Eksplorasi Seni Tari Kelas 11 Alien Wiriatunnisa Yulia Hendrilianti 2010

Pelajaran 13 Penggarapan dan Pertunjukan Seni 215 studi gerak dari kegiatan-kegiatan lain seperti jenis olah tubuh atau olahraga, serta berbagai macam pjakan yang dikembangkan secara pribadi. Dalam catatan konsep garapan gerak tari ini, dapat menggambarkan secara umum apa alasan pemakaian pjakan itu, sehingga secara konseptual arti penting pemakaian atau penemuan gerak dapat djelaskan. Catatan ini sangat penting karena konsep garapan gerak merupakan aspek yang paling utama dalam koreograi. 2 Ruang Tari Catatan konsep ruang tari harus dapat menjelaskan alasan ruang tari yang dipakai. Misalnya dengan stage prosenium, ruang bentuk pendopo, bentuk arena, dan sebagainya. Penggunaan ruang tari jangan semata-mata hanya demi kepentingan penonton, misalnya stage prosenium karena penontonnya hanya dari satu arah saja sehingga lebih mudah mengatasi, tetapi secara konseptual harus menyatu dengan isi atau makna garapan tari yang disajikan. Misalnya, mengapa Wayang Wong lebih cocok dipentaskan di ruang pendopo, atau jenis garapan tarian rakyat seperti tari Jathilan lebih cocok jika dipentaskan di ruang arena terbuka dengan penonton yang akrab, dan lain sebagainya. 3 Iringan Tari Catatan konsep iringan tari harus mencakup alasan fungsi iringan dalam tari. Seperti telah dijelaskan pada pelajaran sebelumnya, fungsi iringan dapat dipahami sebagai iringan ritmis gerak tarinya sebagai ilustrasi suasana pendukung tarinya, dan dapat terjadi kombinasi kedua fungsi itu menjadi harmonis. Oleh karena iringan tari berhubungan dengan instrumen musik yang dipakai, maka apabila terdapat pemakaian alat-alat musik yang khusus, cara pemakaian, dan perlakuan terhadap penyusunan aransemennya dapat djelaskan dalam catatan ini.

4. Judul Tari

Judul biasanya berhubungan dengan tema tarinya. Pada umumnya, judul dipilih dengan sebutan atau kata-kata yang menarik. Kadangkala sebuah judul sama sekali tidak berhubungan dengan tema dan mengundang pertanyaan, bahkan sering tidak jelas apa maksudnya, tetapi cukup menggelitik dan penuh sensasional. Namun demikian, tentu dengan maksud-maksud tertentu, yang terpenting jangan sampai bertolakbelakang dengan tema tarinya. Gambar 13.13 Iringan tari Sumber: inside.bard.edu 216 Seni Tari untuk SMAMA Kelas XII 5 Tema Tari Tema tari dapat dipahami sebagai pokok permasalahan yang mengandung isi atau makna tertentu dari sebuah koreograi, baik bersifat literal maupun non- literal. Apabila tema tari literal dengan pesan atau cerita khusus, tema merupakan esensi dari cerita yang dapat memberi makna cerita yang dibawakan. Misalnya cerita Ramayana dangan tema kepahlawanan atau keberanian Hanoman. Tema itu diambil dari episode yang menggambarkan ketika Hanoman dengan gagah berani diutus Rama pergi ke Alengka menyampaikan sesuatu dan pesan-pesan kepada Dewi Sinta. Akhirnya dengan gagah berani Hanoman dapat mengatasi cobaan-cobaan sampai akhirnya harus dibakar, tetapi dapat terlepas dari bahaya itu, inti garapan dengan tema seperti itu, harus dapat memperlihatkan tokoh Hanoman dengan menonjol. 6 Tipe, Jenis, dan Sifat Tari Untuk mengklasiikasikan jenis tari atau garapan koreograi dapat dibedakan menjadi klasik tradisional, kerakyatan, modern atau kreasi baru, dan jenis-jenis tarian etnis. Namun, istilah lain lebih spesiik lagi dari tipe tari atau koreograinya. Smith membedakan tipe tari menjadi tipe murni, studi, abstrak, liris, dramatik, komik, dan tipe dramatari. Dari tipe-tipe itu dapat dibedakan sifatnya, misalnya tipe murni, studi dan abstrak lebih bersifat non-literal. Tipe murni dan studi sifatnya lebih memandang kepentingan gerak itu sendiri. Tipe abstrak lebih menyajikan abstraksi kualitas esensi gerak, sedang tarian tipe liris lebih mengacu pada gerak-gerak yang kualitasnya lembut atau memberi kesan suasana puitis. Tipe dramatik dan dramatari lebih bersifat literal dan tipe tari komik dapat bersifat literal maupun non-literal. 7 Mode Penyajian Mode atau cara penyajian koreograi pada hakikatnya dibedakan menjadi dua kutub ekstrim yang sangat berbeda, yaitu representasional dan simbolis. Sajian yang sangat representatif, yaitu sajian yang mudah dikenal seperti bentuk- bentuk mime, sedangkan sajian simbolis sulit dikenali. Kombinasi pemahanan dari dua cara penyajian itu biasanya disebut simbolis-representasional. Tari memang merupakan suatu sajian gerak-gerak simbolis, tetapi kadangkala sajian itu terdiri atas simbol-simbol gerak jelas yang dapat diidentiikasikan artinya. Pada umumnya, satu sajian tari disajikan dengan kombinasi agar tidak membosankan, yaitu simbolis-representasional. 8 Jumlah Penari dan Jenis Kelamin Catatan jumlah penari dan jenis kelamin sangat penting dalam koreograi kelompok. Namun, dalam catatan ini harus dapat menjelaskan secara konseptual alasan atau pertimbangan dalam penentuan jumlah penari, dengan bilangan gasal atau genap, serta dalam pemilihan jenis-jenis kelamin putra atau putri, bahkan dapat pula menyampaikan konseptual postur tubuh penari-penari yang dipakai, misalnya gemuk, kurus, tinggi, pendek, kecil dan sebagainya.