LATAR BELAKANG MASALAH Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terhadap Keputusan Membeli Kartu AS Dikalangan Mahasiswa FISIP USU

PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI KARTU AS DIKALANGAN MAHASISWA FISIP USU

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat dalam dasa warsa terakhir ini yang tidak bisa disangsikan lagi telah menyokong perkembangan kegiatan promosi bahkan telah mendorong percepatan perkembangan telepon seluler ponsel di Indonesia baik dari sisi kuantitas kepemilikan pesawat ponsel, teknologi, maupun bisnis di bidang operator telephone seluler itu sendiri. Kegiatan promosi seakan-akan telah menjadi bagian dari hidup kita, promosi sebagai sebuah kata memang sudah tidak asing lagi ditelinga orang Indonesia, konsekuensi dari membanjirnya komoditas dan produktivitas bisnis ialah juga membanjirnya kegiatan promosi, bahkan diperoleh data bahwa setiap harinya rata-rata orang mendapatkan seribu lima ratus exposure iklan, dengan atau tanpa sengaja Dengan perkembangan pesat seperti itu baik secara langsung maupun tidak langsung telah menimbulkan eksis positif maupun negative. Eksis negative misalnya meningkatnya aksi-aksi kejahatan,penipuan,aksi terror dengan menggunakan sarana teknologi canggih melalui telepon seluler, aksi-aksi kejahatan elektronik seperti itu masih menjadi permasalahan tersendiri, karena sulit terdeteksi oleh pihak aparat keamanan. Hal itu oleh berbagai pihak di anggap wajar jika masih terjadi permasalahan tersendiri, karena sulit terdeteksi oleh pihak aparat keamanan. Hal itu dianggap wajar karena ketika jual-beli kartu pra-bayar nomor perdana semakin murah dan dipermudah persyaratannya tidak ada jaminan perlindungan hukum yang mengikatnya. Implikasinya di satu sisi pertumbuhan kepemilikan telephone seluler mobile telephone di Indonesia cenderung berkembangan sangat pesat. Tetapi di sisi yang lain tidak Universitas Sumatera Utara ada control sedikitpun pada sector keamanannya. Kini telephone seluler persebarannya tidak saja terbatas pada masyarakat perkotaan namun telah menyebar luas ke wilayah pedesaan di berbagai daerah. Bahkan sekarang telephone seluler tidak lagi menjadi barang mewah yang hanya dimiliki oleh kalangan tertentu, tetapi sudah menjangkau masyarakat biasa, petani, kaum buruh, pembantu rumah tangga, tukang sayur dan sejenisnya. Sekarang telephone seluler bukan lagi sekedar alat komunikasi yang harus dibawa kemana setiap orang pergi, tetapi telah bergeser menjadi gaya hidup untuk meningkatkan status sosial seseorang. Dalam pengamatannya hermawan katajaya menyimpulkan bahwa banjir promosi pada akhirnya memperbinggung pelanggan, akibatnya mereka melakukan filterisasi setiap promo yang masuk kebenaknya, bahkan jika hendak membeli sesuatu, para pelanggan justru cenderung masukan dari orang –orang disekelilingnya atau promosi produk yang sangat menarik perhatian. Periklanan merupakan tahap yang penting dari proses pemasaran, produk barang dan jasa itu sendiri, baik penamaanya, pengemasannya, penetapan harga dan distribusinya, semuanya tercermin dalam kegiatan periklanan. Yang menjadi promosi perusahaan kartu prabayar saat-saat ini yaitu dengan mengadakan perang tarif. Perang tarif. Istilah itu memang lumrah diberikan pada realita dunia komunikasi di indonesia khususnya. Bukan berita baru lagi sekarang semua provider penyedia jasa komunikasi ‘banting harga’ biaya komunikasi. Bukan hal aneh pula perang tarif terjadi. Tak lain semua terjadi karena pengaruh kapitalisme menelusup hingga ke desa-desa. Tiap provider, bersaing menjaring pangsa pasar. Ada yang memposisikan diri sebagai pelanggan segmen kawula muda. Ada pula menyebut dirinya sebagai penyedia fasilitas termurah. Inilah ajang persaingan sebenarnya. Media massa, melalui iklan, pun gencar digunakan untuk Universitas Sumatera Utara menyebarluaskan penawaran menarik tersebut. Bahkan tak jarang pula saling menjatuhkan antar pesaingnya. Tarif operator telepon seluler baik gsm maupun cdma semakin menjadi-jadi. Meskipun pada awalnya perang tarif ini hanya untuk tarif dasar pelanggan sesama operator, tetapi sekarang sudah merambah kelintas operator. Media elektronik maupun media jurnalis banyak sekali memuat iklan tentang tarif seluler yang murah bahkan dengan berbagai iklan yang programnya kadang tidak jelas dan membuat masyarakat binggung, banyak orang yang kurang memperhatikan iklan dalam tulisan kecil yang menyatakan “syarat dan ketentuan berlaku’. Dari tarif rp.5detik – rp. 0,1 detik bahkan sekarang ada yang bertarif rp.1 karakter untuk sms dan telepon kesesama kartu seluler, sungguh tarif yang membuat konsumen menjadi pihak yang tidak berdaya untuk memilih. Gencarnya perang tarif antar operator seluler membuat turn over pelanggan antar operator terus meningkat. