Kontradiktif Metode dan Tempat Dakwah

89 sebagai istri Gus Miek. Pernikahan terakhir dikaruniai tujuh putra-putri, namun putra kelima meninggal saat masih kecil, dan tersisa enam putra- putri hingga sekarang, yaitu: Agus Tajuddin Heru Cokro, Agus Sabut Panoto Projo, Agus Tijani Robet Saifun Nawas, Agus Obar Sadewo Ahmad, Ning Fitria Tahta Alvina Pagelaran, dan terakhir Ning Riyadin Dani Fahtussunnah. 24 Rumah tangga dan memiliki putra bukan sebuah jaminan mengubah struktur hidup Gus Miek pada kehidupan normal, keluarga baik istri ataupun putra selalu mencari dan mengikuti ke manapun Gus Miek berada, meski tanpa hasil, sebab dari kota ke kota Gus Miek selalu pindah pos tempat mukim. Masih diingat oleh Gus Sabut putra kedua Gus Miek, dahulu pernah Gus Sabut dan saudara-saudaranya mengikuti jejak Gus Miek di Tulungagung, kira-kira selama sepuluh tahun berada di Tulungagung dengan tidak memiliki papan sendiri, melainkan numpang di kediaman santri Gus Miek. Dari ketidak jelasan mengikuti Gus Miek yang pindah- pindah kota, akhirnya Hj. Rodliyah ibu Gus Miek membuat rumah untuk istri Gus Miek dan anak-anaknya, rumah tersebut ditempati oleh ibu Hj. Lilik Suyati di samping pesantren al-Falah Ploso hingga sekarang. 25

C. Kontradiktif Metode dan Tempat Dakwah

Spiritual Hj. Lilik Suyati sebagai istri sangat fantastis dan fenomenal, istri yang tidak diberikan papan oleh suaminya, tidak pernah diberikan uang dan beras sebagai kebutuhan hidup. Tetapi paham dan taat pada Gus Miek, 24 Wawancara Pribadi dengan K.H. Agus Sabut Panoto Projo. 25 Jejak di Tulungagung karena saat itu Gus Miek sedang gemar berada di makam Kyai Abdul Fattah Walīallāh. Wawancara Pribadi dengan K.H. Agus Sabut Panoto Projo. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id 90 paham karena lintas dakwah Gus Miek dekat dengan tempat maksiat, dan sebagai antisipasi Gus Miek menjaga kehati-hatian jika memberikan harta benda darinya merupakan salah satu barang sengaja atau tidak terbawa dari tempat maksiat, dan taat adalah sebagai istri yang harus mengerti disiplin dakwah suaminya karena tahu ini syarīah Allah SWT khusus untuk Gus Miek. Saat Gus Miek berdiskusi dengan K.H. Rohmat Zubair Tulungagung berkata, “Saya ini oleh Allah menunggu anak dan istri tidak boleh, memberi nafkah ke anak dan istri juga tidak boleh, alasannya cuma satu, takut nafkah yang saya berikan adalah barang haram. Saya ini sebenarnya sudah capek berkelana, mau bagaimana lagi kalau perjuangan saya belum selesai.” Sikap demikian tidak dimiliki oleh Ulama manapun di Nusantara, sanggup tidak menjumpai anak istri setiap harinya seumur hidup. Fakta lainnya Gus Miek pernah satu tahun pulang ke rumah Ploso hanya sekali, itupun tidak 24 jam, jam sebelas malam datang jam tiga pagi sudah berangkat dakwah seperti biasanya. 26 Sikap dan metode dakwah kontradiktif dilakukan Gus Miek semenjak umur tujuh tahun, sangat belia dan jauh dari baligh jika dikaitkan dengan hukum fiqh. Seusia dini dakwah dan belajar bersilaturrahmi pada Walīallāh sebagai penguat poros spiritual untuk dakwah di night club, kafe, gang- gang pelacuran dan warung-warung tempat manusia kurang beruntung. Gus dengan hobi berpakaian trendi dengan maksud menutupi diri sebagai Gus putra pesantren memilih tempat favoritnya di LCC Pub, Club Malam dengan sajian musik hidup plus arena berdansa, Kafe Elmi restoran hotel 24 jam, 26 Wawancara Pribadi dengan K.H. Agus Sabut Panoto Projo. