Pelajaran 13 Penggarapan dan Pertunjukan Seni 215
studi gerak dari kegiatan-kegiatan lain seperti jenis olah tubuh atau olahraga, serta berbagai macam pjakan yang dikembangkan secara pribadi.
Dalam catatan konsep garapan gerak tari ini, dapat menggambarkan secara umum apa alasan pemakaian pjakan itu, sehingga secara konseptual arti penting
pemakaian atau penemuan gerak dapat djelaskan. Catatan ini sangat penting karena konsep garapan gerak merupakan aspek yang paling utama dalam
koreograi. 2 Ruang Tari
Catatan konsep ruang tari harus dapat menjelaskan alasan ruang tari yang dipakai. Misalnya dengan stage prosenium, ruang bentuk pendopo, bentuk
arena, dan sebagainya. Penggunaan ruang tari jangan semata-mata hanya demi kepentingan penonton, misalnya stage prosenium karena penontonnya hanya dari
satu arah saja sehingga lebih mudah mengatasi, tetapi secara konseptual harus menyatu dengan isi atau makna garapan tari yang disajikan. Misalnya, mengapa
Wayang Wong lebih cocok dipentaskan di ruang pendopo, atau jenis garapan tarian rakyat seperti tari Jathilan lebih cocok jika dipentaskan di ruang arena terbuka
dengan penonton yang akrab, dan lain sebagainya. 3 Iringan Tari
Catatan konsep iringan tari harus mencakup alasan fungsi iringan dalam
tari. Seperti telah dijelaskan pada pelajaran sebelumnya, fungsi iringan
dapat dipahami sebagai iringan ritmis gerak tarinya sebagai ilustrasi suasana
pendukung tarinya, dan dapat terjadi kombinasi kedua fungsi itu menjadi
harmonis. Oleh karena iringan tari berhubungan dengan instrumen
musik yang dipakai, maka apabila terdapat pemakaian alat-alat musik yang khusus, cara pemakaian, dan perlakuan
terhadap penyusunan aransemennya dapat djelaskan dalam catatan ini.
4. Judul Tari
Judul biasanya berhubungan dengan tema tarinya. Pada umumnya, judul dipilih dengan sebutan atau kata-kata yang menarik. Kadangkala sebuah judul
sama sekali tidak berhubungan dengan tema dan mengundang pertanyaan, bahkan sering tidak jelas apa maksudnya, tetapi cukup menggelitik dan penuh sensasional.
Namun demikian, tentu dengan maksud-maksud tertentu, yang terpenting jangan sampai bertolakbelakang dengan tema tarinya.
Gambar 13.13
Iringan tari Sumber:
inside.bard.edu
216 Seni Tari untuk SMAMA
Kelas XII
5 Tema Tari
Tema tari dapat dipahami sebagai pokok permasalahan yang mengandung isi atau makna tertentu dari sebuah koreograi, baik bersifat literal maupun non-
literal. Apabila tema tari literal dengan pesan atau cerita khusus, tema merupakan esensi dari cerita yang dapat memberi makna cerita yang dibawakan. Misalnya
cerita Ramayana dangan tema kepahlawanan atau keberanian Hanoman. Tema itu diambil dari episode yang menggambarkan ketika Hanoman dengan gagah
berani diutus Rama pergi ke Alengka menyampaikan sesuatu dan pesan-pesan kepada Dewi Sinta. Akhirnya dengan gagah berani Hanoman dapat mengatasi
cobaan-cobaan sampai akhirnya harus dibakar, tetapi dapat terlepas dari bahaya itu, inti garapan dengan tema seperti itu, harus dapat memperlihatkan tokoh
Hanoman dengan menonjol. 6 Tipe, Jenis, dan Sifat Tari
Untuk mengklasiikasikan jenis tari atau garapan koreograi dapat dibedakan menjadi klasik tradisional, kerakyatan, modern atau kreasi baru, dan jenis-jenis
tarian etnis. Namun, istilah lain lebih spesiik lagi dari tipe tari atau koreograinya. Smith membedakan tipe tari menjadi tipe murni, studi, abstrak, liris, dramatik,
komik, dan tipe dramatari. Dari tipe-tipe itu dapat dibedakan sifatnya, misalnya tipe murni, studi dan abstrak lebih bersifat non-literal. Tipe murni dan studi
sifatnya lebih memandang kepentingan gerak itu sendiri. Tipe abstrak lebih menyajikan abstraksi kualitas esensi gerak, sedang tarian tipe liris lebih mengacu
pada gerak-gerak yang kualitasnya lembut atau memberi kesan suasana puitis. Tipe dramatik dan dramatari lebih bersifat literal dan tipe tari komik dapat bersifat
literal maupun non-literal. 7 Mode Penyajian
Mode atau cara penyajian koreograi pada hakikatnya dibedakan menjadi dua kutub ekstrim yang sangat berbeda, yaitu representasional dan simbolis.
Sajian yang sangat representatif, yaitu sajian yang mudah dikenal seperti bentuk- bentuk mime, sedangkan sajian simbolis sulit dikenali. Kombinasi pemahanan
dari dua cara penyajian itu biasanya disebut simbolis-representasional. Tari memang merupakan suatu sajian gerak-gerak simbolis, tetapi kadangkala sajian
itu terdiri atas simbol-simbol gerak jelas yang dapat diidentiikasikan artinya. Pada umumnya, satu sajian tari disajikan dengan kombinasi agar tidak membosankan,
yaitu simbolis-representasional. 8 Jumlah Penari dan Jenis Kelamin
Catatan jumlah penari dan jenis kelamin sangat penting dalam koreograi kelompok. Namun, dalam catatan ini harus dapat menjelaskan secara konseptual
alasan atau pertimbangan dalam penentuan jumlah penari, dengan bilangan gasal atau genap, serta dalam pemilihan jenis-jenis kelamin putra atau putri, bahkan
dapat pula menyampaikan konseptual postur tubuh penari-penari yang dipakai, misalnya gemuk, kurus, tinggi, pendek, kecil dan sebagainya.