Ragam Gerak tari Piring

Pelajaran 7 Tari Kelompok Nusantara 121

b. Pola Lantai tari Piring

Pola lantai yang dipergunakan dalam tari ini adalah lingkaran besat dan kecil, berbaris, spiral, horizontal, dan vertikal serta penempatan level bawah, level sedang serta level atas ditambah dengan pembagian beberapa kelompok. Berbagai macam gerak tari Piring tersebut dibagi ke dalam tiga fase, yaitu gerak awal yang terdiri atas gerak pasambahan dan singanjuo lalai. Bagian tengah terdiri atas gerak mencangkul sampai gerak menampih padi, dan bagian akhir terdiri atas gerak menginjak pecahan kaca.

c. Iringan Musik

Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari Piring adalah talempong, gandang, seruling, dan jentikan jari penari terhadap piring yang dipegang.

d. Busana Penari

Busana yang digunakan oleh penari tari piring terbagi atas busana untuk penari pria dan penari wanita. 1 Penari pria: a Busana rang mudobaju gunting China yang berlengan lebar dan dihiasai dengan missia renda emas. b Saran galembong, celana berukuran besar yang pada bagian tengahnya pisak warnanya sama dengan baju. c Sisamping dan cawek pinggang, yaitu berupa kain songket yang dililitkan di pinggang dengan panjang sebatas lutut. Adapun cawek pinggang adalah ikat pinggang yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan sesamping yang pada ujungnya diberi hiasan berupa rumbai-rumbai. d Detadestar, yaitu penutup kepala yang tebuat dari bahan kain songket berbentuk segitiga yang diikatkan di kepala. 2 Busana penari wanita a Baju kurung yang terbuat dari satin dan beludru. b Kain songket. c Selendang songket yang dipasang pada bagian kiri badan. d Tikuluak tanduak balapak, yaitu penutup kepala khas wanita Minangkabau dari bahan songket yang meyerupai tanduk kerbau. e Aksesoris berupa kalung rambai dan kalung gadang serta subang anting.

2. Tari Srimpi

Di lingkungan kraton Yogyakarta, tari Srimpi dianggap sebagai salah satu tarian sakral. Alasan pelaksanaan pementasan yang menjadi penyebab tarian ini menjadi sakral. Pada masa kuasa raja-raja Yogyakarta, terutama sebelum raja kesembilan, dipercaya bahwa untuk menyajikan tari Srimpi diatur oleh beberapa 122 Seni Tari untuk SMAMA Kelas XI pengaturan. Hal ini sama dengan pelaksanaan pementasan-pementasan ritual kenegaraan, misalnya ulang tahun dan peringatan naik tahta Sultan. Wisnoe Wardhana, salah seorang tokoh kreasi dalam tari, mengatakan bahwa tari Srimpi identik dengan bilangan empat. Tarian ini selalu ditarikan oleh empat orang penari. Hal ini ada kaitannya dengan pandangan falsafah Jawa yang merujuk pada empat titik utama, yaitu utara, timur, selatan, dan barat. Kata Srimpi berakal dari kata impi atau mimpi. Hal ini ada kaitannya dengan cara menikmati tari yang dilakukan lebih dari satu jam, yang seolah-olah mengarah jauh ke alam mimpi. Adapun menurut kamus Tari dan Karawitan Jawa, kata Srimpi berarti komposisi tari putri klasik gaya Surakarta dan Yogyakarta yang dibawakan oleh empat orang penari putri yang memiliki perawakan yang sama. Keempat penari tersebut menggunakan pakaian yang sama dan dalam penyajiannya biasa bertemakan perang.