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id 91 keduanya di Surabaya. Sambil ngobrol ringan dengan berbagai komunitas jalanan sesekali menenggak bir hitam. Jama’ahnya datang dari berbagai profesi, antara lain pelawak seperti Dorce, penyanyi seperti Neno Warisman, pengacara, wartawan, dan polisi seperti KAPOLRI Timur Pradopo mendengarkan pembicaraan Gus Mik dengan penuh takzim. Di tengah aroma alkohol merebak, dawuh-dawuh Gus Miek dengan sentuhan dalil-dalil Islam memiliki pesona dan magnet spiritual untuk mentaubatkan mereka menjadi orang baik melalui prinsip dakwah menguasai, “Bahasa kata, bahasa gaul, bahasa hati.” 27 Tidak banyak tahu, sudah beberapa orang telah berjalan lurus karena Gus Miek, dan entah sudah berapa banyak Gus Miek berpantomim dalam sandiwara dunia bersama para tokoh-tokoh keladinya, tidak ada informasi jelas meneyebutkan Gus Miek mulai hobi menelusuri kehidupan malam bersama para penghuninya. Banyak Ulama- ulama besar pernah bermain satu skrip dan satu panggung dengan Gus Miek. Para sahabatnya memiliki definisi tentang Gus Miek. K.H. ‘Abdurrahman Wahid dalam suatu pertemuan mengatakan “Jadilah orang yang beda, Maka anda akan dikenal,” seperti itulah Gus Miek, selalu berbeda dalam perannya di dunia. Dalam koleksi dakwah Islam, metode dakwah Gus Miek termasuk unik dan langka. Tidak beda jauh dengan sifat bunglon hewan ajaib. Bunglon memiliki keistimewaan kamuflase dengan tidak mengingkari hakikatnya sebagai hewan subfamily chamaeleoninae atau kadal. Keajaiban- keajaiban bunglon memiliki kemiripan dengan dakwah Gus Miek. Di setiap 27 “Yang Hidup Di Dua Habitat,” artikel diakses pada 9 September 2011 dari http:majalah.tempointeraktif.comidarsip19991227SELmbm.19991227.SEL98642.id.html UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id 92 tempat di setiap keadaan, Gus Miek selalu memiliki kamuflase penyamaran kehidupan. Ketika bersama orang-orang sakit rusak aqidahnya Gus Miek berpakaian layaknya mereka orang-orang sakit, ketika bersama orang-orang sehat para Ulama Gus Miek juga berpakaian layaknya mereka, ketika bersama orang-orang gila Walīallāh – orang yang tergil-gila pada tuhannya Gus Miek berpakaian layaknya orang-orang gila. Posisi kamuflase hanya nampak pada sisi indrawi, sebab esensi Walīallāh selalu berada di tengah-tengah dan konsisiten pada Allah SWT. Allah SWT menciptakan manusia secara sempurna. Sudah pasti, analogi sifat bunglon pada metode dakwah Gus Miek tidak dapat dirancangnya sendiri, rancangan demikian rumit dari kacamata manusia menunjukkan keberadaan profesor jenius pembuat ide, yaitu Sang Maha dari segala yang Maha. Tidak ada keraguan bahwa Allah SWT yang menciptakan bunglon dan merestui para Walīallāh khususnya representatif metode dakwah Gus Miek. Kenyentrikan lain dari Gus Miek dengan citra rasanya terhadap berbagai macam kopi adalah gemar di tempat pelacuran, 28 dengan resiko fitnah-fitnah merusak nama baik Kyai Ahmad Djazuli sebagi pendiri pondok pesantren al-Falah Ploso, sebagai putra Kyai tidak pantas berada di tempat pelacuran. Namun apa kata Gus Miek, “Biarlah nama saya cemar, karena hanya Allah yang tau niat saya.” Tidak bisa disangkal, dari setiap tempat perjudian dan diskotik yang disinggahi Gus Miek sebagai tempat 28 “Kiai-Kiai Eksentrik: Antara Substansi dan Kulit,” artikel diakses pada 9 September 2011 dari http:majalah.tempointeraktif.comidarsip19991227SELmbm.19991227.SEL98638. id.html UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id 93 silaturrahmi, pasti dari tempat itu Gus Miek mendapatkan santri, dan tidak lama tempat perjudian akan hancur. 