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah kartu yang hangus per hari, karena pemiliknya hanya memanfaatkannya sesaat saja, selama ada promo tarif murah. Ada sebagian pelanggan yang berkarakter oportunis. Mereka hanya membeli kartu perdana karena ada promo dan setelah itu akan membuangnya. Sejak perang tarif semakin ketat, jumlah kartu hangus terus meningkat, seperti kartu mentari dan im3 yang hangus perhari berkisar 2.500 kartu. Mau tidak mau setiap operator untuk mempertahankan pelangganya berlomba-lomba meluncurkan tarif termurah tanpa memperhitungkan besar saldo yang didapat, contoh : biaya pembuatan kartu per unit rp. 7.500. Dengan harga jual rp.10.000 dan pulsa 10.000. Untuk menjaga loyalitas pelanggan, Indosat meluncurkan tarif murah untuk IM3 Rp. 0.01detik, berlaku setelah 90 detik pertama ke semua operator. Xl juga menurunkan tarif Rp Universitas Sumatera Utara 1detik. Berkat revolusi tarif pelanggan XL bertambah sekitar 6 juta menjadi 15,5 juta pelanggan. Begitu juga dengan pelanggan kartu AS sebanyak 4,5 juta pelanggan. Penurunan tarif percakapan ke level yang sedemikian fantastis mendorong pelanggan- pelanggan operator untuk lebih aktif melakukan panggilan dalam jumlah yang fantastis pula, namun menurunkan tarif dengan kualitas menurun atau kenyamanan dalam berkomunikasi jadi terganggu . Contoh : langsung menolak permintaan sambungan dengan kalimat yang sopan ,”mohon maaf jurusan yang anda tuju sedang sibuk, antrian panggilan dengan bunyi tut…tut..tuuut…, telepon ke customer service pun sering gagal, bersms sering sekali gagal dicoba beberapa kali baru bisa terkirim. Gratis, menjadi kata dari rata-rata event Telkomsel untuk menarik perhatian masyarakat. Salah satu produk Telkomsel yang belum lama ada yaitu kartu AS yang dikeluarkan sekitar tahun 2004, yang merupakan kartu seluler dari jenis prabayar. Sama seperti kartu lainnya kartu AS juga tidak mau ketinggalan.maka Telkomsel memberikan kejutan berulang bagi pengguna kartu AS. Kejutan itu berupa penerapan pemberlakuan tarif percakapan flat yakni Rp. 500 per 30 detik untuk selama waktu 24 jam sehari bagi semua pengguna kartu AS dari sabang sampai merauke, tidak memandang waktu pagi, siang, sore dan malam dan berlaku sesama pengguna kartu AS. Bagi pelanggan kartu AS juga diberikan 100 sms gratis terhadap pemakaian 100 sms. Bukan hanya kartu AS yang memberikan layanan yang banyak bagi pengguna kartu prabayar. Tetapi kartu-kartu prabayar lainnya juga seperti kartu simpati, simpati pd , kartu halo yang memberikan layanan transfer pulsa,seperti jika setiap bulan pulsa ditransfer hanya sebesar Rp.300.000 berarti hanya berkisar antara 3dan 6 kali sesuai bilangan pulsa yang ditransfer dengan begitu akan mendapatkan point-point yang didapat setiap bulan untuk bisa Universitas Sumatera Utara memenangkan hadiah yang disediakan kartu halo. Bahkan sekarang sangat banyak bermunculan operator-operator kartu seluler untuk menarik perhatian masyarakat. Tarif yang wajar adalah tarif yang menjamin kesinambungan berlangsungnya usaha telekomunikasi. Sudah menjadi pemandangan yang biasa atau wajar ketika iklan di tv menjatuhkan brand lain dan tidak segan-segan memasukkan unsur khas dari brand yang diserang. Contoh: iklan xl, yang menyatakan kalau ada tarif yang murah ke sesama operator saya kawin sama monyet, iklan yang sudah benar-benar bersaing untuk menarik perhatian masyarakat. Pemasaran menyentuh kehidupan kita semua setiap hari bahkan konsumen membuat keputusan pembelian setiap hari. Setiap manusia mempunyai kebutuhan meliputi fisik dasar akan makanan, pakaian, kehangatan, dan rasa aman, kebutuhan social akan rasa memiliki dan kasih.sayang serta kebutuhan individual akan pengetahuan dan ekspresi diri Kebutuhan masing-masing setiap orang dalam berkomunikasi pasti berbeda-beda, namun kebutuhan komunikasi melalui telepon gengan bertujuan untuk memperlancar hubungan dan memudahkan komunikasi dan tentu saja disesuaikan dengan kemampuan dan lagi-lagi kebutuhan masing-masing orang. Namun setiap orang rata-rata sudah memiliki telepon genggan hp. Namun dengan banyaknya promosi yang dilakukan setiap kartu seuler saat ini, bagaimana dan kenapa seseorang itu memilih satu kartu atau lebih dari satu kartu tetapi dengan kartu seluler yang sudah dipertimbangkan dulu baru diputuskan untuk membeli sebuah kartu Perang tarif antar kartu seluler sangat menarik perhatian masyarakat dari kalangan mana pun,mulai dari harga kartu, promosi yang dilakukan lewat seluruh media massa,distribusi bahkan produk sendiri. Bukan hanya seorang karyawan kantoran, ibu-ibu rumah tangga yang tertarik dengan berbagai promosi kartu, tetapi juga sekarang sudah Universitas Sumatera Utara kebanyakan juga mahasiswa sudah sering ganti-ganti kartu prabayar, bahkan memiliki lebih dari satu kartu prabayar. Dengan banyaknya bonus-bonus yang ditawarkan dari masing- masing kartu seluler, membuat masyarakat harus selalu jeli dan teliti dalam mengambil keputusan dan membeli kartu seluler mana yang sebaiknya digunakan. Melihat kenyataan ini maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh komunikasi pemasaran ”marketing mix” terhadap keputusan membeli kartu AS dikalangan mahasiswa FISIP USU. Universitas Sumatera Utara

