Prototip Kehidupan Sahabat Internal Islam

38 konsep ma’rifah, yakni pengetahuan sejati secara langsung dari sumbernya dengan menggiring pada ilmu hudhūrī. 51

b. Prototip Kehidupan Sahabat

Masa Sahabat dijadikan rujukan kehidupan zuhūd, tidak hanya bersandar pada kepribadian masing-masing individu, seperti kepribadian empat al-Khulafā al-Rāsyidīn Abū Bakar, ‘Umar, ‘Utsman, dan ‘Alī, tetapi karena sezaman dengan kehidupan Nabi, niscaya adopsi spiritual mereka lebih akurat dibanding masa setelahnya. Masa awal dirujuk dari kegemaran masyarakat berkumpul di masjid Nabawi Madinah, adopsi spiritual tersebut melahirkan kata shuffah dengan maksud serambi masjid Nabawi, kemudian shuffah dijadikan linguistic akar kata tasawuf. 52 Sahabat dengan identitas kefakiran adalah Abū Dzār al-Ghifārī. Beliau sering melontarkan perkataan-perkataan tentang kemiskinan, sejarah mempamerkan kemunculannya sebagai prototip fakir sejati, si miskin yang tidak memiliki apapun, tetapi keberadaannya dimiliki Tuhan. 53 Abū Nu’aim memberikan contoh hidup zuhūd layaknya delapan Wali, yaitu ‘Amir ibn ‘Abdul Qa’is, Abū Muslīm al-Kawlāni, Uways al-Qarānī, al-Rabi ibn Khutsaim, al-Aswad ibn Yazīd, Masruq, Sufyān al-Tsaurī, dan Hasan al- Basri. 54 51 Mulyadhi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawuf, h. 26. 52 Muhammad Hisyam Kabbani, Tasawuf Dan Ihsan: Anti Virus Kebatilan Dan Kezaliman, h. 24. 53 Annemarie Schimmel, Dimensi Mistik Dalam Islam, h. 33. 54 Muhammad Hisyam Kabbani, Tasawuf Dan Ihsan: Anti Virus Kebatilan Dan Kezaliman, h. 14. UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 USHULUDDIN AQIDAH FILSAFAT Muhammad Makinudin Ali NIM. 1070 3310 1470 email: el_pahleviyahoo.co.id 39 Khusus Wali Uways al-Qarānī dihubungkan secara mistik pada Nabi Muhammad SAW. Dia pernah hidup di Yaman dengan tidak pernah sekalipun bertemu Nabi secara langsung. Menurut kisah, Nabi Muhammad SAW telah mengetahui kesalehannya dan mengucapkan kata-kata terkenal, “Nafs ar-Rahmān datang kepadaku dari Yaman.” Uways al-Qarānī menurut Hadīts selalu berdoa sepanjang malam dan dibimbing langsung oleh ilahi, sehingga mengenal Nabi tanpa pertemuan. 55

2. Islamisasi Ajaran Eksternal Islam