Variabel Penelitian Metodologi Penelitian

3. Perhitungan tingkat kebisingan ekuivalen total 4. Melakukan penyebaran kuesioner untuk mengetahui dampak kebisingan yang dirasakan siswa – siswi di sekolah dengan menggunakan kuesioner a. Merekapitulasi hasil penyebaran kuesioner daftar checklist. b. Melakukan uji validitas terhadap hasil yang diperoleh dari kuesioner kebisingan. c. Melakukan uji reliabilitas terhadap yang diperoleh darikuesioner kebisingan. 5. Analisa terhadap dampak kebisingan

4.10. Analisis Pemecahan Masalah

Data yang telah diolah selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan. Analisis yang dilakukan adalah berupa : 1. Analisis tingkat kebisingan secara keseluruhan pada ruang kelas SMP Negeri 7 Medandibandingkan dengan standar kebisingan yang diizinkan oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP.48MENLH111996 2. Analisis zona kebisingan dari peta kebisingan di SMP Negeri 7 Medan. 3. Analisis dampak kebisingan. Apabila tingkat kebisingan berada di atas ambang standar, maka dapat dilakukan usulan perbaikan kondisi sekolah melalui rancangan pengelolaan tingkat kebisingan dengan metode yang sesuai sehingga dosis paparan kebisingan dapat dikurangi.

4.11. Kesimpulan dan Saran

Tahap terakhir yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan yang berisi butir-butir penting dalam penelitian ini. Kesimpulan merupakan perumusan dari tahap analisis sebelumnya. Saran-saran yang diberikan berguna untuk perbaikan hasil penelitian selanjutnya dan pemberian saran kepada pihak sekolah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Peta Titik Pengukuran

Penentuan peta titik pengukuran adalah langkah awal sebelum mengukur tingkat kebisingan di lingkungan SMP Negeri 7 Medan. Tujuannya supaya kondisi detail dari seluruh area sekolah dapat dianalisis secara menyeluruh dan titik pengukuran merata untuk diukur diseluruh area sekolah. Pengukuran dilakukan pada tanggal 2 - 31 Maret 2015 mulai pukul 07.00 – 15.00. Penetuan jumlah titik pengukuran menggunakan teknik peta kontur dengan membuat area pengukuran 10 x 10 m pada denah sekolah. Pemilihan 10 meter sebagai acuan batas pengukuran kebisingan olehEuropean Commission Working Group Assessment of Exposure to Noise atau WG-AEN . Pemilihan ukuran tersebut bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam mengukur kebisingan di SMP Negeri 7 Medan. Sebelum dilakukan penentuan titik pengukuran perlu dilakukan pembuatan denah SMP Negeri 7 Medan. Pembuatan denah SMP Negeri 7 Medan berasal dari data mengenai jumlah kelas, jumlah ruangan guru serta posisi ruangan lainnya dengan ukuran sebenarnya yang dikumpulkan dari SMP Negeri 7 Medan. Denah SMP Negeri 7 Medan dapat dilihat pada Gambar 5.1 untuk memudahkan penentuan titik pengukuran kebisingan. Setelah itu dibuat grid dengan ukuran 10 x 10 meter. Pembuatan grid ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam mengukur kebisingan. Berdasarkan pembuatan area titik pengukuran pada sekolah, diperoleh 53 titik pengukuran. Gambar titik pengukuran dapat dilihat pada gambar 5.2.