pemahaman sains, produktif dalam berfikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh informasi.
2
Model pembelajaran dengan model inkuiri ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika. Hal ini karena metode inkuiri lebih menekankan pada
keaktifan siswa dalam belajar, siswa terlebih dahulu mengadakan kegiatan- kegiatan di laboratorium yaitu proses mengamati, mencatat hasil pengamatan,
menganalisis dan menyimpulkan kegiatan praktikum yang telah dirancang oleh guru. Hal itu akan lebih membuat belajar fisika menjadi menyenangkan dan lebih
berkesan, karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. fisika merupakan generalisasi dari gejala alam yang tidak perlu dihapal tetapi perlu
dimengerti, dipahami dan diterapkan. Dengan cara ini, siswa diharapkan dapat lebih mudah memahami konsep-
konsep fisika, khususnya pada konsep gerak. Pada konsep tersebut apabila siswa hanya diberikan penjelasan mereka akan kebingungan untuk menentukan jarak
dan perpindahan, kecepatan dan percepatan, gerak vertikal, dan sebagainya. Dengan model inkuiri diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami
konsep gerak tersebut dan dapat merangsang kemampuan berpikir siswa serta tercipta dialog antara siswa dengan guru sehingga proses pembelajaran lebih
bermakna. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Adanya anggapan bahwa materi fisika merupakan materi yang sulit untuk dipelajari.
2
Triatno, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik “Konsep, Landasn Teoritis-Praktis dan Implementasinya”,Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, cet. 1, h. 136
2. Model pengajaran yang digunakan guru umumnya hanya ceramah, jarang sekali menggunakan model yang bervariasi.
3. Guru sulit dalam memilih model mengajar yang tepat dan sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi yang diajarkan.
4. Proses pembelajaran fisika lebih menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum dan penyampaian materi semata, sehingga menyebabkan
rendahnya hasil belajar fisika siswa. 5. Sebagian besar guru belum mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan, sehingga siswa kurang termotivasi dan merasa bosan dalam belajar fisika.
C. Pembatasan Masalah
Mengacu pada masalah-masalah yang muncul diatas, maka demi terarahnya penelitian ini penulis perlu membatasi masalah yang akan diteliti yakni
hanya pada masalah berikut: 1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar
fisika siswa pada pokok bahasan gerak yang diajarkan pada semester genap kelas X, karena materi tentang gerak merupakan materi yang sering dialami
siswa setiap hari. Sehingga siswa akan lebih mudah memahaminya. 2. Hasil belajar fisika yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan hasil tes
kognitif saja. Ranah kognitif yang dinilai berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Rin W. Anderson dan David R. Krathwohl.
3
Ranah kognitif yang akan diukur pada penelitian ini adalah mulai C1 sampai dengan
C4. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dijadikan bahan analisis
dalam penelitian ini hanya dibatasi pada penerapan model inkuiri bebas yang dimodifikasi. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar hanya
dijadikan sebagai acuan pengambilan kesimpulan saja.
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h.117 – 121.
D. Perumusan Masalah