kemasan piringan optik berbeda. Fokus penelitian teerletak pada perbandingan teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah DVD dan VCD film
Sex and The City Season 6
dalam menerjemahkan tindak tutur mengeluh beserta kualitas terjemahannya yang meliputi tingkat keakuratan, keberterimaan, keterbacaan dibungkus dengan pemaparan
penggunaan istilah- istilah tersebut berdasarkan konteks sosial dan cultural yang terdapat dalam film. Selain itu, pengaruh penggunaan teknik dan dampaknya terhadap kualitas
terjemahan tindak tutur mengeluh dalam film akan dipaparkan pula dalam penelitian ini.
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir dalam penelitian kualitatif merupakan gambaran bagaimana setiap variabel dengan posisinya yang khusus akan dikaji dan dipahami keberkaitannya dengan
variabel lain Sutopo, 2002: 141. Oleh karena itu pada subbab ini secara urut akan diuraikan alur pemikiran penulis dalam memahami dan mengkaji permasalahan penelitian, serta
melaksanakan penelitian yang sistematis, terfokus, dan terarah. Setiadji 2006: 18 mengatakan bahwa
Makna yang dihasilkan oleh suatu hasil terjemahan diciptakan oleh penerjemah dan pembaca hasil terjemahan. Seringkali terjadi kesenjangan antara makna yang
dimaksud penerjemah dan makna yang dipersepsi oleh pembaca. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang budaya pengetahuan, ekonomi,, dan sebagainya yang dimiliki
oleh penerjemah dan pembaca tentu saja berbeda. Perbedaan ini mengakibatkan penafsiran suatu teks menjadi tidak sama.
Dalam penelitian ini, masing – masing penerjemah penerjemah
DVD
dan
VCD
memiliki latar belakangnya masing- masing untuk menerjemahkan tindak tutur mengeluh yang terdapat dalam judul film yang sama yaitu Sex
and The City season 6
untuk kemudian ditampilkan pada bagian tengah layar kaca. Terdapat dua variasi terjemahan tindak tutur
mengeluh yang dihasilkan dalam BSa, yaitu versi
DVD
dan
VCD
. Kemudian penulis mengidentifikasikan teknik- teknik peerjemahan yang digunakan oleh masing- masing
penerjemah untuk menerjemahkan tindak tutur mengeluh kedalam bahasa sasaran.
Sementara itu, penilaian kualitas terjemahan melibatkan tiga komponen, yaitu keakuratan, keberterimaan, dan keterbacan. Dengan melihat ketiga komponen ini, kualitas
terjemahan bias dinilai dengan relative lebih objektif. Informan yang terdiri dari
raters
dan pembaca target akan menilai kualitas terjemahan.
Raters
akan menilai keakuratan dan keberterimaan terjemahan tindak tutur mengeluh dengan cara membandingkan bahasa
sumber dengan bahasa sasaran, sedangkan informan pembaca target akan menilai keterbacaan terjemahan tindak tutur mengeluh dalam bahasa sasaran. Setelah hasil penelitian
kualitas terjemahan didapatkan, peneliti akan mengkaji dampak penggunaan teknik terhadap kualitas terjemahan, Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif kualitatif dan merupakan studi kasus terpancang. Disebut penelitian kualitatif karena
penelitian ini mengkaji mengenai masalah sosial yang ada si masyarakat Creswell, 1998: 15, dalam hal inibidang kajiannya adalah permasalahan mengenai perbandingan
strategi tindak tuter mengeluh dalam film
Sex and The City Season 6
dan dua versi tejemahannya,versi
subtitle VCD
dan
subtitle DVD,
serta dampaknya bagi kualitas terjemahan. Penelitian ini juga disebut penelitian kualitatif karena yang dikaji
merupakan data berbentuk kata- kata maupun kalimat- kalimat dan bukan merupakan data yang berwujud angka numeric Moleong, 2000: 18. Meskipun demikian, data
numeric tetap disertakan dalam penelitian ini. Hal ini didasarkan teori yang disampaikan oleh Maxwell 2010 yang mengatakan bahwa penggunaan data numerik dalam
penelitian kualitatif merupakan strategi yang sah dan boleh dilakukan selama data numerik tersebut dipergunakan sebagai pelengkap dari keseluruhan proses penelitian
yang dilakukan. Penelitian ini menguunakan data numerik yang digunakan sebagai alat bantu dalam pengkajian kualitas terjemahan. Penggunaan data numerik ini diharapkan
mampu memudahkan kinerja informan dan peneliti dalam menentukan kualitas terjemahan.
Penelian ini juga disebut penelitain deskriptif karena bertujuan mendeskripsikan secara rinci fenomena- fenomena yang dikaji di lapangan Sutopo, 2002: 111. Seperti
yang telah dipaparkan pada BAB1, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis strategi tindak tutur mengeluh, dan mendeskripsikan teknik penerjemahan yang