1
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Wajib belajar sembilan tahun yang dicetuskan oleh pemerintah merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengentaskan buta
huruf yang telah dilaksanakan sejak pemerintahan Orde Baru, kemudian pemerintah mengeluarkan lagi
UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal lima, ayat satu menyatakan bahwa “Setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”, dan pasal 11, ayat satu menyatakan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib
memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pada tahun 2005 pemerintah merelokasikan subsidi dana ke bidang pendidikan dan salah satunya adalah
program Bantuan Operasional Sekolah BOS yang bertujuan yaitu untuk ”Membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan
meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar
sembilan tahun.” http:www.smeru.or.id, bantuan tersebut diberikan kepada sekolah dasar SD dan Sekolah Menengah Pertama SMP baik negeri maupun
swasta yang memiliki siswa yang dikategorikan tidak mampu untuk membiayai sekolahnya.
Universitas Sumatera Utara
2 Salah satu alasan dilaksanakannya program tersebut adalah karena
rendahnya partisipasi pendidikan khususnya pada kelompok kecil yaitu tingginya biaya pendidikan baik biaya langsung iuran uang sekolah, buku, seragam, alat
tulis maupun tidak langsung biaya transportasi, kursus, uang saku. Bantuan Operasional Sekolah yang diberikan, berhak dipergunakan oleh
pihak sekolah sesuai dengan batasannya atau petunjuk pelaksanaan, adapun bantuan dana yang diberikan dapat dialokasikan untuk hal-hal seperti Buku
Panduan BOS, 2007: 18-19: 1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru: biaya
pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang;
2. Pembelian buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan;
3.Pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, gula, kopi dan
teh untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah; 4. Pembiayaan kegiatan kesiswaan: program remedial, program pengayaan,
olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan sejenisnya;
5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa;
6. Pengembangan profesi guru: pelatihan, Kelompok Kerja Guru KKG atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah
KKKS atau Musyawarah Kerja Kepala Sekolah MKKS;
Universitas Sumatera Utara
3 7. Pembiayaan perawatan sekolah: pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan
pintu dan jendela, perbaikan mebeler dan perawatan lainnya; 8. Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk untuk
pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah; 9.Pembayaran honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer sekolah yang
tidak dibiayai pemerintah dan atau pemerintah daerah; Tambahan insentif bagi kesejahteraan guru PNS ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah;
10. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin; 11. Khusus untuk pesantren salafiyah dan sekolah agama non-Islam, dana BOS
dapat digunakan untuk biaya asrama pondokan dan membeli peralatan ibadah; 12. Pembiayaan pengelolaan BOS: ATK, penggandaan, surat menyurat dan
penyusunan laporan; 13. Bila seluruh komponen di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan
masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, dan mebeler sekolah;
Sekolah yang berhak mendapatkan bantuan operasional sekolah telah ditetapkan aturan oleh pemerintah antara lain Petunjuk Pelaksanaan BOS, 2005:
7-9: 1. Sekolah yang jumlah penerimaan dari peserta didik sebelum BOS lebih kecil
dari BOS harus membebaskan siswa dari semua bentuk pungutan sumbangan iuran yang digunakan untuk membiayai pengeluaran yang dapat dibiayai dari dana
BOS. Sekolah juga diminta untuk membantu siswa kurang mampu yang mengalami kesulitan transportasi dari dan ke sekolah.
Universitas Sumatera Utara
4 2. Sekolah yang jumlah penerimaan dari peserta didik sebelum BOS lebih besar
dari BOS tetap dapat memungut biaya tambahan, tetapi harus membebaskan iuran sekolah bagi siswa miskin, apabila di sekolah tersebut ada siswa miskin. Bila
masih ada sisa dana BOS, setelah digunakan untuk mensubsidi siswa miskin, maka sisa dana tersebut dapat digunakan untuk mensubsidi siswa yang lain.
Apabila di sekolah tersebut tidak ada siswa miskin, dana BOS dapat digunakan untuk mensubsidi semua siswa sehingga iuran siswa akan berkurang. Dalam Buku
Petunjuk 2006 disebutkan bahwa sekolah yang menolak BOS juga harus membebaskan iuran bagi siswa miskin, tetapi aturan ini tidak ada dalam Petunjuk
Pelaksanaan 2005.
