Kompetensi Pedagogik Kompetensi Pedagogik 1. Pengertian Kompetensi

mengembangkan potensi peserta didik, berkomunikasi secara baik dengan peserta didik dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar. a. Pemahaman terhadap peserta didik Siswa yang dilayani guru adalah individu-individu yang unik, tidak mudah didikte, diarahkan atau diperintah berdasarkan kemauan guru. Siswa adalah subjek yang memiliki latar belakang, karakteristik, keunikan, kemampuan yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan guru harus bisa memahami karakteristik siswa dan berbagai aspek perkembangannya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya agar dapat berhasil dalam proses pembelajaran. Guru harus memahami bahwa siswa mempunyai pengatahuan yang berbeda-beda sehingga guru tidak boleh membeda-bedakan siswa satu dengan yang lain. Faktor seperti agama, etnis, dan ras, guru tidak boleh membeda-bedakannya 21 . Guru harus memahami karakter murid dari segi gaya belajar siswa, sikap, dan kemampuan dalam menangkap pelajaran. Dasar pengetahuan tentang keragaman sangat penting, dan termasuk perbedaan dalam kecerdasaan, emosional, bakat dan bahasa. Guru harus belajar mengenai karakter siswa, karena siswa itu unik, beragam dan berbeda-beda dari segi pengetahuan, kecerdasan sikap dan lain sebagainya. Menurut Sukmadinata yang dikutip oleh Jejen Musfah “Pemahaman tentang peserta didik adalah pemahaman seorang guru tentang siswa dengan baik, memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuannya, keunggulannya, dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor dominan yang mempengaruhinya” 22 . Jadi pemahaman peserta didik adalah guru harus bisa memanfaatkan kelebihan siswa dan menutupi 21 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, h. 30. 22 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, Jakarta : Kencana, 2011, cet. 1, h. 31 kekurangannya. Guru harus memahami perkembangan siswa sehingga dapat mengarahkan perkembangan anak kearah yang positif. Setiap siswa memiliki kapasitas untuk sukses disekolah dan dalam kehidupan. Semua siswa mampu sukses melalui dorongan dan bantuan yang tepat yaitu seorang guru yang dapat memahami siswa. Guru memberikan pengaruh positif agar siswa lebih maju dan guru juga bisa membantu siswa dalam menghadapi masalah, dari segi pelajaran atau yang lainnya. Tugas guru adalah berusaha menciptakan proses pembelajaran yang memberikan harapan, bukan menakutkan. Dalam proses mengajar dan mendidik itu, setiap guru perlu memiliki kesabaran dan kasih sayang terhadap para siswanya, hingga mereka benar- benar telah menjadi pribadi yang dewasa. Proses pembelajaran yang memberikan harapan bisa di wujudkan dengan guru memberi saran kepada siswa untuk meningkatkan prestasi baik yang berkaitan dengan mata pelajaran ataupun dengan kegiatan ekstrakurikuler, sehingga siswa dapat memaksimalkan kelebihan yang dimilikinya. b. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran Menurut Mulyasa, perancangan pembelajaran adalah salah satu kompetensi pedagogik yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran adalah kegiatan dimana merealisasikan sebuah perencanaan, apakah pembelajaran itu akan menyenangkan atau membosankan dalam proses pelaksanaannya. Proses pembelajaran akan efektif atau tidak efektif 23 . Jadi guru telah mempersiapkan apa yang ia harus lakukan dikelas, yaitu guru sudah mengetahui apa yang siswa lakukan dan bagaimana harus dilakukan. 23 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, Cet III, h. 100. Guru memberi tahu siswa sejak awal bagaimana guru mengaharapkan mereka bersikap dalam proses pembelajaran agar berjalan efektif dan guru bersikap tegas sehingga siswa akan serius dalam belajar. Guru menyiapkan metode dan media pembelajaran setiap akan mengajar. Karena perancangan pembelajaran menimbulkan dampak positif misalnya siswa akan mendapat pengetahuan baru dan tidak terjadi pengulangan materi selain penguatan agar proses pembelajaran tidak membosankan, senang dan giat belajar. Belajar menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh siswa. Guru merancang proses pembelajaran yang akan terjadi sesuai dengan kebutuhan siswa, kompetensi yang akan dimiliki siswa. Hal ini dilakukan dengan membuat RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam RPP guru dapat menentukan bagaimana pendekatan, strategi, metode dan tehnik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, kompetensi yang di tuju. Selanjutnya guru juga harus memperhatikan prinsip pembelajaran dan teori pembelajaran. c. Merancang