2. PERUMUSAN MASALAH

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa FISIP USU Terhadap Video Parodi Vicky Prasetyo dan Zaskia Ghotic Karya Eka Gustiwana di Youtube

4 62 66

Persepsi Mahasiswa Tentang Donor Darah (Studi Etnografi tentang Persepsi Mahasiswa FISIP USU tentang Donor Darah)

16 157 111

Analisa Ketertarikan Mahasiswa FMIPA USU Dalam Memilih Bank Sebagai Tempat Menabung Dengan Menggunakan Analisis Konjoin

4 64 71

Pola Penggunaan Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP USU” (Studi Deskriptif Kuantitatif Untuk Mengetahui Pola Penggunaan Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP USU).

1 41 110

Tindakan Mahasiswa FISIP USU Terhadap Cyberbullying yang Dialami Melalui Media Online

3 55 132

Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi)

4 95 99

Opini Mahasiswa FISIP USU terhadap Pernyataan Tokoh Agama” (Studi Deskriptif Opini Mahasiswa FISIP USU terhadap Pemberitaan Pernyataan Tokoh Agama tentang Kebohongan Pemerintahan SBY di Harian Kompas)

1 66 107

Pengaruh Harga dan Produk Terhadp Keputusan Pemakaian Kartu As Fress Pada Mahasiswa Reguler S-1 FISIP USU.

0 60 84

Persepsi Mahasiswa FISIP USU terhadap Berita Politik di Harian Analisa Medan (Studi Deskriptif mengenai Pemberitaan atas Perilaku dan Sikap Anggota Pansus Century Selaku Anggota DPR –RI Pada Harian Analisa)

0 64 102

Dinamika Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa FISIP USU dalam Menjaga Harmonisasi

5 46 104