SD Advent Kel. Timbang Deli, Kec. Medan Amplas adalah salah satu
sekolah yang menerima program bantuan tersebut, tercatat bahwa ada 345 siswa yang mendapatkan bantuan sekolah, sesuai dengan tingkat kelas, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat melalui tabel sbb:
Tabel 01 Jumlah Siswa
No Kelas Jumlah
Siswa 1
I A B 64 orang
2 II A B
50 orang 3 III
60 orang
4 IV 57
orang 5 V
55 orang
6 VI A B
59 orang TOTAL
345 siswa
Universitas Sumatera Utara
5 Bantuan yang diberikan kepada siswa SD Advent Timbang Deli ini adalah
bantuan uang sekolah, buku pelajaran gratis dan juga bebas uang ujian. Waktu pemberiannya disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan siswa, misalnya untuk
uang sekolah diberikan setiap bulan dengan langsung mensubsidi uang sekolah setiap siswa, sementara untuk pemberian buku pelajaran diberikan setiap tahun
ajaran baru. Jumlah guru yang mengajar pada sekolah tersebut adalah sebanyak delapan
orang guru kelas, satu orang guru bidang studi.. Pemerintah mengharapkan bantuan yang diberikan tersebut dapat membantu
siswa untuk melanjutkan pendidikannya sehingga tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terwujud namun disadari bahwa tidak sedikit bantuan
yang disalurkan tersebut tidak dimanfaatkan dengan maksimal sebagai contoh adalah masih ada siswa yang tidak menghargai buku-buku pelajaran yang
diberikan secara gratis, kurang berdampak terhadap meningkatnya motivasi siswa untuk belajar, kondisi ini juga diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD. Advent Ibu
D. Sinaga Spd dimana penelitian akan dilaksanakan. Pemerintah menghimbau kepada sekolah-sekolah yang menerima bantuan
tersebut dapat menyalurkannya dengan tepat sasaran yaitu kepada siswa yang membutuhkan dan yang paling penting adalah para siswa mengetahui informasi,
mengerti tujuan serta memanfaatkan bantuan yang diberikan oleh pemerintah tersebut dengan benar, sehingga kelangsungan pendidikan dapat terus berlangsung,
Sosialisasi merupakan hal penting yang harus dilaksanakan pihak sekolah dalam menyalurkan bantuan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan secara
Universitas Sumatera Utara
6 maksimal oleh siswa, pihak yang dianggap memiliki peranan penting untuk
mesosialisasikannya adalah para guru karena merekalah yang sering berinteraksi dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar setiap harinya. Proses pemberian
bantuan dimulai dari: penyebaran surat kepada masing-masing orangtua siswa untuk menginformasikan tentang adanya bantuan, kemudian memberi penjelasan
kepada para siswa di setiap kelas. Sunarjo
Liliweri, 1991:42-43 mengatakan tentang sifat komunikasi antar
pribadi yaitu suatu teknik untuk mempengaruhi manusia dengan memanfaatkan menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis dari komunikan yang
hendak dipengaruhi. Artinya memanfaatkan pengetahuan, pendapat, perasaan serta kebiasaan seseorang dari mana pesan itu perlu disesuaikan agar dapat
diterima. Guru disadari merupakan seorang sosok yang dapat mempengaruhi para siswanya, sehingga untuk mensosialisasikan bantuan operasional sekolah
diharapkan keterlibatan para dewan guru. Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti hendak melakukan penelitian
terhadap sekolah yang menerima bantuan operasional sekolah untuk melihat “bagaimana komunikasi antar pribadi guru untuk mensosialisasikan bantuan
operasional sekolah kepada para siswanya di SD Advent Kel. Timbang Deli, Kec. Medan Amplas. Peneliti memilih sekolah tersebut dengan alasan karena sekolah
tersebut melalui para guru melaksanakan sosialiasi bantuan kepada siswa, selain itu bersedia memberikan informasidata berkenaan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
7
I.2. Perumusan Masalah