dimana: r
11
: nilai koefisien reliabilitas instrumen KR-20 k
: jumlah testee p
: proporsi jumlah testee yang menjawab betul q
: proporsi jumlah testee yang menjawab salah SD
: nilai deviasi standar
c. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal itu apakah sukar, sedang, atau mudah. Soal dikatakan mudah jika untuk
menyelesaikannya hanya langsung menggunakan data yang ada. Soal dikatakan sedang, jika untuk menyelesaikannya tidak langsung menggunakan data yang ada
dan untuk mencarinya cukup menggunakan satu konsep saja. Soal dikatakan sulitsukar, jika untuk menyelesaikannya tidak menggunakan datainformasi yang
ada, tetapi untuk mencarinya dengan beberapa konsep. Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu, sesuai
dengan karakteristik peserta tes. Taraf kesukaran suatu tes dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
7
100 n
n W
W DK
H L
H L
× +
+ =
Maksud dari setiap simbol pada persamaan tersebut adalah sebagai berikut. DK = derajat kesukaran degrees of difficulty
W
L
= jumlah individu kelompok bawah yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu
W
H
= jumlah individu kelompok atas yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu
n
L
= jumlah kelompok bawah n
H
= jumlah kelompok atas
7
Ign. Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 1995, hal. 189
Berikut ini adalah cara yang dapat digunakan dalam penentuan kelompok atas dan kelompok bawah
a. Menyusun lembar jawaban tes sesuai dengan urutan nilai dari yang terbesar
disimpan paling atas sampai yang terkecil disimpan paling bawah. b.
Mengambil 27 dari atas susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi kelompok atas.
c. Mengambil 27 dari bawah susunan lembar jawaban, jumlah ini akan
menjadi kelompok bawah. d.
Sisanya yakni bagian yang 46 disisihkan, karena tidak perlu diikutkan dalam analisis.
Menurut ketentuan yang sering diikuti, taraf kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kategori Derajat Kesukaran Rentang Nilai DK
Kategori
0,00 ≤ DB 0,30 Sukar
0,30 ≤ DB 0,70 Sedang
0,70 ≤ DB ≤ 1,00 Mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu tinggi prestasinya dengan siswa
yang tergolong kurang mampu rendah prestasinya. Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus:
8
n W
W DB
H L
− =
dimana: DB
= Daya Beda discriminating power, DP
8
Ign. Masidjo, Ibid, h. 198
W
L
= jumlah individu kelompok bawah yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu
W
H
= jumlah individu kelompok atas yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu
n = jumlah kelompok atas atau kelompok bawah
Berikut ini adalah cara yang dapat digunakan dalam penentuan kelompok atas W
H
dan kelompok bawah W
L
. e.
Menyusun lembar jawaban tes sesuai dengan urutan nilai dari yang terbesar disimpan paling atas sampai yang terkecil disimpan paling bawah.
f. Mengambil 27 dari atas susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi
kelompok atas. g.
Mengambil 27 dari bawah susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi kelompok bawah.
h. Sisanya yakni bagian yang 46 disisihkan, karena tidak perlu diikutkan
dalam analisis. Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada ketentuan berikut ini.
Tabel 3.3 Kategori Daya Beda Rentang Nilai DB
Kategori
0,00 drop
0,00 ≤ DB 0,20 Buruk
0,20 ≤ DB 0,40 Cukup
0,40 ≤ DB 0,70 Baik
0,70 ≤ DB ≤ 1,00 baik sekali
2. Instrumen Nontes