Dari kelima kategori tindak tutur yang dikemukakan oleh Searle diatas, penelitian ini difokuskan pada jenis tindak tutur ekspresif dengan subkategori tindak tutur mengeluh.
Dalam kaitannya dengan
subtitling,
Gottlieb 2001: 247 mengatakan bahwa
in subtitling, the speech act is always focus; intentions and effects are more important than
isolated lexical elements.
Dimensi pragmatik ini dapat digunakan oleh penerjemah ketika
menerjemahkan dialog film.
4. Tindak Tutur Mengeluh
a. Pengertian Tindak Tutur Mengeluh
Mengeluh
complain
adalah salah satu jenis tindak tutur ekspresif. Istilah tindak tutur dipahami sebagai cara komunikasi, alat komunikasi yang menganduk pragmatik dan
tergantung konteks. Suatu komunikasi dapat disebut keluhan dapat pula dipertimbangkan dari reaksi keluhan tadi seperti meminta maaf atau yang lainnya Mey, 1998: 9- 32.
Trosborg 1995: 15 mengatakan bahwa „mengeluh‟ termasuk dalam tindak tutur jenis ekspresif. Definisi „mengeluh‟ dari Trosborg adalah sebagai berikut.
A complaint is defined as an illocutionary act in which the speaker the complainer expresses hisher disapproval, negative feelings atc. Towards the state of affairs
described in the proposition the complainable and for which heshe holds the hearer the complainee responsible, either directly on indirectly. 1995: 311
Pengertian diatas memberi pemahaman bahwa „mengeluh‟ digunakan oleh orang penutur ketika dia ingin mengekspresikan perasaan kecewa dan negatifnya kepada orang
lain petutur. Penutur menganggap bahwa petutur bertanggung jawab terhadap suatu kejadian yang menyangkut hal yang dikeluhkan. Sedangkan penutur dapat mengeluh kepada
petutur baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sebenarnya, apa sebenarnya yang dapat dikeluhkan? Dalam suatu artikel di internet, Mezulanik menyebutkan bahwa hal yang dikeluhkan tersebut adalah suatu hal yang sudah
terjadi dan, yang terpenting, penutur mengujarkan penilaian moralnya kepada petutur yang telah gagal melakukan sesuatu atau sedang melakukan sesuatu. Harapan penutur mengeluh
supaya ada suatu reaksi koreksi dari petutur. Ditambahkan juga bahwa penutur ketika mengeluh, melakukanya secara verbal dengan mengekspresikan kekecewaanya, ketidak
puasannya terhadap
suatu produk,
jasa, tindakan,
dan sebagainya.
http:yadem.comu.edu.trHtm20Chapter206320Jiri20.htm Mengutip definisi ‟mengeluh‟ dari Rader diatas tidak jauh berbeda dengan definisi
yang dikemukakan oleh Trosborg bahwa ketika seseorang „mengeluh‟, dia mengungkapkan suatu hal yang tidak menyenangkan tentang tindakan yang dilakukan oleh petutur. Namun,
apabila dicermati lebih lanjut, definisi dari Rader secara jelas mengemukakan bahwa penutur ingin adanya suatu perbaikan ketika dia mengeluh. Rader juga memberikan penjelasan
tambahan tentang posisi petutur. Penutur dapat meminta sesuatu tindakan perbaikan dari petutur langsung atau dari orang lain orang ketiga yang dipandang mampu menjernihkan
situasi. Regina Everinghaff menambahkan bahwa tindak tutur mengeluh tidak muncul sendiri
namun terkait dengan tindakan yang muncul sebelumnya. Oleh sebab itu, „mengeluh‟ biasanya muncul sebagai reaksi dari tindakan yang telah atau sedang dilakukan oleh petutur,
baik secara verbal maupun non-verbal. Kedua tindakan tersebut dianggap oleh penutur sebagai tindakan negatif.
Leech dalam Trosborg, 1995: 312 mendefinisikan
complaint
sebagai suatu pendapat yang memiliki fungsi „konflik‟, yang mencakup tindakan menakuti, menuduh, menghina, dan
mencerca. Tindakan mengeluh memang disusun untuk menimbulkan perasaan bersalah dan
tindakan tersebut berpotensi menghancurkan hubungan antara penutur dan petutur. Oleh karena itu, „mengeluh‟ biasanya dilakukan secara tidak langsung.
b. Strategi Mengeluh