Gerak Unsur Estetis Tari Tunggal Nusantara

82 Seni Tari untuk SMAMA Kelas XI Seperti yang telah Anda ketahui unsur-unsur pokok tari, yaitu gerak, irama, perasaan, dan wujud. Dari hal-hal tersebut, tari memiliki nilai-nilai pendidikan melalui nilai estetis di dalamnya. Dalam penyajian tari tunggal Nusantara terdapat berbagai persamaan dan perbedaan. Hal tersebut karena masing-masing budaya etnis lokal tidak sedikit dipengaruhi oleh budaya Hinduisme, Budhaisme dan Islamisme. Di antaranya, pengaruh dari cerita Ramayana dan Mahabarata. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan baik 1. Tuliskan unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam mewujudkan ekspresi seni 2. Mengapa setiap penari harus memperhatikan irama wirama? 3. Apa yang dimaksud dengan wiraga? 4. Sebutkan unsur-unsur yang terdapat pada wirasa 5. Mengapa terdapat persamaan dan perbedaan dalam tari tunggal Nusantara? Jelaskan Gambar 5.8 Tari Topeng Cirebon Sumber: indonetwork.or.id Pelatihan 2

C. Keunikan Tari Tunggal Nusantara

Tarian yang terdapat di Nusantara ini sangat beragam, di antaranya tari tunggal Nusantara. Contohnya adalah tari Topeng Cirebon dan tari Pendet.

1. Tari Topeng Cirebon

Tari Topeng Cirebon mempertunjukkan simbol penciptaan semesta yang berdasarkan sistem kepercayaan Indonesia purba dengan kepercayaan Hindu-Bunda- Majapahit.

a. Fungsi Tari

Topeng Cirebon adalah tarian ritual yang amat sakral. Tarian ini sama sekali bukan tontonan hiburan. Itulah sebabnya dalam kitab-kitab lama disebutkan, bahwa raja menarikan Panji dalam ruang terbatas yang disaksikan saudara-saudara perempuannya. Untuk menarikan topeng ini diperlukan laku puasa, pantang, semedi, yang sampai sekarang ini masih dipatuhi oleh para dalang topeng di daerah Cirebon. Pelajaran 5 Tari Tunggal Nusantara 83 Tarian topeng harus didahului oleh persediaan sajian. Sajian itu bukan persembahan makanan untuk Sang Hyang Tunggal. Sajian adalah lambang- lambang dualisme dan pengesaan. Inilah sebabnya dalam sajian sering djumpai bedak, sisir, dan cermin yang merupakan lambang perempuan, didampingi oleh cerutu atau rokok sebagai lambang lelaki. Bubur merah lambang dunia manusia dan bubur putih lambang dunia atas. Cowek batu yang kasar sebagai lambang lelaki, dan uleg dari kayu yang halus sebagai lambang perempuan. Pisang lambang lelaki dan buah jambu lambang perempuan. Air kopi lambang dunia bawah, air putih lambang dunia atas, dan air teh lambang dunia tengah. Sesajian adalah lambang keanekaan yang ditunggalkan.

b. Struktur Tari

Dalam tari Topeng Cirebon terdapat beberapa variasi gaya. Gaya-gaya tersebut dilihat dari pola dasar tarian. Berikut ini beberapa di antaranya. 1 Gerak tarian yang didasarkan dengan irama lagu pengiringnya, misalnya dodoan pelan, tengahan agak pelan, kering agak cepat, dan deder cepat. 2 Gerak tarian bisa terjadi dalam beberapa siklus, misalnya siklus pelan ke cepat. 3 Gerak tarian baku dalam sebuah rangkaian gerak yang disebut jogedan, seperti jangkung-ilo, lembean, incek, ngongkrak, dan tindak tilu. Gerakan ini biasanya dilakukan berulang. 4 Antara satu jogedan dengan jogedan lain terdapat gerak peralihan yang disebut nglarap. Gerak peralihan ini bisa sangat pendek atau agak panjang. Penari Topeng Cirebon biasanya mampu melakukan improvisasi gerak tari. Misalnya, penari menentukan sendiri susunan dan panjangnya gerakan jogedan atau gerakan nglarap secara spontan pada saat menari. Hal itu tentu disesuaikan dengan kemampuan dari setiap penari sehingga gerakan yang mereka tampilkan terlihat indah di mata para penontonnya.

c. Perwatakan dan Busana

Salah satu perwatakan wajah topeng yang merupakan gambaran tokoh raja raksasa yang sombong dan angkuh ada pada Tari Topeng Klana. Karakter tari Topeng adalah gagah danawa sehingga penampilan tariannya dibawakan dengan gerakan-gerakan yang menggunakan tenaga yang kuat, dinamis, dan energik. Adapun Topeng Priangan dikenal dengan tari Koncaran Tumenggung dan Topeng Klana. Bentuk topeng yang dibawakan berwarna merah, dengan mata besar terbuka lebar melotot, hidung besar, dan mulutnya agak terbuka sehingga giginya kelihatan. Salah satu penggunaan kostum yang menjadi ciri khas dari topeng Cirebon adalah penutup kepala yang disebut sobrah atau tekes. Pada sobrah terdapat rawis.