dan melaksanakan proses belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode Guru dalam proses pembelajaran dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dapat menjadikan kegiatan pembelajaran yang mudah dan efektif. Komputer dan internet adalah suatu paket yang dapat digunakan untuk mengakses informasi terbaru untuk memperkaya wawasan dan bahan ajar. Guru dituntut agar tidak gagal teknologi, melainkan harus bisa memanfaatkan secara positif kemajuan teknologi sekarang ini. Hal ini terjadi karena zaman sekarang informasi dan teknologi berperan penting dalam menentukan kualitas kehidupan. Merealisasikan strategi pembelajaran dalam pembuatan RPP dibutuhkan beberapa metode pembelajaran. Strategi merunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi 24 . Jadi strategi pembelajaran tidak akan mencapai tujuannya apabila tidak mengetahui bagaimana metode atau cara yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran tersebut. d. Mengembangkan potensi peserta didik Menurut Barnawi dan Muhammad Arifin, “Pengembangan peserta didik adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat sesuai dengan kondisi sekolah” 25 . Guru mempunyai peranan penting diantaranya guru sebagai fasilator, motivator, pemacu dan pemberi inspirasi belajar bagi siswa. Guru harus bisa menjadi motivator bagi siswa, sehingga potensi mereka berkembang maksimal. Maka dari itu guru dituntut menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan yang beragam, dan moral yang tinggi. Guru mendorong siswa untuk mengembangkan bakat yang di miliki siswa, misalnya dengan menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong bakat siswa. Selain mengajar, guru juga bisa melatih keterampilan siswa. e. Berkomunikasi secara baik dengan peserta didik Guru harus bisa berkomunikasi secara baik dengan peserta didik dan memahami bagaimana strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun. Berbicara secara sopan santun dengan siswa, karena guru adalah seseorang yang dapat dicontoh bagi 24 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008, h. 187. 25 Barnawi dan Muhammad Arifin, Etika Profesi Kependidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, h. 137. siswanya disekolah. Misalnya membalas sapaan setiap siswa saat di luar kelas, gaya bicara sopan dan menyenangkan apabila di dengarkan, dan menjelaskan materi pelajaran dengan bahasa yang dapat dimengerti. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang tersampaikan dengan jelas dan diterima dengan baik. Komunikasi secara empatik adalah komunikasi yang dapat mengetahui tujuan dari masing- masing pihak. Guru tahu kebutuhan siswa sehingga dapat memenuhi kebutuhan siswa dengan tepat 26 . Guru menggunakan bahasa yang mudah di mengerti dalam menjelaskan materi sehingga siswa mudah memahaminya. Sedangakan komunikasi yang sopan adalah komunikasi menggunakan bahasa yang baik dan tidak menyombongkan diri. Berbicara secara santun dan lemah lembut. f. Pelaksanaan evaluasi hasil belajar Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir suatu pendidikan dan sertifikasi, serta penilaian program 27 . Jadi guru harus bisa menilai proses dan hasil pembelajaran. Penilaian proses dilakukan berkesinambungan karena dapat membantu meningkatakan prestasinya. Penilaian hasil dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Hasil ini dilakukan untuk perbaikan, menganalisis kesulitan siswa. Misalnya mengadakan ulangan harian, ulangan umum dan ulangan akhir. Setelah melakasanakn tes guru biasanya memberitahukan hasil yang di capai siswa, apabila ada hasil yang 26 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, h. 39. 27 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, Cet III, h. 108. kurang memuaskan, siswa di bantu untuk belajar kembali atau melakukan remedial. Sebagai seorang guru, ia tidak hanya percaya bahwa semua siswa dapat belajar, tetapi harus benar-benar ingin setiap siswa merasakan kebahagian sukses disekolah dan diluar sekolah. Tujuan seorang guru adalah agar siswa merasakan kebebasan melalui kegiatan akademik dan kehangatan individu disekolah 28 . Maka dari itu guru harus kreatif dalam melakukan penilaian. Karena penilaian bagian penting dalam proses pembelajaran. Guru memberikan evaluasi hasil belajar berbentuk tes lisan atau tulisan. Misalnya guru memberikan pekerjaan rumah, memberikan pengulangan sebelum melanjutkan materi, menanyakan apa yang kurang pada saat pembelajaran, menyuruh siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan menanyakan kembali materi yang telah di pelajari.

