Tari Jayengrana Karya Seni Tari Tunggal Nusantara

Pelajaran 1 Apresiasi Seni Tari Tunggal Nusantara 9 Gerak kaki pada saat sikap berdiri dan berjalan mempunyai korelasi yang harmonis. Sebagai contoh, pada gerak srisig berdiri dengan jinjit dan langkah kecil-kecil, nacah miring kaki kiri bergerak ke samping, bergantian atau disusul kaki kanan diletakkan di depan kaki kiri, dan kengser gerak kaki ke samping dengan cara bergeserposisi telapak kaki tetap merapat ke lantai. Gerak kaki yang spesiik pada tari Gambyong adalah gerak embat atau entrag, yaitu posisi lutut yang membuka karena mendhak merendah bergerak ke bawah dan ke atas. Penggarapan pola lantai pada tari Gambyong dilakukan pada peralihan rangkaian gerak, yaitu pada saat transisi rangkaian gerak satu dengan rangkaian gerak berikutnya. Adapun perpindahan posisi penari biasanya dilakukan pada gerak penghubung, yaitu srisig, singget ukel karna, kengser, dan nacah miring. Selain itu, dilakukan pada rangkaian gerak berjalan sekaran mlaku ataupun gerak di tempat sekaran mandheg. Unsur wirama tari Gambyong didukung oleh gending yang mengiringinya. Gending tersebut menjadi identitas tari tunggal ini. Misalnya, Gambyong Pareanom, berarti unsur wirahmanya didukung oleh Gending Pareanom.

6. Tari Rahwana

Rahwana merupakan nama lain dari Dasamuka atau Klana. Rahwana adalah tokoh antagonis yang lahir pada cerita pewayangan Arjuna Sasrabahu. Lakon cerita tentang peristiwa kelahirannya terkenal dengan nama Pelajaranad Lokapala dan akhir hayatnya terdapat dalam cerita Ramayana. Tari Rahwana menceritakan kegandrungan Rahwana yang berkarakter gagah danawa terhadap Dewi Widayanti. Unsur wirama tari tunggal ini merupakan karawitan, yang menggunakan lagu Bendrong dalam bentuk lagu Gurudugan yang berpola irama cepat dan juga didukung irama lainnya yang berpola sedang dan yang berpola lambat, yaitu lagu saliwetan dan dua liwetan. Dalam tari Rahwana tata rias terlukis pada garis-garis wajah yang meliputi alis jedig, jambang mecut kandel, pipi pasudamis, kumis baplang sangadulang, sementara pada bibir bagian bawah terdapat sihung dan cedo janggot kandel yang menyatu dengan dagu. Adapun tata busananya dilengkapi dengan gelang kirincing, calana sontog, sinjang dodot, soder payun, soder pengker, keris, tali uncal, boro, dan samir. Bagian dada menggunakan baju kutung simbar dada, kilat bahu ganda, kilat bahu ganda mungkur, jubah, dan makuta sekar kelewih raja. Gambar 1.6 Tari Rahwana Sumber: upload.wikipedia.org 10 Seni Tari untuk SMAMA Kelas X

7. Tari Ajat Temuai Datai

Tari Ajat Temuai Datai diangkat dari bahasa Dayak Mualang yang maknanya adalah tari yang dilakukan untuk menyambut tamu yang datang atau tamu agung diagungkan. Proses penyambutan ini melalui empat babak sebagai berikut.

a. Ngiring Temuai

Ngiring Temuai adalah proses pengiringan tamu ataupun pemaduan tamu sampai ke depan Rumah Panjai rumah panggung yang panjang. Proses ngiring temuai ini dilakukan dengan cara menari dan tarian ini dinamakan tari Ajat penyambutan. Kemudian, kepala suku mengunsai beras kuning menghamburkan beras yang dicampur kunirberas kuning dan membacakan pesan atau mantera sebagai syarat mengundang Senggalang Burong, yaitu burung keramat yang menyampaikan pesan kepada Petara Tuhannya.

b. Mancung Buloh

Mancung Buloh bermakna menebaskan mandau atau parang guna memutuskan bambu. Bambu sengaja dibentangkan menutupi jalan masuk ke rumah panjai dan para tamu harus menebaskan mandaunya untuk memutuskan bambu tersebut sebagai simbol bebas dari rintangan yang menghalangi perjalanan tamu itu.

c. Njak Batu

Njak Batu adalah proses menginjakkan tumit ketika menyentuh sebuah batu yang direndam di dalam air yang telah dipersiapkan. Njak Batu merupakan simbol kuatnya tekad dan tinginya martabat tamu itu sebagai seorang pahlawan yang disegani. Air pada rendaman batu tersebut diteteskan pada kepala tamu itu sebagai simbol keras dan kuatnya semangat dari batu itu untuk diteladani oleh pahlawan atau tamu yang disambut.

d. Tama’ Bilik

Tama’ Bilik bermakna memasuki rumah panjai. Ini merupakan pelajaran akhir dari proses penyambutan. Setelah melalui prosesi babak-babak tersebut, tamu diizinkan naik ke rumah panjang dengan maksud menyucikan diri dalam upacara yang disebut Mulai Burung mengembalikan semangat perang atau mengusir roh jahat.

8. Tari Gatotkaca

Tari Gatotkaca termasuk ke dalam jenis tari wayang. Gambaran dari tarian ini adalah kesan yang terungkap lewat bentuk tarian dari esensi peristiwa yang melatarbelakanginya. Akan tetapi, tidak dibawakan secara keseluruhan peristiwa, hanya peristiwa-peristiwa tertentu. Seperti tari Gatotkaca dengan tema ngalanglang nagara . Karakter tokoh dalam tarian ini monggawa lungguh dengan gerak-gerak sebagai berikut.