sekaligus profesi dokter membuatnya memiliki kemampuan untuk menyatukan ikatan profesi yang dapat membantu kegiatan penanggulangan bencana. Pada awalanya sulit mendapatkan dukungan dari Universitas Sumatera Utara ikatan profesi untuk mendukung upaya yang dilakukannya, namun lama kelamaan Ia dapat menunjukkan kemampuannya. Kepala Rumah Sakit mengatakan bahwa semuanya sudah memiliki tupoksinya masing-masing bahkan sebelum ada erupsi sudah disiapkan tim untuk itu. Menurutnya, harus dipisahkan tugas sebagai Kepala Rumah Sakit dan sebagai wakil ketua bidang kesehatan dalam satgas bencana. Untuk melaksanakan tugasnya beliau melaksanakan kunjungan ke lokasi pengungsian. Rumah sakit juga disiapkan ruangan IGD yang siap menampung korban bencana yang datang seperti korban awan panas yang terjadi pada tanggal 2 April 2014. Kepala Bidang Yankes menjelaskan tugasnya dalam satgas sebagai koordinator logistik dan obat-obatan sekaligus tugas yang melekat secara struktural sebagai kepala bidang pelayanan kesehatan. Tugasnya adalah menyediakan dan memenuhi kebutuhan obat-obatan yang ada di posko kesehatan di seluruh lokasi pengungsian. Tugas tersebut tidak jauh berbeda seperti tugas yang biasa dilakukan saat tidak terjadi bencana, yang berbeda hanyalah situaisnya saat ini sedang dalam keadaan bencana. Hal yang sama diungkapkan oleh Kepala Puskesmas Payung yang berusaha untuk memastikan semua kebutuhan pengungsi dalam bidang kesehatan dapat terpenuhi. Lokasi pengungsian juga letaknya tepat di jambur yang ada di depan puskesmas sehingga sangat mudah melakukan pemantauan. Kepala Puskesmas juga tinggal di rumah dinas yang dekat dengan Puskesmas sehingga penduduk yang sakit dapat langsung datang ke rumahnya. Universitas Sumatera Utara Kepala Puskesmas Tiga nderket menjelaskan kesulitan yang Ia alami sebagai pelaksana kebijakan, bahwa waktu bencana yang cukup lama dan jumlah pengungsi yang banyak. Namun, apapun yang terjadi Beliau selalu berusaha untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab apalagi budaya Karo sangat dekat dengan rasa kekeluargaan. Rasa kekeluargaan itu muncul dengan adanya marga yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Marga itu memunculkan timbulnya rasa persaudaraan sehingga timbul rasa ingin memberikan pelayanan terbaik kepada saudara. Tidak berbeda dengan yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas Brastagi yang langsung membuka posko kesehatan pada saat terjadi pengungsian di wilayah kerjanya. Menurutnya Tugas adalah mempertahankan status kesehatan pengungsi dengan membuka pos kesehatan dan menempatkan tenaga kesehatan dan melakukan rujukan apabila dibutuhkan. Berdasarkan latar belakang pendidikan, semua informan mengecap pendidikan setingkat Sarjana, dimana 5 lima informan berlatar belakang pendidikan Kedokteran yaitu Ka. Dinas Kesehatan, Ka. Rumah Sakit, Ka. Puskesmas Payung, Ka. Puskesmas Tiga nderket dan 1 satu orang berlatar belakang Apoteker. Ka. Rumah Sakit sudah memiliki gelar S-2 Magister Manajemen, Ka. Bid. Yankes memiliki gelar S-2 Manajemen Kesehatan Obat dan Kepala Rumah Sakit sudah memiliki gelar S-2 Manajemen Kesehatan. Melihat latar belakang pendidikan informan, maka sudah seharusnya informan memiliki kemampuan untuk memahami amanat yang tertuang dalam Kebijakan Pedoman Penanggulangan bencana. Universitas Sumatera Utara

c. Substansi Isi Kebijakan