C. Praktik Profesi Keguruan Terpadu PPKT 1. Pengertian Praktik Profesi Keguruan Terpadu PPKT

Praktik Profesi Keguruan Terpadu PPKT adalah kegiatan akademik yang dilakukan seluruh mahasiswa FITK dalam rangka menerapkan dan mengembangkan empat kompetensi dasar seorang guru yaitu kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial yang berwujud dalam kegiatan praktik keguruan, penelitian, dan pengelolaan pendidikan, kinerja mahasiswa praktikan dalam aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku keguruan yang dilaksanakan di sekolah yang sudah memenuhi syarat dalam pelaksanaan PPKT, kegiatan ini dilaksanakan selama 4 bulan yang 28 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, Jakarta : Kencana, 2011, cet. 1, h. 40. dibimbing oleh dosen masing-masing jurusan dan minimal terdapat 4 mahasiswa di setiap sekolah 29 . “Praktik Profesi Keguruan Terpadu merupakan kegiatan intrakurikuler yang mencakup kegiatan praktik mengajar, penelitian kependidikan, dan pengelolaan kependidikan di madrasahsekolah. Sebagai mata kuliah, PPKT berbobot 6 sks yang dilaksanakan sepenuhnya di madrasahsekolah praktik ” 30 . Jadi kegiatan PPKT ini tidak hanya kegiatan mengajar saja akan tetapi mahasiswa dituntut untuk melakukan suatu penelitian kependidikan dan pengabdian. Kegiatan PPKT memberikan pengalaman sebelum terjun ke dunia pendidikan setelah menyelesaikan pendidikannya. Menurut Hamalik, Pengalaman lapangan adalah salah satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencakup, baik latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan diluar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesi kependidikan. Tingkat kemampuan yang diperoleh oleh calon guru merupakan indikator hasil dari pengalaman lapangan. Guru yang kompeten adalah guru yang mampu melaksanakan tugas-tugas kependidikan dengan berhasil, dilihat dari produk yang tercapai oleh siswanya. Pengalaman mengerahkan calon guru untuk mengembangkan kemampuan profesional, kemampuan personal, dan kemampuan sosial. Dan proses kegiatan lapangan mahasiswa calon guru bertindak aktif, bimbingan berfungsi membantu calon guru agar mampu mengarahkan dan memperbaiki diri sendiri 31 . Jadi PPKT adalah program yang mempunyai tujuan dimana mahasiswa diharapkan memiliki empat kompetensi selayaknya seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian 29 Tim Penyusun, Buku Pedoman Praktik Profesi Keguruan Terpadu PPKT, Ciputat, 2015, h. 5. 30 Ibid. 31 Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : Bumi Aksara, 2004, h. 171. serta mahasiswa diharapakan setelah mengikuti program ini tidak asing lagi dengan masalah kependidikan seperti menjadi guru piket, melakukan penelitian kependidikan, membuat RPP dan lain sebagainya. Mahasiswa PPKT mendapatkan pengalaman langsung untuk mengembangkan apa yang didapat di tempat kuliah untuk diterapkan disekolah.

