Gerak Kaki Gerak Tangan

22 Seni Tari untuk SMAMA Kelas X

B. Mengenal Tokoh Seni Tari Nusantara

Berimajinasi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk dapat menghasilkan gerakan. Berimajinasi dapat dirangsang dengan cara merasakan hal yang diperoleh panca indera. Hal tersebut dapat berupa segala sesuatu yang terdapat di alam sekitar, baik berupa pemandangan, suara, rasa, aroma, dan sebagainya. Misalnya, berimajinasi dengan cara mendengarkan musik akan merangsang kita melakukan gerakan spontan. Dan mungkin saja gerakan spontan tersebut akan menjadi dasar bagi gerakan-gerakan selanjutnya sehingga terciptalah sebuah tarian. Rangsangan lain yang dapat menggugah imajinasi adalah dengan mempelajari atau mengapresiasi ragam, bentuk dan makna tari-tari Nusantara, seperti yang telah dipelajari pada pelajaran terdahulu. Selain itu, dengan mengenal tokoh seni tari pun dapat membantu kita merangsang berimajinasi dalam menciptakan gerakan tarian. Oleh sebab itu, mari kita mengenal beberapa tokoh seni tari berikut.

1. Bagong Kussudiardjo

Koreografer dan pelukis kenamaan yang digelari begawan seni ini lahir di Yogyakarta, 9 Oktober 1928. Dalam dunia tari Indonesia, sempat muncul aliran Kerjakan soal-soal berikut ini dengan baik 1. Tuliskan dan jelaskan gerakan tari tunggal Nusantara yang mengacu pada pola lantai 2. Apa yang dimaksud dengan konser? 3. Apa nama istilah gerakan menghentakkan ujung depan telapak kaki dibelakang tungkai kaki lainnya yang menapak? 4. Tuliskan dan jelaskan jenis-jenis gerak leher pada tari tunggal Nusantara 5. Praktikkan gerak Ngigel di depan kelas Pelatihan 1 Info Seni Tari Faktor intelektualitas atau kecakapan atau dapat disebut pula suatu kemampuan penalaran yang tinggi, ikut berpengaruh terhadap proses kreatif seorang penari dalam mengintepretasikan gerak tari yang dibawakan. Pelajaran 2 Berkreasi Seni TariTunggal Nusantara 23 ‘Bagongisme’, yang merujuk pada karakter tarian-tarian khas Bagong. Sebagai pencipta tari dan koreografer, Bagong mampu melahirkan dan membawakan tari-tarian dengan gerak-gerak yang dimanis, energik, dan hidup. Selain energik, Bagong juga mendasarkan estetika seni tarinya pada keikhlasan untuk mengabdi pada kemanusiaan. Keikhlasan dan pengabdian itu mewarnai hampir semua karya Bagong, seperti tari Layang-layang 1954, tari Satria Tangguh, dan Kebangkitan dan Kelahiran Isa Almasih 1968, juga Bedaya Gendeng 1980-an. Pada 5 Maret 1958, ia mendirikan Pusat Pelatihan Tari Bagong Kusudiardjo. Sejak itu banyak penari bermunculan. Setelah sekian lama berpraktek menari dan melakukan observasi, Bagong akhirnya memutuskan untuk mendirikan padepokan seni di bidang tari, ketoprak, karawitan, dan sinden pada tanggal 2 Oktober 1978. Selama hidupnya, Bagong menciptakan lebih dari 200 tari dalam bentuk tunggal atau massal. Romo Gong sapaan akrab dari Bagong Kusudiarjo telah mencipta lebih 200 tari dalam bentuk tunggal atau massal. Beberapa karya lainnya yang dihasilkan adalah tari Batik, Keris, Reog, dan Yapong.

2. Sujana Arja

Menari bagi Sujana Arja merupakan pekerjaan pokok dan hidupnya. Ketika remaja pada tahun 1940an, ia sering ikut bersama grup kesenian pimpinan Ayahnya untuk “ngamen” dalam istilah Cirebon, disebut bebarang. Ia sering ikut keliling kampung berhari-hari, bahkan berbulan-bulan untuk menari topeng dari rumah ke rumah. Pengalaman ngamen selama bertahun-tahun kini bagi SujanaArja merupakan pengalaman yang sangat berharga. Sekarang, ia adalah pimpinan grup kesenian Panji Asmara yang masih ada hingga sekarang. Ia terampil menari, menabuh, mendalang, dan melatihkan semua bakat dan keahlian yang ia miliki. Sujana Arja merupakan sosok seniman topeng maestro topeng Cirebon yang serba terampil. Usahanya untuk memperkenalkan seni budaya Indonesia dimulai sejak ngamen di lorong-lorong kampung hingga pertunjukan panggung bergengsi internasional.

3. Sasminta Mardawa

Sasminta Mardawa atau akrab dipanggil Romo Sas, lahir di Yogyakarta, 9 April 1929. Ia digelari sebagai empu seni tari klasik gaya Yogyakarta. Dia Gambar 2.1 Bagong Kussudiardjo Sumber: www.lickr.com