29 K.H. Mubasir Mundzir selalu berpesan pada pengikut Gus Miek, “Jika kamu diajak Gus Miek pergi ke tempat hitam harus berhati-hati, sebab biarpun Gus Miek masuk di tempat itu yang dilihat cuman Allah, kamu tidak bisa mengikuti seperti Gus Miek, biarpun yang dilihat orang, hakikatnya Gus Miek melihat cahaya Allah.” 30 Gus Miek dalam pidatonya di majelis semaan al-Qur’ān Jantiko Mantab selalu mendeskripsikan, bahwa dirinya secara tidak langsung terinspirasi oleh Ulama fiqh Ahmad ibn Hanbal, ketika Ahmad ibn Hanbal bersama empat puluh orang santri lewat di depan arena hiburan “pelacuran,” beliau tidak menyuruh empat puluh santrinya untuk demo dan menghancurkan tempat tersebut, melainkan Ibn Hanbal justru masuk di tempat tersebut sambil berdoa, “Ya Allah Kau buat orang-orang di sini berpesta pora, bahagiyakan pula orang-orang ini di akhirat kelak layaknya pesta pora mereka di tempat ini.” 31 Gus Miek datang di berbagai lokalisasi di Surabaya untuk menyebarkan ajaran Islam, hadir di tengah-tengah dunia malam untuk menyadarkan mereka dari hijab kepura-puraan hidup. Gus Miek hadir bukan dengan ajaran kaku, ajaran yang penuh dalil kitab suci, apalagi ajaran yang absolut. Gus Miek hadir dengan wajah senyum, 29 Wawancara Pribadi dengan Mas Nur. 30 Wawancara Pribadi dengan K.H. Agus Sabut Panoto Projo. 31 Rekaman Ceramah Gus Miek dalam Semaan al-Qur’ān Jantiko Mantab al-Qur’an Ahad Pahing. Jember, 5 November 1989. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id 94 berpakaian layaknya mereka, dan menyebarkan Islam dengan indah, penuh harapan tanpa radikalisme. 32 Tidak mudah dan memerlukan keterampilan khusus, K.H. Ahmad Shiddiq Jember mantan Rais Syuriah Nahdlatul Ulama sekaligus pelopor peletakan Pancasila sebagai asas Nahdlatul Ulama mengatakan, “Seandainya tugas dakwah Gus Miek diberikan saya, pasti saya tidak sanggup, karena tugas Gus Miek lebih berat daripada saya.” K.H. Hamid Pasuruan berkata, “Saya dan Gus Miek ini satu perguruan, tapi tugasnya berbeda.” 33 K.H. Hamid Pasuruan adalah berzikir dan tidak jauh dari surau-surau pengajian dan masjid, sedangkan dakwah Gus Miek dari jauh menggiring orang-orang ke masjid. 34 K.H. Hamid kajoran memberikan komentar, “Nanti setelah dua ratus tahun, baru ada orang seperti Gus Miek, karena Gus Miek termasuk antik.” 35 Banyak hal-hal gaib dikaitkan dengan metode dakwah Gus Miek, sempat tenar layaknya berita artis infotainmen, seorang Gus putra Kyai Djazuli pengasuh pesantren al-Falah Ploso kepergok mabuk dan menenggak bir hitam di sebuah diskotik di Surabaya, tapi heboh dan menjadi perbincangan bukan karena kultur Gus Miek seorang Gus dan putra pesantren minum bir, tetapi hampir satu krat bir hitam diminum tidak membuat Gus Miek mabuk, jika saja diukur dari segi medis, orang 32 “Membaca Pikiran Tuhan Di Kafe,” artikel diakses pada 9 September 2011 dari http:nasional.kompas.comread2010020400403751Membaca.Wajah.Tuhan.di.Dunia.Abu- abu. 33 Mengkaitkan satu perguruan dengan Nabi Khidir sebagai guru adalah hal wajar dalam mistik Islam. 