Transactions with related parties Kas dan setara kas Kas dan setara kas lanjutan

PT TIMAH Persero Tbk DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES Lampiran 519Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2016 DAN 2015 Nilai dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2015 AND 31 DECEMBER 2015 FOR THE THREE-MONTH PERIODS ENDED 31 MARCH 2016 AND 2015 Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan

2. SUMMARY

OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES continued

f. Kas dan setara kas lanjutan

f. Cash and cash equivalents continued

Laporan arus kas konsolidasian disusun menggunakan metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas disajikan setelah dikurangi cerukan. The consolidated statements of cash flows have been prepared using the direct method by classifying the cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purpose of theconsolidated statements of cash flows, cash and cash equivalents are presented net of overdrafts.

g. Piutang usaha dan piutang lain-lain

g. Trade and other receivables

Piutang usaha adalah jumlah tagihan dari pelanggan untuk barang yang dijual atau jasa yang diberikan dalam transaksi bisnis pada umumnya. Piutang lain-lain adalah jumlah tagihan dari pihak ketiga atau pihak yang berelasi di luar kegiatan usaha. Trade receivables are amounts due from customers for goods sold or services performed in the ordinary course of business. Other receivables are amounts due from third parties or related parties for transactions outside of the ordinary course of business. Jika pembayaran piutang diharapkan selesai dalam satu tahun atau kurang atau dalam siklus normal operasi dari bisnis jika lebih lama, piutang tersebut dikelompokkan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang tersebut disajikan sebagai aset tidak lancar. Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan provisi atas penurunan nilai. If collection is expected in one year or less or in the normal operating cycle of the business if longer, they are classified as current assets. If not, they are presented as non-current assets. Trade and other receivables are recognised initially at fair value and subsequently measured at amortised cost using the effective interest method, less any provision for impairment. Kolektibilitas piutang usaha dan piutang lain- lain ditinjau secara berkala. Piutang yang diketahui tidak tertagih, dihapuskan dengan secara langsung mengurangi nilai tercatatnya. Akun provisi digunakan ketika terdapat bukti yang objektif bahwa Grup tidak dapat menagih seluruh atau sebagian nilai terutang sesuai dengan persyaratan awal piutang. Collectability of trade and other receivables is reviewed on an ongoing basis. Receivables which are known to be uncollectible are written off by reducing the carrying amount directly. Aprovision account is used when there is objective evidence that the Group will not be able to collect all or a portion of amounts due according to the original terms of the receivables. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami debitur, kemungkinan debitur dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan dan gagal bayar atau menunggak pembayaran merupakan indikator yang dianggap dapat menunjukan adanya penurunan nilai piutang. Jumlah penurunan nilai adalah sebesar selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan pada tingkat suku bunga efektif awal. Arus kas terkait dengan piutang jangka pendek tidak didiskontokan apabila efek diskonto tidak material. Significant financial difficulties of the debtor, probability that the debtor will enter bankruptcy or financial reorganisation, and default or delinquency in payments are considered indicators that the receivable is impaired. The amount of the impairment provision is the difference between the asset‟s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the original effective interest rate. Cash flows relating to short term receivables are not discounted if the effect of discounting is immaterial. PT TIMAH Persero Tbk DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES Lampiran 520Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2016 DAN 2015 Nilai dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 MARCH 2015 AND 31 DECEMBER 2015 FOR THE THREE-MONTH PERIODS ENDED 31 MARCH 2016 AND 2015 Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan

2. SUMMARY

OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES continued

g. Piutang

usaha dan piutang lain-lain lanjutan

g. Trade and other receivables continued

Jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi dan disajikan sebagai “beban umum dan administrasi” untuk piutang usaha atau sebagai bagian “pendapatan lain-lain, neto” untuk piutang lain-lain. Ketika piutang usaha dan piutang lain-lain, yang rugi penurunan nilainya telah diakui, tidak dapat ditagih pada periode selanjutnya, maka piutang tersebut dihapusbukukan dengan mengurangi akun provisi. Jumlah yang selanjutnya dapat ditagih kembali atas piutang yang sebelumnya telah dihapusbukukan, dikreditkan terhadap “beban umum dan administrasi” atau “pendapatan lain-lain, neto” pada laporan laba rugi. The amount of the impairment loss is recognised in profit or loss within “general and administration expenses” for trade receivables or within “other income, net” for other receivables. When a trade and other receivable for which an impairment provision had been recognised becomes uncollectible in a subsequent period, it is written off against the provision account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against “general and administration expenses” or “other income, net” in profit or loss.

h. Persediaan

h. Inventories

Persediaan timah dan batubara dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan termasuk porsi yang sesuai dari biaya overhead tetap dan variabel yang dialokasi untuk persediaan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto adalah estimasiharga jual dalam kegiatan usaha biasadikurangi estimasi biaya penyelesaian danestimasi biaya yang diperlukan untukmembuat penjualan. Tin and coal inventories are stated at cost or net realisable value, whichever is lower. Costs, including an appropriate portion of fixed and variable overhead costs, are assigned to inventories and determined using the weighted average method. Thenet realisable value is the estimated sellingprice in the ordinary course of business lessthe estimated costs of completion and theestimated costs necessary to make the sale. Persediaan barang gudang dinilai pada harga perolehan dikurangi dengan provisi persediaan usang dan bergerak lambat, jika ada. Harga perolehan ditentukan dengan metode harga rata-rata. Provisi persediaan usang dan bergerak lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing- masing jenis persediaan pada masa mendatang. Warehouse inventories are valued at cost less a provision for obsoleteand slow moving inventory, if any. Cost isdetermined based on the average costmethod. A provision for obsolete and slowmoving inventory is determined on the basisof estimated future usage or sale of individualinventory items.

i. Properti investasi

i. Investment properties

Properti investasi terdiri dari tanah yang dikuasai Grup untuk disewakan atau untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai atau keduanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha normal. Investment properties consists of landwhich is held by the Group to earn rent or for capital appreciation or both, rather than for use in the production or supply of goods or services or for administrative purposes or sale in the ordinary course of business.