Bab 4 – Etnografi Indonesia
95
Suku bangsa Batak juga memiliki banyak ragam pakaian pengantin yang indah. Pada suku bangsa Batak Mandailing, pengantin
prianya memakai baju teluk belanga dan kain sarung disuji, penutup kepalanya memakai semacam songkok. Pakaian pengantin ini
terpengaruh oleh daerah Minangkabau. Pakaian pengantin wanitanya ialah baju kurung dan berkain suji. Pada bahunya tersandang ulos
bintang maratur, ulos ragi hotang, ulos bolean, ulos namarjungkit, dan masih banyak lagi. Penutup kepalanya memakai mahkota yang disebut
bulang dengan dihias kembang goyang yang disebut jagar-jagar. Perhiasan yang dipakai berupa kalung susun yang disebut gajah meong
dan seperangkat gelang di tangan.
c Seni Tari dan Alat Musik Tradisional
Tarian Batak yang dikenal dengan tortor sangat banyak ragam dan variasinya. Tarian ini dibawakan baik oleh pria maupun wanita
dan diiringi oleh seperangkat alat musik. Alat musik yang mengiringi tarian tersebut adalah agung 4 buah, taganing 6 buah, 5 kecil, dan 1
besar, sarune, yaitu sejenis alat tiup 1 atau 2 buah, dan gesek.
d Sistem Politik
Secara umum, kepemimpinan pada masyarakat Batak terbagi dalam tiga bidang, yaitu kepemimpinan adat, pemerintahan, dan agama.
Kepemimpinan dalam bidang adat meliputi persoalan perkawinan, perceraian, kematian, warisan, penyelesaian perselisihan, kelahiran
anak, dan sebagainya. Kepemimpinan di bidang adat tidak berada dalam tangan seorang tokoh, tetapi merupakan suatu musyawarah
dari sungkep sitelu.
Kepemimpinan di bidang pemerintahan dipegang oleh salah seorang dari keturunan tertua merga taneh, kepala huta disebut
panghulu, kepala urung disebut raja urung dan sibayak untuk bagian kerajaan. Kedudukan tersebut merupakan jabatan turun-
temurun dan yang berhak memegangnya adalah anak laki-laki tertua situa atau bungsu sinuda. Anak-anak yang lain sitengah tidak
mempunyai hak menjadi pemimpin. Selain menjalankan pemerintahan, mereka juga menjalankan tugas peradilan, yaitu panghulu mengetuai
sidang di bale huta dan raja urung. Pengadilan tertinggi adalah bale raja berompat yang merupakan sidang dari kelima sibayak yang ada
di tanah Karo.
Masyarakat Karo tidak mengenal pimpinan keagamaan asli karena konsepsi tentang kekuatan gaib dan kepercayaan lain tidak
seragam. Namun, pada suku bangsa Batak yang menganut agama Islam, tokoh dalam agama Islam para mualim sangat besar peranan
dan pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat. Jabatan ini tidak turun- temurun, seperti dukun guru sibaso yang menjadi dukun karena
pengalaman tertentu. Demikian pula pemilihan pendeta dan ulama, mereka dipilih karena pengetahuan agama, pengabdian, dan
keteladanannya.
Antropologi SMA Kelas XII
96
DISKUSI SISWA
Kecakapan Sosial Diskusikan dengan teman-teman Anda sistem religi dan kepercayaan
masyarakat Batak Laporkan hasilnya kepada guru kalian
2. Kebudayaan Minangkabau
Daerah Minangkabau meliputi wilayah seluas Propinsi Sumatra Barat. Secara tradisional, daerah darat dianggap sebagai asal kebudayaan
Minangkabau. Daerah darat tersebut terdiri atas tiga luhak atau kabupaten, yaitu kabupaten Tanah Datar, Agam, dan Lima Puluh Kota.
a. Sistem Religi dan Kepercayaan
Masyarakat Minangkabau merupakan penganut agama Islam yang taat. Seluruh kehidupan masyarakatnya sangat dipengaruhi oleh
sendi-sendi agama Islam. Mereka boleh dikatakan tidak mengenal unsur-unsur kepercayaan lain, kecuali apa yang diajarkan oleh Islam.
Upacara-upacara adalah kegiatan ibadah yang berkaitan dengan shalat hari raya Idul Fitri, hari raya Kurban, dan bulan Ramadan puasa.
Di samping itu, upacara-upacara lainnya adalah upacara tabuik, upacara khitan, upacara kekah aqiqah, dan upacara khatam Alquran.
Agama dan adat masyarakat Minangkabau hubungannya erat, seperti dikatakan oleh orang Minangkabau “Adat bersandi syarak,
syarak bersandi kitabullah.” Di beberapa tempat masih terdapat surau- surau yang digunakan sebagai sekolah agama dalam bentuk dan
kegiatan yang sama dengan pesantren di Jawa. Pelajaran agama dan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan oleh seorang
tuanku atau syeikh yang sama dengan kyai di Jawa.
b. Sistem Kekerabatan
Garis keturunan yang dianut masyarakat Minangkabau adalah garis keturunan matrilineal, yaitu seorang anak akan masuk keluarga
ibu, bukan keluarga ayah. Seorang ayah berada di luar keluarga anak dan istrinya. Keluarga batih pada masyarakat Minangkabau bukan
merupakan kesatuan yang mutlak.
Kesatuan keluarga dalam masyarakat Minangkabau terdiri atas tiga macam kesatuan kekerabatan, yaitu paruik, kampuang, dan
suku. Kepentingan suatu keluarga diurus oleh laki-laki dewasa dari keluarga tersebut yang bertindak sebagai ninik mamak. Suku dalam
sistem kekerabatan Minangkabau menyerupai suatu klen matrilineal, dan jodoh harus dipilih dari luar suku. Dalam adat, diharapkan adanya
perkawinan dengan anak perempuan mamaknya atau anak perempuan saudara perempuan ayahnya.
Bab 4 – Etnografi Indonesia
97
Masyarakat Minangkabau tidak mengenal mas kawin, tetapi mengenal uang jemputan, yaitu pemberian sejumlah uang dan barang
kepada keluarga mempelai laki-laki. Sesudah upacara perkawinan di rumah pengantin perempuan, suami tinggal di rumah istri. Bagi
masyarakat Minangkabau tidak ada larangan mempunyai lebih dari satu istri, terutama bagi seseorang yang memiliki kedudukan sosial
tertentu.
TUGAS SISWA
Berpikir Kritis 1. Sebutkan kesatuan teritorial yang terpenting di Minangkabau
2. Deskripsikan unsur-unsur pengelola kesatuan teritorial tersebut Kumpulkan haslinya kepada guru kalian
c. Sistem Kesenian
Dalam sistem kesenian, kita akan membahas rumah adat, pakaian adat, seni tari, dan alat musik tradisional.
1 Rumah Adat
Rumah adat Minangkabau didirikan di atas panggung dan bentuknya memanjang. Sebuah rumah adat biasanya memiliki tiga didiah. Didiah
pertama digunakan sebagai ruang tidur biliak, didiah kedua merupakan bagian yang terbuka tempat menerima tamu atau mengadakan pesta, dan
didiah ketiga disediakan untuk tamu.
Gambar 4.1 Rumah Adat Masyarakat Minangkabau
Sumber: www.asiastudy.com