34 Wawancara Pribadi dengan K.H. Agus Sabut Panoto Projo. 35 Wawancara Pribadi dengan K.H. ‘Abdullah Ashfar. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id 95 menghabiskan dengan takaran sama yang diminum Gus Miek pasti pingsan. Kisah lain menyebutkan kegaiban Gus Miek mampu merubah air beralkohol tinggi menjadi air normal. Gus Sabut bertemu dengan seorang Kyai dari Malang Jawa Timur, Kyai tersebut berkata bahwa pada masa Gus Miek dakwah di lembah hitam, beliau suudzhon pada Gus Miek dan ingkar terhadap Gus Miek, suatu ketika beliau bertemu dengan Gus Miek dengan tiba-tiba Gus Miek lebih dahulu menyapa kapada Kyai tersebut dengan panggilan ustadz, belum sempat membalas sapaan Gus Miek tiba-tiba beliau sudah menembak ustadz dengan kata-kata, “Tolong lihat mulut saya,” sambil Gus Miek menengadahkan mulutnya mangap istilah Jawa ke Kyai. Seketika Kyai dari Malang kaget melihat lidah dan isi mulut manusia normal tidak ada pada Gus Miek, yang dilihat semacam muara dan lautan tidak ada batasnya. Pembicaraan pemahaman terhadap Gus Miek, sekaliber K.H. Ahmad Shiddiq memerlukan waktu dua tahun mempelajari dan menerima metode dakwah Gus Miek, uniknya justru Gus Farid Wajdi putra K.H. Ahmad Shiddiq lebih dahulu mengenal akrab Gus Miek dibanding K.H. Ahmad Shiddiq, diceritakan bahwa Gus Farid pernah sakit akibat gangguan dari sahabatnya non Muslim, penyakit semakin berlarut-larut tidak menemukan obat sampai dikabarkan sembuh ketika bersalaman dengan Gus Miek. Kabar kesembuhan Gus Farid sampai pada K.H. Ahmad Shiddiq sehingga tertarik menjumpai Gus Miek. Pertemuan K.H. Ahmad Shiddiq dengan Gus Miek pertama kali tidak lama, akibat rasa kecewa K.H. Ahmad Shiddiq terhadap Gus Miek sebagai putra pesantren berkelakuan menyalahi syarīah, rasa kecewa K.H. Ahmad Shiddiq terjawab setelah diskusi dengan UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id 96 beberapa Ulama membahas siapa Gus Miek. 36 Puncaknya Gus Miek memberi isyarat dalam pemilihan Rāis ‘Am Syuriah PB. NU muktamar Jogja 1989M. Seminggu sebelum muktamar, Gus Miek dengan usia 50 tahun memberi kabar bahwa K.H. Ahmad Shiddiq akan terpilih lagi. 37 Dakwah Gus Miek tidak cukup dengan media bir hitam, pada eranya Gus Miek sering ikut berjudi, apa karena beliau seorang Walīallāh selalu menang judinya?, jawabannya tetap tidak, lantas anehnya di mana?. Aneh karena Mas Nur sebagai saksi sekaligus sopir pribadi Gus Miek menghitung dalam arena judi Gus Miek kalah telak, terhitung lebih dari isi uang yang pas dengan saku Gus Miek. Anehnya uang tetap mengalir tidak habis dari kantong Gus Miek, seusai kalah judi masih sempat berkata, “Ayo cari makan, menghabiskan uang main.” 38 Prilaku irasional lekat dengan kewalian, tapi bukan merupakan tujuan utama dari kewalian. Masyarakat awam banyak keliru dalam memposisikan niat, bermaksud mengikuti jejak kewalian tidak mencari keridhoan Allah SWT, melainkan agar mampu menguasai kegaiban, setiap bertemu Kyai mintanya ijazah zikir, akhirnya kebanyakan Kyai yang dimintai ijazah, satupun tidak diamalkan dan membawa dirinya pada setan. Gus Miek berpesan amalan Sunnah paling sempurna untuk berzikir adalah al-Qur’ān. Pesan berzikir dengan al-Qur’ān selalu Gus Miek terapkan. Teknisnya sederhana, setiap dikunjungi orang hal pertama kali ditanykan Gus Miek adalah, ”Anda sami’in al-Qur’ān bukan?. Jika menjawab “bukan” maka Gus Miek berkata, “ya sudah perahu sana,” 36 Wawancara Pribadi dengan K.H. Agus Sabut Panoto Projo. 