Sinopsis: Sinopsis Tari Tunggal Nonetnik yang Bersifat Nonliteral atau Puitis

166 Seni Tari untuk SMAMA Kelas XII Format susunan proposal juga bebas, tetapi tetap mengikuti kaidah penulisan ilmiah, seperti latar belakang, sinopsis, gagasan gerak, durasi waktu yang digunakan, aksesoris perhiasan, dan tempat. Sebagai contoh, ini proposal yang memuat gagasan konsep tari Angsa yang disusun oleh Nanuk Rahayu, S. Kar., M. Hum., Saryuni Padminingsih, S.kar. dan Dwi Rahmani, S. Kar.

1. Latar Belakang

Perkembangan tari tradisional Jawa yang begitu lambat, mengundang keprihatinan untuk mencoba membuat suatu susunan tari kreasi baru. Tujuan pembuatan tari kreasi baru ini, yaitu untuk lebih menambah vocabuler perbendaharaan tari yang dirasakan tidak pernah bertambah selama berpuluh tahun. Tujuan lain adalah untuk memberi apresiasi kepada generasi muda, bahwa seni tari tradisi dapat dikembangkan sesuai kebutuhan zaman. Selama ini terdapat pemahaman yang keliru tentang pelestarian suatu seni. Pada umumnya, pelestarian dianggap tidak boleh, kini masih menjadi perdebatan di kalangan seniman tradisi dan modern. Barang kali perbedaaan cara pandang ini menjadi penyebab langkanya ciptaan seni tari baru yang lebih dapat mengikuti perkembangan zaman.

2. Sinopsis Tari

Angsa adalah sejenis binatang berkaki selaput yang suka hidup di air yang indah dilihat. Gerakan satu angsa yang tengah bermain di kolam, sudah cukup untuk mengobati rasa rindu, apalagi sepasang angsa yang tengah bermain berenang di kolam, sungguh sangat indah untuk dipandang. Gerakan mereka berkelok-kelok di atas air sambil mengibaskan sayap, menjadi pemandangan lain yang sayang untuk dibiarkan berlalu. Hampir setiap gerakan yang mereka lakukan, seperti dilakukan dengan penuh perasaan dan begitu dinikmati. Seolah tanpa beban hidup bagi sepasang angsa yang tengah berada di tengah kolam. Bagi mereka, hidup hari ini adalah untuk hari ini, sementara besok masih ada kehidupan lagi yang menyambut bersama hadirnya Sang Surya di pagi hari. Angsa dan air merupakan perpaduan antara keindahan dan kedamaian, ketenangan dan kerinduan, kebahagian dan harmoni. Jika hidup berlaku seperti sepasang angsa tersebut, alangkah indah dan damainya dunia ini. Tari Angsa disusun berdasarkan pengalaman melihat sepasang angsa bermain di kolam.

3. Gagasan Pokok

Untuk mewujudkan gagasan pokok ide dasar ke dalam suatu bentuk tari, diperlukan medium utama tari, yaitu gerak. Penonjolan gerak angsa yang lemah lembut menjadi perhatian utama dalam menyusun tari Angsa ini. Gerak khas yang membedakan antara tari Angsa dengan tari sejenis Merak, Jago, Kukila, dan Manuk Rawa adalah terletak pada penajaman gerak lenggut kepala manggut, nyosor mencari makan di air, mengeringkan sayap gerak ngayang, yang semua Pelajaran 10 Menyusun Sinopsis Tari Nonetnik 167 itu dilakukan dengan gerakan lembut gemulai. Suatu gagasan gerak akan menjadi kuat dan lebih bermakna bila disertai dengan musik pengiring. Untuk lebih mendukung karakter angsa lemah lembut, maka iringan musik yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan tersebut. Musik iringan tari Angsa adalah gendhing dan lagu kreasi baru yang disusun dari gamelan Jawa.

4. Durasi Waktu yang digunakan

Tari Angsa ini menggunakan waktu pertunjukan durasi selama kurang lebih 7 menit. Tujuan pengunaan waktu yang pendek ini selain terlalu menyita perhatian, keperluan dan kepentingan, juga menghindari rasa bosan dari penonton.

5. Busana

Busana yang digunakan dalam tari Angsa ini antara lain: a. mekak pengganti baju untuk penari putri dan sayap; b. celana tanggung di bawah lutut warna putih atau kuning keemasan; c. irah-irahan penutup kepala; d. kalung kace; e. rapek kain pengganti jarit; dan f. slepe atau epek timang. Selain busana yang telah disebutkan sebelumnya, penari atau perias busana dapat membuat kreasi sendiri sesuai kebutuhan estesisnya masing-masing.

6. Aksesori Perhiasan

Aksesori perhiasan tari Angsa antara lain klat bahu, kerincing untuk kaki, gelang, dan kalung.

7. Tempat

Pada prinsipnya, tari Angsa dapat ditarikan di sembarang tempat. Misalnya, pada waktu mengisi lomba, festival, malam perpisahan, syukuran, dan perhelatan manten. Akan tetapi, untuk lebih memberi kesan menarik pada penonton, sebaiknya dilakukan di atas panggung yang cukup lebar ukuran 8 × 8 meter agar dicapai kesesuaian antara jarak penari dengan penonton penghayat. Buatlah proposal tari kreasi dengan memperhatikan kaidah penulisan ilmiah. Anda dapat mencari referensi acuan melalui media elektronik maupun media cetak Pelatihan 3