2. Ruang Lingkup Praktik Profesi Keguruan Terpadu PPKT

Ruang lingkup kegiatan PPKT terdiri atas: a. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas 1 Praktik mengajar terbimbing Kegiatan ini bertujuan untuk melatih mahasiswa bertanggung jawab melaksanakan tugas sebagai guru. Kegiatan ini dibawah bimbingan penuh guru pamong dan dosen pembimbing. Pendekatan yang digunakan dalam pembimbingan adalah supervise klinis pendamping yang terkait dengan perbaikan kualitas rancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa antara lain adalah: Merencanakan dan menyusun RPP atau pembuatan perangkat lainnya dalam pembelajaran; Melaksanakan kegiatan latihan mengajar di kelas; Melakukan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa; dan Menganalisis dan mendiskusikan pelaksanaan praktik pembelajaran dengan guru pamong dan dosen pembimbing 32 . Jadi kegiatan ini adalah kegiatan awal sebelum mahasiswa praktikan mengajar dikelas secara mandiri, mahasiswa di bimbing guru pamong dan dosen pembimbing terlebih dahulu Frekuensi latihan terbimbing minimal 4 kali dipantau menggunakan format penilaian. Fokus dalam latihan ini adalah pada persiapan proses pembelajaran dan keterampilan dasar mengajarmembimbing. Persyaratan untuk boleh pindah ke 32 Tim Penyusun, Buku Pedoman Praktik Profesi Keguruan Terpadu PPKT, Ciputat, 2015, h. 27. tahap latihan mengajar mandiri adalah bila rata-rata nilai sekurang-kurangnya 70. 2 Praktik mengajar mandiri Kegiatan ini bertujuan melatih mahasiswa untuk bertangung jawab penuh sebagai seorang guru. Dalam kegiatan ini guru pamong dan dosen pembimbing sudah semakin mengurangi peranan supervisinya, tetapi dalam waktu-waktu tertentu satu atau tiga kali seminggu pertemuan balikan masih perlu dilakukan untuk membimbing mahasiswa agar dapat melakukan refleksi secara lebih mendalam atas pengalaman-pengalamannya dalam latihan. Latihan mengajar mandiri dipantau minimal 3 kali menggunakan format penilaian. Hasilnya menjadi pertimbangan bagi mahasiswa untuk mengikuti ujian akhir PPKT 33 . Jadi kegiatan ini adalah tahap kedua setelah praktik mengajar terbimbing. Mahasiswa praktikan mengajar sendiri tanpa dosen pembimbing atau guru pamong, akan tetapi sewaktu-waktu guru pamong dan dosen pembimbing memantaunya. b. Kegiatan pengabdian kependidikan Kegiatan pengabdian kependidikan terdiri atas : 1 Kegiatan kependidikan Pengabdian kependidikan diimplementasikan dalam bentuk “Pengembangan Kompetensi Sosial” yakni pengembangan kemampuan mahasiswa praktikan sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dimaksud berkomunikasi dan bergaul secara efektif dapat dilakukan dalam dua hal 34 . Kegitan ini merupakan keterlibatan mahasiswa praktikan dalam “kegiatan pengabdian kependidikan”, seperti: a Melaksanakan kegiatan kokurikuler 33 Ibid., h. 28. 34 Ibid., h. 29.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa: studi kasus di MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA), Rempoa Ciputat, Tangerang Selatan.

1 50 115

Persepsi Siswa Terhadap Mahasiswa Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan

0 9 159

Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di Komunitas Homeschooling Kak Seto

1 10 89

PELAKSANAAN MICROTEACHING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PGSD FKIP Pelaksanaan Microteaching Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Pgsd Fkip Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2014 / 2015.

0 1 15

PELAKSANAAN MICROTEACHING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PGSD FKIP Pelaksanaan Microteaching Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Pgsd Fkip Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2014 / 2015.

0 3 14

PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK DOSEN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK DOSEN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI FKIP UM

0 2 19

PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO.

5 27 36

Kompetensi pedagogik guru dan persepsi siswa tentang kompetensi tersebut dalam pembelajaran : studi kasus tentang tiga guru di dua sekolah.

0 0 265

Penguatan Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Jurusan PB Jerman

0 0 5

PERSEPSI DAN SIKAP MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN IPS TERHADAP PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI FIS UN ARTIKEL SOCIA

0 0 13