37 “Tangkas Berfikir, Lues Bertindak,” artikel diakses pada 9 September 2011 dari http:majalah.tempointeraktif.comidarsip19910202OBImbm.19910202.OBI13022.id.html 38 Wawancara Pribadi dengan Mas Nur. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id 97 kalimat terakir terkadang tidak dimengerti orang, kata “perahu” ucapan Gus Miek ditafsirkan sebagai kata pengusiran, sebab di pesantren Ploso dekat dengan sungai Brantas, melewatinya harus naik prahu kepunyaan pak Imam, dan hasilnya ketika Gus Miek mengatakan “perahu sana” dianggap mengusir. Padahal tafsir kata “perahu” adalah perahunya Nabi Nuh, yaitu perahu keselamatan, jika sekarang eranya Nabi Muhammad, maka perahunya Nabi Muhammad adalah al-Qur’ān, jadi jika tamu bukan Sami’in Setia Jantiko Mantab, oleh Gus Miek dianjurkan ikut semaan al-Qur’ān, baru bisa bertemu Gus Miek. 39 Pemandangan wajar bagi pengikut Gus Miek melihat uang satu koper hasil menang judi, dan hal wajar pula setiap menang dengan uang satu koper memikirkan bagaimana dalam seharai uang satu koper habis?, jika pikiran tidak menemukan ide cemerlang, uang satu koper ditinggal sembarangan di pinggiran jalan. Materi tidak membuat Gus Miek terlena, seperti bosan dengan uang dan seenaknya membuang uang. 40 Cerita lain ketika Gus Miek menolak ajakan istri untuk pulang dengan alasan tidak punya uang, spontan ibu Lilik Suyati memberi uang lebih dari cukup. Karena alasannya terpenuhi, Gus Miek pulang ke Ploso sempat membawa uang satu koper, namun ditengah perjalan berhenti di jembatan dan membuang uang beserta kopernya di sungai agar tidak mengotori Ploso. 41 Gus Miek dengan ciri berpikirnya adalah sisi lain epstimologi dakwah Islam. Hasil renungannya membuahkan etika aktif, perilaku 39 Rekaman Ceramah Gus Miek dalam Semaan al-Qur’ān Jantiko Mantab di Kediaman Salam. Kediri, 7 Oktober 1988. 40 Wawancara Pribadi dengan K.H. Agus Sabut Panoto Projo. 41 Wawancara Pribadi dengan K.H. Agus Sabut Panoto Projo. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id 98 kembaranya hanya ingin menunjukkan keberadaan-Nya. Cara dakwahnya adalah khasanah baru dalam koleksi Islam dan tidak semua Kyai mampu menjalaninya. Baginya tidak ada keistimewaan khusus bagi pengikutnya, jika satu istimewa maka semua istimewa. Terbukti semua orang yang dekat dengannya merasa paling dekat dengan Gus Miek. Gus Dur menulis dalam Gus Miek Wajah Sebuah Kerinduan mengatakan, “Ayu Wedayanti beragama Hindu diperlakukan sama dengan Neno Warisman yang Muslimah, orang Katolik juga tetap menjadi pendengar setia ketika Gus Miek ceramah.” Sikap demikian adalah perilaku arif dan teladan bagi semua orang. Sungguh Allah SWT telah menunjukkan kuasanya pada orang-orang yang dekat dengan-Nya. 42 Abu Nasr as-Sarraj menerangkan, “hasanat al-abra sayyi’at al- muqarrabīn perbuatan baik orang saleh adalah perbuatan buruk orang-orang yang dibawa mendekat.” 