referensi, dokumen pemerintah maupun swasta, majalah, buletin, koran, jurnal, artikel, otobiografi dan dari internet data online yang dianggap
relevan dengan masalah yang diteliti.
3.5 Interpretasi Data
Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dianalisis selanjutnya Moleong, 2006. Analisa data ditandai dengan pengolahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap informasi baik secara
pengamatan, wawancara ataupun catatan-catatan lapangan, dipelajari dan ditelaah. Kemudian tahap selanjutnya adalah mereduksi data melalui pembuatan abstraksi yang
merupakan usaha membuat rangkuman inti. Langkah selanjutnya adalah menyusun data-data dalam satuan-satuan. Satuan-satuan ini kemudian dikategorikan. Berbagai
kategori tersebut dilihat kaitannya satu dengan yang lainnya dan diinterpretasikan secara kualitatif, yaitu proses pengolahan data dimulai dari tahap mengedit data
sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti kemudian diolah secara deskriptif berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
3.6 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang dialami oleh peneliti ketika berada di lapangan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
1. Topik yang diangkat dalam penelitian ini merupakan realitas sosial yang
sangat sensitif di tengah-tengah masyarakat sehingga para informan pada awalnya tidak bersedia untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Para
informan pada dasarnya merasa khawatir akan identitas seksual mereka yang akan terkuak dan diketahui oleh orang banyak. Namun dengan menggunakan
pendekatan yang sangat persuasif, seperti mendekatkan diri dengan para informan dan menjadi teman bagi mereka, akhirnya empat orang informan
bersedia untuk menceritakan kisah hidup mereka mulai dari perkenalannya dengan dunia gay sampai pada melakukan dan mengalami kekerasan seksual
sesama jenis. 2.
Peneliti harus mengeluarkan biaya yang cukup besar selama melakukan penelitian di lapangan terutama untuk mendapatkan dua orang informan yang
merupakan kategori gay kelas atas. Di kota Medan gay kelas atas merupakan kelompok gay yang sangat tertutup dan tidak mau membuka diri bagi
siapapun termasuk dengan gay kategori kelas menengah apalagi gay kelas bawah. Kelompok gay kelas atas ini sangat eksklusif dikarenakan penghasilan
mereka yang cukup besar. Walaupun demikian peneliti tidak patah semangat. Peneliti menggunakan peribahasa “Sepala-pala mandi harus basah”, dan
akhirnya peneliti memutuskan untuk menggunakan metode observasi
Universitas Sumatera Utara
partisipan dalam penelitian ini dengan menjadi bagian dari mereka. Peneliti terjun langsung dalam beberapa kegiatan yang mereka lakukan di tempat-
tempat hiburan malam dan restoran-restoran yang cukup mahal seperti “night party”, “zombie party”, “topless party”, “white party” dan “ngopi bareng”.
Hingga akhirnya peneliti berhasil memperoleh data dari dua orang informan gay kelas atas ini tanpa mereka ketahui atau tanpa sepengetahuan mereka.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN