58 musuh, dimana kamu akan membunuh mereka dan merekapun
membunuhmu, para Sahabat menjawab: silahkan ya Rasulallah. Rasul berkata, “yaitu zikir kepada Allah.”
121
Dalam Hadīts Qudsī diriwayatkan Imam ‘Alī Ridha Nabi bersabda, “Kalimat Lā ilāha illallāh itu benteng-Ku. Barang siapa mengucapkan
kalimat Lā ilāha illallāh berarti orang itu masuk dalam pengayoman-Ku, dan barang siapa yang masuk ke dalam benteng-Ku, berarti amanlah
mereka dari siksa-Ku.”
122
1. Lafal Dalam Zikir
Zikir sebagai media rotasi spiritual central kebutuhkan rohani telah diinformasikan oleh al-Qurān, seperti penjelasan sebelumnya, al-Qurān
mengartikan zikir sebagai sholat, sebagai membaca al-Qurān, dan sebagai ahli ilmu. Artikulasinya, zikir tersebut dalam al-Qurān sepenuhnya ada pada
sholat, bisa saja dari bacaan sholat yang terdiri dari lafal untuk mengingat Allah SWT, demikian hal-hal berhubungan dengan al-Qurān adalah berzikir,
baik dari otoritas membacanya ataupun memulyakan al-Qurān, begitu pula dengan ahli ilmu, sebab belajar manifesto zikir. Menurut Mulyadhi
Kartanegara, hal seremeh apapun jika mampu mengingatkan kita pada Allah SWT adalah zikir, sedang pekerjaannya bisa bersifat menyebut nama Allah
SWT “taddabur” dalam arti mengeksplorasi ciptaan Allah SWT, atau “tafakkur” atau merenungkan ciptaan-Nya.
123
Masyarakat modern memahami zikir sebagai sebuah bacaan “lafal ad-dzikr” atau mantra-mantra pendidikan murid sebagai jalan mendekat pada
121
M. Hanif Muslih, Kesahihan Dalil Tahlil: Dari al-Qurān dan Sunnah, h. 14.
122
Mehdy Zidane, ed., Mengenal Tharekat Ala Habib Lutfi Bin Yahya Bekasi: Hayat Publising, 2009, h. 17.
123
Mulyadhi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawuf, h. 253.
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id
59 Tuhan, sedangkan pengartian zikir tersebut dalam al-Qurān nama al-Qurān,
sholat, dan ahli ilmu hanya difahami golongan minoritas masyarakat Modern. Lafal zikir paling utama adalah kata “Allāh,” terserah dipluralkan
dalam bentuk kalimat lain, yang pasti lafal “Allāh” urgen dalam kalimat zikir. Abū Hanīfa mengatakan, “Lafal “Allāh” adalah nama Tuhan paling
agung.”
124
Ibn Ujaib mengatakan, “Isim mufrad “Allāh” merupakan pengauasa nama-nama, dan Dia adalah nama Allah SWT paling agung.”
125
Rasulallah SAW menerangkan, bahwa zikir utama adalah Lā ilāha illallāh, dan doa paling utama adalah al-Hamd lillāh. Hadīts ini memberi
penegasan tentang dzikr nafï wa itsbāt dengan melafalkan kalimat Lā ilāha illallāh. Kalimat tersebut memiliki porsi khusus, karena dianggap sebagai
poros inti ketauhidan manusia.
126
Nabi bersabda:
ﻻ ﻰﻠﺒﻗ ﻦﻣ نﻮﻴﺒﻧااو ﺎﻧا ﺖﻠﻗﺎﻣ ﻞﻀﻓا ﻻا ﻪﻟا
ﷲا
Artinya : Yang paling utama apa yang aku ucapkan dan apa yang diucapkan oleh nabi-nabi sebelumku, yaitu “Lā ilāha
illallāh” Tiada Tuhan selain Allah SWT.
127
Hadīts lain:
ﻻا ﻪﻟاﻻ ﻞﻗ ﻦﻣ ﺔﻨﳉا ﻞﻓد ﺎﺼﻠﳐ ﺺﻟﺎﺧ ﷲا
Artinya : “Barang siapa mengucap “Lā ilāha illallāh” dengan ikhlas, pasti masuk surga”
Selain melafalkan kalimat Lā ilāha illallāh, lafal al-Asmā’ al-Husnā termasuk kalimat ideal untuk berzikir, sebab al-Asmā’ al-Husnā adalah sifat
124
‘Abdul Qādir ‘Isā, Hakeket Tasawuf, h. 120.
125
‘Abdul Qādir ‘Isā, Hakeket Tasawuf, h. 123.
126
Mir Valliuddīn, Zikir Dan Kontemplasi Dalam Tasawuf. Penerjemah M.S. Nasrulloh Bandung: Pustaka Hidayah, 1997, h. 101.
127
Shohibulwafa Tajul Arifin, Miftahus Shudur: Kunci Pembuka Hati. Penerjemah Aboebakar Atjeh Tasikmalaya: Mudawamah Warakhmah, 2005, h. 9.
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id
60 baik sembilan puluh sembilan disebut oleh al-Qurān.
128
Sebagian Sufi meyakini ada energi spiritual dari lafal-lafal al-Asmā’ al-Husnā sehingga
mampu menciptakan keajaiban-keajaiban.
129
Lafal-lafal zikir disebutkan pula dalam Hadīts Nabi, Rasulallah SAW bersabda, “Barang siapa mengucapkan kalimat Subhānallāh wa bi hamdihi”
setiap hari selama sertus kali, maka akan dihapuskan dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan.” Dalam Hadīts lain, “Siapa saja yang
mengucapkan kalimat “Lā ilāha illallāh wahdahu lā syarīkalah, lahu al- mulk walahul hamd, wa hua ‘alā kulli syai’ qadīr” setiap hari sebanyak
seratus kali, maka pahalanya sama dengan membebaskan sepuluh budak, dituliskan baginya seratus kebajikan, dan dihapuskan darinya seratus
keburukan, sementara dia dijauhkan dari godaan syaitan pada hari tersebut hingga sore hari. Tidak ada orang yang melebihi keutamaan orang ini
kecuali orang yang melakukan lebih banyak.” Pada penutup kumpulan Hadītsnya Imam al-Bukhari menyebutkan bahwa Abū Hurairah
meriwayatkan, Rasulallah SAW bersabda:
ﻦﲪﺮﻟا نﺎﺘﺒﻴﺒﺣ ناﺰﳌا ﰲ نﺎﺘﻠﻴﻘﺛ نﺎﺴﻠﻟا ﻰﻠﻋ نﺎﺘﻔﻴﻔﺧ نﺎﺘﻤﻠﻛ :
نﺎﺤﺒﺳ ﻢﻴﻀﻌﻟا ﷲا نﺎﺤﺒﺳ ﻩﺪﻤﲝو ﷲا
.
Artinya : “Ada dua kalimat yang sangat ringan diucapkan pada lisan, tetapi amat berarti timbangannya di dalam al-mīzān dan
paling disukai oleh zat maha pengasih, yaitu, “Subhanallah wa bi hamdihi Subhanallah al-‘azhīm.”
130
Abū Hurairah sebagaimana disebutkan oleh Imam Muslim dan Imam Turmudzi meriwayatkan, bahwa Nabi bersabda, “Subhanallah, wal hamdu
128
Muhammad Shādiq ‘Arjūn, Sufisme: Sebuah Refleksi Kritis, h. 99.
129
Annemarie Schimmel, Dimensi Mistik Dalam Islam, h. 224.
130
M. Hanif Muslih, Kesahihan Dalil Tahlil: Dari al-Qurān dan Sunnah, h. 45.
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id
61 lillāh, walā ilāha illallāh, wAllāhu akbar,” adalah kalimat yang disukai
dari pada terbitnya cahaya matahari.”
131
2. Macam-macam Zikir