43 Kesimpulannya, Walīallāh akan memasuki kehidupan masyarakat hina sebelum mereka mengajaknya ke jalan Tuhan. Pepatah mengatakan, jangan masuk ke sungai dengan arus deras, konsekuensinya bisa hanyut terbawa arus. Tetapi bagi Gus Miek para Walīallāh kausalitas terkadang tidak berlaku. Gus Miek memang masuk ke dalam arus aqidah orang sakit, tetapi Gus Miek tidak pernah terbawa arus aqidah mereka, dan hasilnya individu penghuni arus deras mengikuti Gus Miek berjalan. Annemarie Schimmel mengutip cerita Jalāl al-Dīn Rūmī dalam Matsnawī mendeskripsikan, ketika Nabi Muhammad pernah hilang 42 ‘Abdurrahman Wahid, “Gus Miek Wajah Sebuah Kerinduan,” Kompas, 13 Juni 1993, h. 1. 43 Annemarie Schimmel, Dimensi Mistik Dalam Islam. Penerjemah Sapardi Djoko Damono, dkk., Jakarta: Pustaka Firdaus 2000, h. 258. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id 99 dan pamongnya Halimah berurai air mata, kemudian dia dihibur dengan perkataan, “Jangan bersedih, Ia takkan hilang darimu. Tetapi dunia akan hilang dalam dirinya,” 44 seperti itu kekuasaan Tuhan pada seorang kekasihnya. Hanya dengan satu Qoriq al-Adat segalanya bisa berubah. Gus Miek sering menyindir berbagai kritik dari metode dakwahnya, beliau mengatakan kekuatan spiritual bertahun-tahun kita asah perlu evaluasi, sanggupkah, atau siapkah kita dengan realita di masyarakat modern. Kita sering berzikir di masjid dan mejelis-mejelis pengajian, sekali-kali pindah tempat zikir di pasar, di daerah Tunjungan, dan gang-gang pelacuran, masih sama atau tidak perasaan zikir kita pada Allah SWT ketika beda ruang dan waktu. Gus Miek menegaskan pula dalam pendidikan sholat, jika anak atau kerabat mulai aneh-aneh tidak sholat merasa jadzab, maka sebagai orang tua wajib mengajak anaknya sholat dengan ucapan santun, “Mari nak, jadi orang biasa saja.” 45 begitu halnya ketika menikahkan anak, Gus Miek mengaharapkan setiap anak memiliki kematangan ilmu dan sepiritual, dengan tujuan mampu berpikir dan bisa mengatur nafsunya, nikah model ini adalah perjodohan dengan niat Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. 46 Gus Miek dakwah tidak hanya nyleneh berada di komunitas alkohol, metode dakwah lain adalah kegemarannya memberangkatkan Haji pengikutnya, sering mendapat tawaran pergi Haji dari pengikutnya justru dijawab, “Tidak usah, biar jama’ah saja yang berangkat, saya 44 Annemarie Schimmel, Dimensi mistik dalam Islam, h. 270. 45 Rekaman Ceramah Gus Miek dalam Semaan al-Qur’ān Jantiko Mantab Ahad Pon di Kediaman Dahnan. Trenggalek, 22 Agustus 1988. 46 Rekaman Ceramah Gus Miek dalam Semaan al-Qur’an Jantiko Mantab Ahad Pahing, Jember, 5 November 1989M., dan Rekaman Ceramah Gus Miek dalam Semaan al-Qur’ān Jantiko Mantab Ahad Pon di Kediaman Dahnan. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id 100 belakangan.” Dakwah memberangkatkan santrinya adalah hobi Gus Miek hingga wafat, sehingga secara lahiriyyah Gus Miek tidak pernah berangkat haji, tetapi secara batiniyyah wallāhualam, karena Gus Miek termasuk Walīallāh, pasti Allah SWT punya soulusi atas itu. 47 Alasan Gus Miek enggan berangkat haji tercermin dari niat beliau pada majelis semaan al- Qur’ān Jantiko Mantab di kediaman bapak Mustafa Waru, Gedongan, Sidoarjo, “Biar jamaah yang berangkat Haji, karena mereka yang lebih butuh daripada saya.” 48 Dalam ceramahnya di kediaman bapak Jalal Nganjuk mengatakan, “Nama saya Gus Miek, jika anda ikut semaan al- Qur’ān sejumlah dua puluh kali dari fajar subuh sampai doa khotmil al- Qur’ān berturut-turut belum diberangkatkan Haji oleh Allah, anda cari saya, insyaallāh anda belum sempat menegur saya, Allah SWT sudah memberangkatkan anda.” 49 Alasan lain keengganan Gus Miek berangkat haji dikemas dengan sisi humor, Gus Miek menyampaikan dirinya tidak pantas disebut Kyai, karena nama beliau hanya terdiri dari tige huruf “M” “I” “K” atau MIK, jadi serasa janggal dipanggil Kyai MIK, apalagi depannya ditambahi Haji, menjadi Kyai Haji Mik. 50 Ciri lain dari dakwah Gus Miek adalah berbuat tanpa harus diketahui, cermin sikapnya terlacak pada tahun 1980M. Gus Miek membeli seratus jam dinding untuk dipasang di setiap masjid di kota Kediri, dengan 47 Wawancara Pribadi dengan K.H. Agus Sabut Panoto Projo. 48 Sasaran utama yang diberangkatkan Haji oleh Gus Miek adalah santri nyleneh, karena setelah dihajikan biasanya sembuh. Rekaman ceramah Gus Miek pada Semaan al-Qur’ān Jantiko Mantab Jumat Wage di kediaman Mustafa. Sidoarjo, 1 April 1988. 49 Rekaman Ceramah Gus Miek pada Semaan al-Qur’ān Jantiko Mantab di Kediaman Jalal. Nganjuk, t.t. 50 Rekaman Ceramah Gus Miek pada Semaan al-Qur’ān Jantiko Mantab Jumat Wage di Kediaman Mustafa. Sidoarjo, 1 April 1988M. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id 101 bantuan pengikutnya Gus Miek berpesan untuk memasang jam dinding malam hari. Contoh lain ketika Gus Miek pulang dari mengembara tidak ke rumah Kyai Djazuli, melainkan tidur di komplek G pesantren Ploso, menjelang sore Gus Miek bangun pergi wudlu, melihat Gus Miek wudlu santri-santri berusaha mengintip Gus Miek sholat dari sela-sela lubang kamar, mengetahui sholatnya akan diintip, seketika Gus Miek pergi. Kisah lain saat Gus Miek menjawab pertanyaan wartawan perihal kegaibannya mampu berada di berbagai tempat dalam waktu bersamaan, kemudian Gus Miek menjawab, “Anda ini wartawan, pasti sekolahnya pinter-pinter, kok percaya dengan tahayul seperti itu.” Pertanyaan lain, “Gus Miek, katanya itu anda tidak pernah sholat, tapi ada juga yang bilang Gus Miek sholatnya di Makkah, ada pula yang mengatakan Gus Miek pasti Sholat?.” jawab Gus Miek, “pendapat pertama benar, bahwa seorang Gus Miek tidak pernah sholat.” 51 Sikap hati-hati berupaya menghindari pamrih dan riya’ mendorong Gus Miek merahasiakan segala perbuatan baik, hinaan orang ditanggapi dengan jawaban santai, “tidak apa-apa, dia yang benar dan saya yang salah.” 52 51 Cerita menarik, ada orang Tulungagung mempertanyakan sholatnya Gus Miek pada Kyai Hamid, kemudian Kyai Hamid balik bertanya, “Lho apa anda tidak percaya dengan sholatnya Gus Miek?” orang tersebut bingung, “Bukan begitu Kyai, saya percaya Gus Miek sholat.” Antara jawaban hati dan jawaban rasio bertentangan, hatinya percaya Gus Miek sholat namun akalnya menolak. Kemudian Kyai Hamid memperlihatkan suatu ruangan dan menunjukkan Gus Miek sholat di awang-awang. Kyai Hamid berpesan sampai kapanpun kamu tidak akan bisa mensifati kebaikan Walīallāh. Wawancara Pribadi dengan K.H. ‘Abdullah Ashfar. 52 Wawancara Pribadi dengan K.H. Agus Sabut Panoto Projo. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id 102

D. Hari-hari Terakhir K.H. Hamim Djazuli