penghilangan
loss
dan pengurangan makna sering ditemui pada teks BSa. Gottlieb 2001: 247 menuliskan bahwa
a quantitative reduction is necessary but in television subtitling the text volume is typically reduced by one third
. Persoalan ini wajar terjadi dengan satu syarat bahwa makna inti BSu tetap tersampaikan dalam Bsa sebab inilah inti dari kegiatan
menerjemahkan. Oleh sebab itu bahasa
subtitling
haruslah bahasa yang singkat, padat dan tepat sasaran. Dalam Wikipedia,
the free encyclopedia
, di internet dinyatakan bahwa makna lebih penting daripada bentuk ketika penerjemah mengerjakan penerjemahan film,
“the
translator writes subtitles in the target language that convey what is meant, rather than being an exact renderig of how
it is said, I.e. meaning is more important than form” http:en.wikipedia.orgwikiSubtitles
. Berdasarakan definisi tersebut, penulis melihat bahwa unuk dapat menghasilkan
subtitle yang baik, seorang
subtitler
penerjemah film harus memperhatikan secara seksama aturan- aturan yang menjadi standar dalam melakukan
subtitling
yang membedakannya dengan penerjemahan tulis pada umumnya.
b. Jenis- jenis Subtitle
Gottlieb 1998 dalam Baker, 2001 mengklasifikasikan
subtitle
berdarsarkan aspek linguistiknya, yakni:
a. Intralinguistik
Berdasarkan aspek ini,
subtitle
yang ada sesuai dengan bahasa aslinya.
Subtitling intralinguistik
ini bersifat vertikal. Maksudnya adalah hanya menuangkan informasi lisan dalam bentuk teks tertulis. Apa yang dituturkan oleh tokoh didalamnya diwujudkan dalam
bentuk teks tertulis. Jadi yang berubah hanya modenya saja dan bukan bahasanya. Bahasa sumber tidak diubah ke dalam bahasa sasaran.
b. Interlinguistik
Berdasarkan aspek ini,
subtitle
yang ada sudah melibatkan dua bahasa, yaitu bahasa sumber dan bahasa sasaran.
Subtitling
ini bersifat interlinguistik. Maksudnya adalah infomasi lisan atau tuturan tokoh didalmnya yang merupakan bahasa sumber dialihkan dalam bentuk
teks tertulis dalam bahasa sasaran. Jadi didalamnya terjadi perubahan mode dan bahasa dari bentuk lisan menjadi bentuk tertulis, dan dari bahasa sumber dialihkan ke dalam bahasa
sasaran. Sementara itu, O‟Connel 2007: 125-126 membedakan
subtitle
berdasarkan aspek teknisnya, yakni:
a. Closed subtitling
Subtitle
ini disajikan dalam bentuk
teletex
dan bersifat
optional
. Yang dimaksud
optional
disini adalah pemirsa dapat menampilkan atau tidak menampilkan teksnya sesuai dengan keinginannya. Biasanya
subtitling
jenis ini digunakan untuk memberikan kemudahan atau fasilitas bagi penyandang tuna rungu untuk mendapatkan informasi. Karena digunakan untuk
penyandang tuna rungu, maka teks ini disesuaikan dengan pemirsanya. Beberapa informasi tambahan juga dimasukkan didalamnya. Oleh karena itu,
subtitle
jenis ini cenderung berupa ringkasan dengan beberapa penjelasan.
b. Open subtitling
Aspek kedua ini berkebalikan dengan aspek pertama. Jika aspek yang pertama bersifat
optional
dapat dimunculkan atau tidak, sesuai dengan keinginan pemirsanya maka
subtitle
pada aspek kedua ini tidak dapat dihilangkan.
Subtitle
ini biasa dijumpai pada program- program dalam televisi atau dalam bioskop.
Subtitle
ini menyatu dengan filmnya.
c. Standarisasi Subtitle