a. Gerak Tari Srimpi

Gerakan tari Srimpi terbagi atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut. 1 Gerak maju gawang Gerak yang dilakukan seperti sikap jalan biasa saat menuju tempat pentas dengan sikap lengan tertentu. Gerakan ini biasa juga disebut kapang-kapang. Dalam melakukan gerakan ini biasanya diserta dengan cara-cara berbelok ke kanan atau ke kiri. Rangkaian gerakan ini biasanya diakhiri dengan sikap duduk. 2 Gerak pokok Dalam gerak pokok ini penari menyajikan tema dari tarian. Jika dalam inti cerita garapan tari berbentuk sajian perang antara dua tokoh maka gerakan pokok yang ditampilkan akan diakhiri dengan adegan perang. 3 Gerak mundur gawang Gerakan ini merupakan kebalikan dari gerak maju gawang. Seperti halnya gerak maju gawang, gerakan ini biasanya dilakukan dengan berjalan.

b. Iringan Musik

Hubungan tari dengan musik pengiringnya, jika disederhanakan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu musik sebagai pengiring tari, musik sebagai ilustrator gerak, dan musik sebagai pengisi suara. Umumnya, alat musik yang digunakan sebagai pengiring tari Srimpi adalah gamelan Jawa. Gambar 7.11 Tari Srimpi Sumber: www.lickr.com Pelajaran 7 Tari Kelompok Nusantara 123

c. Busana Penari

Tari Srimpi biasa disajikan di lingkungan Kraton Yogyakarta, sudah tentu ada pola dasar yamg dipergunakan dalam tata busana. Akan tetapi, busana tari Srimpi yang digunakan saat ini sudah merupakan hasil inovasi, baik dari tangan kekuasaan satu raja ke tangan raja lainnya maupun campur tangan berbagai pihak seperti para pembesar Belanda. Umumnya busana yang digunakan oleh para penari adalah busana kebesaran pengantin putri. Pada perkembangan berikutnya, ada bentuk busana khas yang digunakan, yaitu kain seredan dan baju tanpa lengan.

3. Tari Setabik

Tahukah Anda bagaimana bentuk, ragam, fungsi serta pola lantai dari tari Setabik? Agar Anda mengetahuinya, pelajarilah uraian berikut.

a. Bentuk dan Jenis Tari

Tari Setabik dapat digolongkan kepada tari tradisional, apabila dilihat dari segi karakter sifat, segi penyajian, tata rias, tata busana dan musik pengiring. Tari Setabik merupakan rangkaian upacara penerimaan tamu agung di Kabupaten Musi Banyuasin. Tari Setabik telah ada di Kabupaten Musi Banyuasin cukup lama, yaitu sejak zaman penjajahan Belanda. Ini dapat dilihat dari nama tari tersebut, yaitu Setabik. Setabik berasal dari dari kata tabik tabe, artinya menghormat, atau penghormatan. Kemudian, nama tersebut beradaptasi dengan daerah setempat menjadi setabik. Dari asal kata itulah kemudian terbentuk sebuah tarian daerah yang bersifat penghormatan kepada tamu-tamu Pemerintah dan pemuka adat yang datang ke Musi Banyuasin MUBA. Salah satu ciri tari Setabik tersebut ada gerakan menghormat tabik. Dari sisi penyajian, umumnya tari-tari penyambutan yang tersebar di Sumatra Selatan semuanya sama, yaitu dilakukan pada waktu menghormati kedatangan tamu. Penari terdiri atas 7 atau 9 orang, lalu ditambah dengan 2 orang pemegang tombak dan satu orang pemegang payung. Khusus tari Setabik berjumlah 10 orang, yang terdiri atas 7 penari wanita, 2 orang penari pria, pembawa tombak dan lorang pria lagi membawa payung.

b. Fungsi Tari

Fungsi utama dari tari Setabik adalah untuk mengiringi upacara adat penerimaan tamu. Namun, pada akhir-akhir ini telah banyak ditarikan dalam berbagai kegiatan pergelaran sebagai seni pertunjukan dan acara perkawinan. Gambar 7. 12 Tari Setabik Sumber: www.visitmusi2008.com